-- 
j.gedearka <j.gedea...@upcmail.nl>


https://www.antaranews.com/berita/1415979/kandidat-obat-corona-hydroxychloroquine-diuji-klinis-pada-manusia


Kandidat obat corona, "hydroxychloroquine" diuji klinis pada manusia

Sabtu, 11 April 2020 08:47 WIB

Tabung tablet hidroksi klorokuin sulfat, dalam evaluasi untuk pengobatan 
COVID-19. Denmark, (22/3/2020). ANTARA/Shutterstocks.
Jakarta (ANTARA) - Kandidat obat untuk pasien virus corona baru atau COVID-19, 
hydroxychloroquine diuji klinis pada manusia pada pekan ini, menurut National 
Institute of Health (NIH) di Amerika Serikat.

NIH, seperti dilansir Medical Daily, mengatakan uji klinis hydroxychloroquine 
dimulai dengan melibatkan peserta yang terdaftar di Vanderbilt University 
Medical Center di Nashville, Tennessee, Amerika Serikat.

Sekitar 500 orang dewasa yang saat ini dirawat di rumah sakit dengan COVID-19 
atau di unit gawat darurat juga menjadi partisipan uji klinis.

Baca juga: Perusahaan obat andalkan sistem order digital saat pandemi COVID-19

Baca juga: 74 negara terlibat dalam upaya menemukan obat COVID-19

Selama uji coba, beberapa pasien akan diobati dengan hydroxychloroquine 
sementara yang lain tidak. Namun, semua peserta dalam penelitian ini akan 
menerima perawatan klinis sesuai indikasi untuk kondisi mereka.

Hydroxychloroquine disebut-sebut berpotensi menjadi obat untuk COVID-19 tetapi 
efektivitasnya masih menjadi perdebatan para ahli kesehatan. Beberapa ahli 
memperingatkan masih terlalu dini untuk memutuskan obat malaria ini pilihan 
yang manjur untuk pasien COVID-19.

Studi pendahuluan menunjukkan obat ini melindungi sel-sel dari virus. Percobaan 
klinis pada manusia dilakukan untuk mengevaluasi keamanan dan efektivitasnya 
dalam merawat pasien virus corona.

“Obat ini telah menunjukkan aktivitas antivirus, kemampuan untuk memodifikasi 
aktivitas sistem kekebalan tubuh, dan memiliki profil keamanan pada dosis yang 
sesuai, yang mengarah pada hipotesis obat ini juga berguna dalam pengobatan 
COVID-19,” kata pihak NIH.

Meskipun begitu, hydroxychloroquine bukannya tanpa risiko karena penggunaan 
jangka pendek pun dapat menyebabkan aritmia jantung, kejang, reaksi 
dermatologis dan hipoglikemia.

“Hydroxychloroquine menjanjikan dalam pengaturan laboratorium terhadap 
SARS-CoV-2 dan laporan awal menunjukkan potensi kemanjuran. Namun, kami 
benar-benar membutuhkan data uji klinis untuk menentukan apakah 
hydroxychloroquine efektif dan aman dalam mengobati COVID-19," kata direktur 
Penyakit Paru di National Heart, Lung and Blood Institute (NHLBI), James P. 
Kiley.

Baca juga: Krisis obat virus corona ancam Uni Eropa

Baca juga: India izinkan ekspor obat anti-malaria setelah Trump ajukan 
permintaan

Baca juga: Peneliti Monash University temukan obat potensial lawan COVID-19

Penerjemah: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
COPYRIGHT © ANTARA 2020





Kirim email ke