Yang salah bung berhutang! Tapi bangsa ini TIDAK BISA menggunakan HUTANG sebaik-baiknya untuk perbaiki NASIB Bangsanya sendiri, ... HUTANG yang didapat TIDAK digunakan untuk membangun dasar ekonomi sebaik-baiknya, agar bisa BERDIKARI, tapi, HUTANG itu digunakian sementara pejabat untuk berfoya-foya, pelihara istri-muda, ... membiarkan rakyat banyak tetap melarat!

Jonathan Goeij jonathango...@yahoo.com [GELORA45] 於 2020/8/1 下午 12:01 寫道:
berdaulat untuk berutang

On Friday, July 31, 2020, 12:52:44 PM PDT, Sunny ambon ilmeseng...@gmail.com [GELORA45] <gelora45@yahoogroups.com> wrote:





Rezim Soeharto komparador, rezim Jokowi tidak ada bedanya.

On Fri, Jul 31, 2020 at 8:48 PM 'Lusi D.' lus...@rantar.de <mailto:lus...@rantar.de> [GELORA45] <GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com>> wrote:

    Prof Sri Edi Swasono: Dulu Merdeka Untuk Berdaulat, Sekarang
    Kedaulatan Justru Dijual Dengan Berutang Ke Asing

    Admin @idntodayco - Juli 31, 2020

    https://www.idntoday.co/2020/07/prof-sri-edi-swasono-dulu-merdeka-untuk.html

    IDNTODAY.CO <http://IDNTODAY.CO> - Indonesia saat ini sudah tidak
    mandiri lantaran selalu
    bergantung pada luar negeri. Namun sayangnya, pemerintah seolah tak
    sadar bahayannya bila ketergantungan terhadap utang luar negeri.

    Begitu kata Gurubesar Ekonomi Universitas Indonesia, Prof Sri Edi
    Swasono saat menjadi narasumber di Bravos Radio Indonesia.

    "Kebesaran ekonomi kita bukan kebesaran ekonomi kemandirian. Dulu kita
    merdeka itu untuk mandiri, untuk berdaulat. Kita sekarang menjuali
    kedaulatan, tidak mandiri, sembarangan utang, utangnya kebanyakan.
    Enggak peduli utang lagi, utang lagi, utang lagi," ujar Prof Sri Edi
    Swasono dikutip Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (31/7).

    Melihat kecenderungan pemerintah yang rajin berutang, ia pun ragu
    bahwa
    pemerintah sebenarnya tak sadar dengan bahaya bila terus-terusan
    berutang ke luar negeri.

    "Bahayanya pembangunan kolaps, banyak orang meramalkan bahwa kita
    tidak
    bisa membayar utang. Utang tidak akan terbayar, (imbasnya) membebani
    generasi mendatang. Padahal tempo hari kita bersyukur Pak Mahathir
    waktu jadi Perdana Menteri (Malaysia) sempat mengingatkan kita,
    hati-hati dengan utang dari China, karena ini adalah jebakan utang,"
    jelas Prof Sri Edi.

    Pemerintah, kata dia, harusnya segera berbenah dengan merombak
    pembangunan dalam negeri berdasarkan kemandirian serta kesadaran
    kedaulatan nasional, termasuk meningkatkan kewaspadaan.

    "Bagaimana orang-orang keturunan asing, semua WNI keturunan asing tak
    cuma China saja, juga yang Arab, juga yang India, juga yang lain-lain,
    itu lahir di sini, besar di sini, menikmati hidup di sini. Mbok ya
    mencintai Ibu Pertiwi ini. Jangan hatinya kepada negara leluhur
    masing-masing, cintalah pada Ibu Pertiwi," terang Prof Sri Edi.

    Hal tersebut ditekankan karena ia merasa nasionalisme dan pembangunan
    karakter bangsa sendiri masih amburadul dan semrawut selama hampir 75
    tahun merdeka.

    "Jadi sesungguhnya siapa yang gagal? Barangkali yang gagal sistem
    pendidikan kita, tidak membentuk nation building and character
    building
    dengan baik," pungkasnya. (Rmol)




Kirim email ke