Gadis-gadis dan perempuan muda korban pelecehan-online

Sepuluh hari yang lalu saya membaca tulisan Kalis Mardiasih berjudul
"Panggung Politik Perempuan Melawan Pelecehan Seksual" - detikNews 25092020

Hari ini muncul berita bahwa ada sekitar separo lebih, 58%, gadis-gadis,
perempuan muda seluruh dunia berumur antara 15 - 25 tahun mengalami
pelecehan-online ( online intimidatie ). Ini adalah hasil penelitian
organisasi Plan International yang dilakukan oleh 32 negara antara lain
Amerika Serikat, Australia, Belanda, Benin, Brazilia, India, Indonesia,
Sudan.

Pelecehan-online didapat lewat sebagian besar Facebook (39%), disusul
Instagram(23% ), WhatsApp, Snapchat dan Twitter. Pelecahan berisikan dari
merendahkan, menghina perempuan sampai ancaman pemerkosaan (37%) ; berlanjut
lebih meluas dan beranjak ketingkat semakin serius ketika perempuan
berbicara  mengenai masalah-masalah  feminisme, hak-hak perempuan dan
politik.

Hampir dari separo responden-korban mengatakan bahwa mereka diserang karena
mengemukakan pendapat. Satu kutipan seperti:

,,Saya sering menghadapi pelecehan-online, dan itu membuat saya tidak aman.
Karena setiap kali apapun yang saya lakukan di media sosial, orang-orang
terus berkomentar. Saya hanya merasa tidak  bisa mengekspresikan diri dengan
bebas"- gadis 19 tahun dari Indonesia

Dalam masa pandemie dan lockdown ini, 700 juta anak perempuan tidak dapat ke
sekolah dan menghabiskan lebih banyak waktu daripada sebelumnya pada
internet. Anak perempuan korban pelecehan-online merasa terancam dan
akibatnya mereka tidak berani berbicara, percaya diri menjadi mundur,
stress, sampai-sampai 8% dari pengguna internet sama sekali berhenti
menggunakan platform sosial tempat mereka diintimidasi. ,,Pelecehan-online
membungkam anak perempuan seluruh dunia; yang sebenarnya justru internet itu
banyak menawarkan kesempatan bagi gadis-gadis dan perempuan muda untuk
bersuara", kata Garance Reus-Deelder, direkteur dari Plan Internasional
Nederland.

Plan Internasional berseru agar perusahaan media sosial menanggapi
pelecehan-online dengan serius.

Isi acak.

Salam sehat, 

Titiek Maslam

 

 

 

Kirim email ke