Lusi: Metode berfikir Erizeli Jely Bandaro tidak dialektis maka itu

argumentasi dan kesimpulannya salah. Pemerintah itu bukan wakil

kebenaran dalam proses pertikaian politik di negeri ini.

 

Nesare: bung membacanya kurang teliti. Diawal tulisannya Erizeli Bandaro sudah 
menulis: “Saya katakan oposisi jahat tentu ada pula oposisi baik. Yang saya 
bicarakan sekarang ini oposisi jahat.”

Erizeli sedang berargumen ttg oposisi jahat. Dia jelas pro Jokowi. Sangat jelas 
dalam argumennya yg ngomongin: current account, lockdown, global bond dll.

 

Dimana letak tidak dialektis nya itu?

 

Nesare

 

 

 

From: GELORA45@yahoogroups.com <GELORA45@yahoogroups.com> 
Sent: Saturday, May 2, 2020 4:14 AM
To: Al Faqir Ilmi alfaqiri...@yahoo.com [nasional-list] 
<nasional-l...@yahoogroups.com>; nasional-l...@yahoogroups.com; 
GELORA45@yahoogroups.com; Chalik Hamid chalik.ha...@yahoo.co.id [nasional-list] 
<nasional-l...@yahoogroups.com>
Subject: [GELORA45] Re: [nasional-list] Oposisi jahat

 

  

Metode berfikir Erizeli Jely Bandaro tidak dialektis maka itu
argumentasi dan kesimpulannya salah. Pemerintah itu bukan wakil
kebenaran dalam proses pertikaian politik di negeri ini. Pikiran yang
dianut Erizeli itu termasuk aliran absolutisme yang berdominasi sebelum
Revolusi Perancis.

Am Sat, 2 May 2020 01:41:46 +0000 (UTC)
schrieb "Al Faqir Ilmi alfaqiri...@yahoo.com <mailto:alfaqiri...@yahoo.com>  
[nasional-list]"
<nasional-l...@yahoogroups.com <mailto:nasional-l...@yahoogroups.com> >:

> Oposisi jahat
> by Erizeli Jely Bandaro
> Saya katakan oposisi jahat tentu ada pula oposisi baik. Yang saya
> bicarakan sekarang ini oposisi jahat. Mengapa saya katakan jahat,
> karena target mereka menciptakan distrust terhadap pemerintah dengan
> tujuan rezim jatuh untuk digantikan dengan sistem lain, yang sesuai
> maunya mereka. Sekali lagi saya katakan jahat, karena mereka tanpa
> solusi konkrit. Kalau ditanya mengapa  kritik tanpa solusi ?
> jawabnya, tugas kami kritik, bukan sulusi. Solusi itu ada pemerintah.
> Kan jahat sekali. Bagaimana orang bebas mengkritik tampa memberikan
> solusi. Itu sama dengan teman anda datang, mengkritik bertubi tubi
> tanpa memberikan solusi. Saya yakin, anda akan meninggalkan teman
> itu. Perhatikan, mereka tahu bahwa ketika masuk bulan januari 2020,
> Defisit Current Account kita melebar. Masuk februari terus melebar.
>  Oposisi jahat itu menekan pemerintah melakukan lockdown.  Abas
> setiap hari kopres menciptkan kepanikan dan harus lockdown. Mereka
> yakin kalau lockdown di lakukan seperti Wuhan China, Ekonomi
> Indonesia langsung collapse karena di tengah defisit harus kasih
> makan se indonesia dan pada waktu bersamaan ekonomi shutdown. Tetapi
> ketika pemerintah menolak lockdown, mereka teriak bahwa Indonesia
> bangkrut, engga ada duit, makanya menolak Lockdown. Tujuannya adalah
> menciptakan distrust terhadap pemerintah. Hasilnya ? rupiah jatuh
> melewati ambang batas psikologis. Tentu mereka berharap rupiah terus
> jatuh, dan peristiwa 1998 terjadi lagi. Tetapi ketika Jokowi
> mengeluarkan PP PSBB dan sehari setelah itu mengeluarkan PERPPU
> 01/2020, sebagai paket stimulus ekonomi secara menyeluruh dan
> bergerak cepat meyerahkan PEPRPU itu ke DPR, langsung respon pasar
> berbalik posiitif. Pada waktu bersamaan The Fed menjadikan indonesia
> sebagai mitra dalam program stimulus mata uang dollar lewat REPOline.
> Seminggu setelah itu trend rupiah menguat karena Indonesia berhasil
> menerbitkan Global Bond di bursa Singapore dan Frankfurt. Artinya,
> indonesia sudah mengantisipasi penurunan penerimaan valas lewat
> financing scheme. Welldone. Tapi apakah oposisi jahat itu diam?
> tidak. Mereka tahu bahwa stimulus ekonomi itu tidak akan efektif bila
> tidak dibarengi dengan economy adjustment. Pemerintah sudah
> persiapkan jauh sebelunya yaitu UU Cipta Kerja atau Omnibus law.
> Mereka mengerahkan buruh dan LSM untuk demo akbar dengan tujuan
> membatalkan Omnibus Law. Sehingga yakin pemerintah tidak punya ruang
> untuk menyiapkan landasan kokoh atas program stimulus. Artinya walau
> moneter selamat, namun dalam jangka panjang Indoensia terancam akibat
> lemahnya struktur sektor real. Apalagi mereka mengkritik hutang, dan
> menyarankan agar Indonesia cetak uang. Tujuannya agar terjadi
> distrust terhadap sistem ekonomi kita. Karena pemerntah sedang
> terpojok mengatasi COVID-19, maka terpaksa DPR menunda pembahasan
> Omnibus law sampai COVID-19 selesai diatasi. Di tengah ketidakpastian
>  economy adjustment itu, mereka kini menciptakan provokasi anti TKA
> China. Mengapa? mereka tahu satu satunya negara yang masih konsisten
> berinvestasi di tengah krisis adalah China. Dan Investasi ini
> berkaitan dengan keunggulan daya saing ekonomi Indonesia sebagai
> penghasil bateray terbesar di dunia lewat tambang nikel di Sulawesi.
> Pasar tahu bahwa kekuatan masa depa ekonomi setelah era MIGAS adalah
> Baterai dan bahan baku berupa nikel kita paling banyak di dunia ini.
> Mereka tidak mau Ekonomi Indonesia tumbuh. Mengapa ? Kareka mereka
> sadar, kekuatan politik Jokowi ada pada Ekonomi. Maka apapun mereka
> lakukan agar ekonomi kita jatuh, dan terutama disaat krisis dan
> pandemi ini.  LIhatlah bagaimana mereka bicara di MK, delik hukum
> PERPPU 01/2020 tidak memenuhi unsur negara dalam keadaan genting dan
> karenanya harus dibatalkan. Usir TKA China, dan besok kalau Jokowi
> tetap mengizinkan, mereka akan memprovokasi rezim ini pro PKI, dengan
> tujuan memancing emosi umat islam marah. Agar chaos 65 terjadi lagi.
> Mereka sudah siap dengan lembing untuk menyembelih.  Jahat engga ?
> 
> Dikirim dari Yahoo Mail untuk iPhone



Kirim email ke