-- 
j.gedearka <j.gedea...@upcmail.nl>


https://mediaindonesia.com/read/detail/305034-negara-barat-ragukan-kejujuran-tiongkok-soal-pandemi-covid-19



Jumat 17 April 2020, 20:43 WIB

Negara Barat Ragukan Kejujuran Tiongkok Soal Pandemi Covid-19

Deri Dahuri | Internasional
 
Negara Barat Ragukan Kejujuran Tiongkok Soal Pandemi Covid-19

AFP/File / Hector RETAMAL
Foto suasana warga Wuhan yang hendak memeriksakan diri di Rumah Sakit Palang 
Merah, Wuhan, pada Januari 2020 lalu.
 

PEMERINTAH Wuhan sebagai kota ground-zero atau titik awal munculnya epidemi 
virus korona mengatakan kepada media sosial Jumat (17/4) bahwa pihaknya telah 
melakukan kesalahan dalam menghitung jumlah korban yang meninggal.

Tak hanya itu, tiba-tiba Wuhan menaikkan jumlah korban yang meninggal hingga 
50%. Masyarakat internasional pun bereaksi dan meragukan pemerintah Tiongkok 
soal transparansi terkait epidemi virus korona novel baru atau Covid-19.     

Amerika Serikat (AS) langsung melontarkan tuduhan dan mempertanyakan 
transparansi Tiongkok soal penanganan pandemi Covid-19.  Padahal ‘Negeri Tirai 
Bambu’ telah memberi informasi kepada dunia sejak virus korona muncul di Wuhan 
pada Desember 2019.

Pada awalnya otoritas Wuhan berupaya menutupi wabah virus korona. Bahkan 
seorang dokter mata yang telah memberi peringatan tentang virus yang membuat 
penyakit pneumonia mematikan secara online  justru ditangkap dan dipenjarakan.

Baca juga : Kematian Akibat Covid-19 di AS Meningkat Lebih dari 32.000

Seiring berjalannya waktu, korban meninggal pun terus bertambah. Namun sejumlah 
pertanyaan muncul terkait metode  menghitung kasus dan korban meninggal yang 
dilakukan pemerintah Tiongkok yang kerap berubah-ubah saat wabah mengalami 
peningkatan pesat.

Tetapi akhirnya, Pusat Pengendalian Epidemi Wuhan mengoreksi jumlah korban 
meninggal akibat Covid-19 yang di-posting media sosial pada Jumat (17/4). 
Otoritas Wuhan menambah jumlah korban meninggal sebanyak 1.290 orang. 
Sebagaimana diketahui bahwa Wuhan adalah episentrum pandemi di wilayah 
Tiongkok.   

Dengan penambahan jumlah korban meninggal akibat Covid-19, total korban 
meninggal yang disebabkan virus korona tipe baru di Wuhan menjadi 3.869 orang. 
Namun penambahan kasus orang yang positif terinfeksi hanya 352 kasus sehingga 
total kasus Covid-19 di Kota Wuhan menjadi 50.333 kasus.

Penambahan jumlah korban meninggal akibat Covid-19 telah meningkatkan angka 
kematian secara nasional di seluruh Tiongkok menjadi 39%. Jumlah total korban 
yang meninggal di Tiongkok berubah menjadi 4.632 orang.

Kendati begitu, korban resmi di Tiongkok dengan populasi 1,4 miliar jiwa masih 
jauh di bawah jumlah kematian di negara-negara yang jauh lebih kecil seperti 
Italia dan Spanyol.

Tiongkok pun terus mendapat tekanan dari negara-negara Barat. Bahkan Amerika 
Serikat (AS) semakin meragukan soal transparansi Tiongkok dalam jumlah kasus 
dan kematian akibat Covid-19. Bahkan sejumlah ilmuwan AS menduga bahwa virus 
korona yang mudah menginfeksi dan mematikan lebih dari 130 ribu orang di dunia 
berasal dari sebuah laboratorium penelitian di Wuhan.  

Namun sejumlah ilmuwan Tiongkok mengatakan bahwa virus korona tipe baru pertama 
kali muncul  di sebuah pasar ikan yang juga dijual satwa liar yang biasa 
dikonsumsi warga Wuhan.   

"Kita harus mengajukan pertanyaan-pertanyaan sulit tentang bagaimana itu 
terjadi dan bagaimana itu tidak bisa dihentikan sebelumnya," kata Menteri Luar 
Negeri Inggris Dominic Raab, Kamis (16/4).

Kepada Financial Times, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan sangat 
"naif" jika berpikir Tiongkok telah menangani pandemi Covid-19  dengan baik. 
Macron menegaskan, "Jelas ada hal-hal yang terjadi yang tidak kita ketahui."

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Zhao Lijian mengakui bahwa 
penyebaran virus yang cepat telah berkontribusi pada penghitungan tidak tepat. 
Tetapi Zhao menegaskan,"Tidak pernah ada yang disembunyikan, dan kami tidak 
akan pernah membiarkan penyembunyian apa pun." (AFP/OL-09)







Reply via email to