Kemajuan teknologi memang luar biasa dan memudahkan.
Tetapi kalau tidak ada pekerjaan, tidak ada uang, tidak
dapat menikmati kemudahan itu. Saya kira mungkin toch
seperti pajak kekayaan perlu diterapkan, dan juga pajak
warisan. Yang seperti ini bisa digunakan negara untuk
mendirikan perusahaan negara atau jadi modal penyerta
di perusahaan swasta. Ataukah suatu saat kalau negara
banyak uangnya, perusahaan besar2 harus beberapa
procent sahamnya dijual ke negara. Ini keuntungannya
untuk membiayai pendidikan, pengentasan kemiskinan
/ketinggalan, mengatasi wabah, bencana, perawatan
kesehatan dll.
Pembatasan modal sampai 20% saja, ada banyak PT yang
justru dengan 20% itu cukup menguasai mayoritas suara dalam
mengambil keputusan, kalau sisanya dikuasai banyak oleh
jutaan banyak orang dengan saham kecil2, yang misalnya
tidak boleh lebih dari beberapa promil saja.
Buat suatu perusahaan besar, lebih menguntungkan pakai
uang yang dimasukkan pemegang saham dari pada pinjam
uang di Bank?
Lha, lalu mau dikemanakan hasil penjualan 80% modal pemilik
swasta itu ?
Harus ditanam di perusahaan2 lain? Boleh maximum berapa
% sahamnya di perusahaan lain ? Atau hanya boleh kecil sekali?
Saya ingat dalam sejarah Tiongkok banyak pemberontakan dari
kaum feodal yang tadinya berjasa pada kerajaan, diberi tanah,
boleh menguasai sebagian pajak, dan sebagian disetor ke
kerajaan, dan kekuasaannya dan daerahnya diwariskan ke putra
tertua, yang kemudian dapat memiliki tentara dan finans yang kuat.
Han Wudi mengubah sistim ini. Semua anak harus dapat jumlah
warisan yang sama. Jadi kekuasaan dan kekayaan di generasi
berikutnya terpecah ke beberapa saudara. Juga di generasi
berikutnya. Kalau ada yang berontak, dihukum mati, dan tanahnya
balik ke pemerintah pusat. Han Wudi kemudian mengangkat gubernur
dan jenderal yang dibayar gaji oleh negara, tetapi tidak boleh menguasai
tanah. Ya, tetap saja ada yang nakal, beli borong tanah milik petani miskin,
jadi tuan tanah dan penguasa.

Op ma 2 nov. 2020 om 02:37 schreef ChanCT sa...@netvigator.com [URECA_SGT] <
ureca_...@yahoogroups.com>:

>
>
> Dengan perkembangan teknologi yang mendorong kemajuan masyarakat meroket
> naik begitu cepatnya, khususnya perkembangan dunia digital sudah mencapai
> pemusatan data dengan cloud-storage, makin nampak makin menipis bahkan
> menghilangkan arti penting peran KAPITAL hak-milik perseorangan! Terjadi
> perubahan budaya kehidupan dari milik-pribadi menjadi menyewa saja, orang
> TIDAK lagi perlu memiliki sepeda, mobil bahkan rumah, ... tapi cukup
> menyewa saja dengan lebih mudah dan nyaman! Terjadi perubahan kebiasaan
> Masyarakat dalam kehidupan milik bersama, milik kolektif dan
> berangsur-angsur menghilang dengan sendirinya peran kapitalis perseorangan
> atau dengan kata lain SEMUA orang berubah menjadi KAPITALIS, sama-sama
> menjadi pemilik modal yang beroperasi ditengah masyarakat itu. Masyarakat
> tanpa klas, ... yang diprediksi Marx lebih seratus tahun yl.
>
>    - Coba saja perhatikan, orang tidak lagi perlu buka toko tapi bisa
>    menjual barang dagangan dan produksinya dengan online,
>
>
>    - orang tidak lagi perlu bermodal besar membeli alat-alat pengangkutan
>    sendiri untuk mengirim barang produksinya pada langganan atau pemesan,
>    cukup memilihnya di internet.
>
>
>    - sebaliknya setiap orang juga tidak lagi perlu keluar membeli barang
>    kebutuhan ketoko, kepasar lagi, cukup memesan lewat internet, ...
>    - setiap orang dengan mudah bisa naik sepeda tanpa harus memiliki
>    sepeda lagi! Cukup menyewa dan meninggalkan sepeda itu dimanapun dia
>    kehendaki. Begitu juga orang tidak lagi perlu memiliki mobil sendiri, bisa
>    kemana-mana dengan mudah menyewa mobil lewat UBER atau taxi-online yg bisa
>    datang didepan rumah dan mudah didapatkan,...
>    - orang sekarang juga bisa memesan HOTEL lewat internet dengan begitu
>    banyak pilihan harga dan lokasi yang dikehendaki, bahkan sekarang juga ada
>    perumahan yang disewakan dalam bentuk pelayanan Hotel, dari perlengkapan
>    sampai pembersihannya untuk jangka waktu agak panjang sampai tahunan, ....
>    - melihat perkembangan desa-desa di Tiongkok sudah terbentuk
>    koperasi-desa dimana seluruh warga desa tergabung dan menjadi pemilik saham
>    koperasi-desa yang melayani seluruh kebutuhan hidup, pendidikan dan
>    kesehatan warga tani didesa itu, dari masalah pendidikan anak-anak sampai
>    panti-jompo. Berarti koperasi-desa itu merupakan kapital-kolektif dari
>    setiap warga-desa, sedang setiap petani didesa dari tidak ada segalanya
>    menjadi warga yang pemilik SAHAM, menjadi kapitalis pemilik modal
>    perseorangan!
>    - dipihak lain, kita juga sudah bisa melihat bentuk KAPITALIS di
>    Tiongkok yang sangat berda dengan kapitalis dinegara kapitalis pada
>    umumnya, dari besaran hak kepemilikan saham perusahaan. Kalau kapitalis di
>    negara barat umumnya ada seorang kapitalis yang menguasai lebih dari 50%
>    saham untuk menentukan satu perusahaan, di Tiongkok seperti Jack Ma Alibaba
>    itu hanya memiliki tidak lebih 20% saham Alibaba, sedang Zheng Renfei
>    Huawei lebih radikal lagi, hanya memiliki kurang dari 2% saham Huawei saja!
>    Lebih 98% saham Huawei adalah milik seluruh karyawan yang lebih 120 ribu
>    orang itu, ...! Nampaknya kesinilah arah perkembangan perushaan swasta,
>    yang dengan demikian akan mengurangi kesenjangan sosial yang selama ribuan
>    tahun terjadi dan tidak mendapatkan jalan pemecahannya. Yang kaya terus
>    saja makin kaya, yang miskin terus jatuh menjadi lebih miskin. Hanya saja
>    saya tidak jelas kapan bisa dibuat ketentuan pembatasan hak-milik kapital
>    perseorangan disetiap perusahaan, artinya perusahaan itu dari swasta
>    berubah praktis menjadi perusahaan kolektif. Dan, tentunya yang penting
>    disitu, bagaimana caranya mencegah kecurangan terjadi dan merugikan banyak
>    orang yang jadi pemilik saham perusahaan itu, ...
>
> Tapi, ... nampaknya itulah arah perkembangan masyarakat yang normal, bukan
> dengan revolusi dobrak mendobrak kapitalisme untuk mencapai masyarakat
> sosialisme, tapi dengan perkembangan teknologi berangsur-angsur
> menghilangkan peran hak-milik kapital perseorangan menjadi kapital
> kolektif. Ini pertama. Kedua BUKAN merubah setiap orang menjadi proletariat
> yang tidak punya apa-apa kecuali tenaga kerja, tapi sebaliknya merubah
> seetiap orang menjadi kapitalis-kapitalis pemilik kapiatal didalam
> kapital-kolektif itu! Ketiga, hanya dengan peningkatan teknologi tinggi
> itulah bisa dicapai produksi berlimpah yang mencukupi kebutuhan hidup
> manusia, memungkinkan setiap orang menikmati hidup berkecukupan, ... TIDAK
> LAGI harus berebut bahkan mendahulukan kepentingan diri-sendiri untuk hidup
> layak sebagai manusia.
>
> Satu kehidupan masyarakat adil dan makmur sebagaimana dimimpikan rakyat
> didunia selama ribuan tahun, ...
>
>
>
> Kolom Cetak Biru Pembangunan dan Prospek Modernisasi China 2020-2050
> Sukron Makmun - detikNews
> Minggu, 01 Nov 2020 18:01 WIB
>
> https://news.detik.com/kolom/d-5237174/cetak-biru-pembangunan-dan-prospek-modernisasi-china-2020-2050?tag_from=wp_cb_kolom_list
> 0 komentar
> <https://news.detik.com/kolom/d-5237174/cetak-biru-pembangunan-dan-prospek-modernisasi-china-2020-2050?tag_from=wp_cb_kolom_list#comm1>
> SHARE   URL telah disalin
> <https://news.detik.com/kolom/d-5237174/cetak-biru-pembangunan-dan-prospek-modernisasi-china-2020-2050?tag_from=wp_cb_kolom_list>
> [image: China Media Group]Presiden China Xi Jinping mengadakan inspeksi
> industri robot (Foto: Dok. China Media Group)
> *Jakarta* -
>
> Dalam komunike yang diumumkan Sidang Pleno ke-5 Komite Sentral ke-18
> Partai Komunis Tiongkok (PKT) pada 2015, ada 5 gagasan pembangunan sebagai
> skema umum pembangunan ekonomi dan sosial, yaitu pola pembangunan yang
> mengacu pada inovasi, koordinasi, ramah lingkungan (green), keterbukaan
> (openness) dan sharing.
>
> Gagasan tersebut merupakan cetak biru pembangunan China masa depan.
> Gagasan yang sangat penting untuk mewujudkan target perjuangan abad
> pertama, yaitu pembangunan masyarakat sejahtera pada tahun 2020 dan target
> perjuangan abad kedua yaitu pembangunan negara modern sosialis (tahun 2050).
>
> Sidang ke-4 Kongres Rakyat Nasional (KRN) ke-12 waktu itu (7/3/16)
> membahas Repelita ke-13 yang merupakan rancangan ekonomi dan sosial yang
> disusun setelah ekonomi China memasuki era baru, dan disesuaikan dengan
> pertumbuhan ekonomi, di mana China sedang mengalami restrukturisasi.
> Ungtungnya perekonomian terus melaju pesat dan telah mencapai hasil yang
> mengagumkan dalam 30 tahun lebih sejak reformasi dan keterbukaan ekonomi.
> Produk domestik bruto (PDB) China tahun 2015 telah menembus angka US$ 10
> triliun dan pada tahun 2019 menjadi US$ 13,08 triliun (sekitar 91,93
> triliun Yuan).
>
> Kemarin (29/10/2020) sidang pleno ke-5 Komite Pusat PKT ke-19 berakhir.
> Sidang ini mengajukan usulan mengenai Repelita ke-14. Dewan Negara akan
> menyusun naskah program Repelita 14 menurut usul tersebut, setelah disahkan
> oleh badan kekuasaan nasional tertinggi KRN.
>
> Program tersebut akan menjadi pemandu sekaligus tujuan pembangunan ekonomi
> dan sosial China dalam 5 tahun mendatang, termasuk juga upaya
> merealisasikan 5 konsep dasar pembangunan yang diajukan oleh kongres pada
> sidang pleno ke-5 Komite Sentral ke-18 PKT tahun 2015 lalu.
> [image: China Media Group]Pengembangan desa menjadi kota modern Foto:
> Dok. China Media Group
>
> Jika berhasil, maka ekonomi China akan terus berkembang sesuai standar
> yang tinggi. Mekanisme untuk membangun ekonomi modern dan mekanisme pasar
> berstandar tinggi dapat terwujud. Peradaban dapat dibangun dalam ruang
> lingkup lingkungan yang ramah, serta PDB per kapita akan mencapai level
> negara maju.
>
> China telah berupaya membentuk mekanisme ekonomi dengan level keterbukaan
> lebih tinggi, secara menyeluruh meningkatkan level keterbukaan terhadap
> negara luar, mendorong liberalisasi dan fasilitasi perdagangan serta
> investasi, mendorong perkembangan perdagangan secara inovatif, mendorong
> mega proyek one belt, one road. China memiliki platform penting dalam
> pembangunan komunitas kepentingan yaitu "Jalan Sutera Baru".
> China dengan berbagai negara, termasuk Indonesia, bersama-sama membangun
> "Kawasan Ekonomi Jalan Sutera Baru" dan 'Jalan Sutera Maritim Abad 21'
> sebagai implementasi dari konsep 'berkembang bersama, makmur bersama'.
> Proyek ini dapat menyejahterakan rakyat berbagai negara di sepanjang jalan
> sutera.
>
> China menjadikan kemandirian IPTEK sebagai tulang punggung strategis
> perkembangan negara, mempercepat pembangunan negara yang kuat. China
> memiliki target jangka panjang yaitu mewujudkan modernisasi sosialis tahun
> 2035 yakni kekuatan ekonomi, kekuatan IPTEK dan kekuatan negara meningkat
> signifikan.
>
> Pendapatan masyarakat naik menduduki urutan terdepan, sistem ekonomi
> modern terbentuk dan pada waktu yang sama ekosistem tetap terjaga. Dengan
> cetak biru pembangunan yang didesain oleh sidang Komite Pusat PKT ke-19
> kemarin, saya optimis, China mampu mencapai target 2035.
> [image: China Media Group]Pembangunan Sistem 6G Foto: Dok. China Media
> Group
>
> *Kemitraan RI-China Pasca Kunjungan Menteri Luar Negeri AS*
>
> Pandemi COVID-19 tidak menghalangi Menteri Luar Negeri Amerika Serikat
> (AS) Mike Pompeo datang ke Jakarta. Apakah karena SWF (Sovereign Wealth
> Fund) yang ada dalam UU Cipta Kerja itu akan menempatkan Indonesia salah
> satu pengelola SWF terbesar di dunia? Apakah ia sedang melobi agar IDFC
> (International Development Finance Corporation) turut dalam SWF Indonesia?
>
> IDFC mendekati Indonesia sejak tahun lalu, menjanjikan sekaligus meminta
> banyak hal. Tetapi selama negosiasi tidak pernah serius mengeluarkan uang..
> Sebab itu, Jokowi melirik China, yang sebelumnya adalah investor nomor
> buncit di Indonesia, tapi kini China menempati nomor 2 terbesar. Kerja sama
> RI-China adalah murni bisnis (B to B), tidak ada kaitan politik.
>
> Skema SWF dalam UU Cipta Kerja akan menggairahkan pasar uang disaat volume
> mengecil akibat China menahan ekspansinya. Dan tentunya akan meningkatkan
> pasar leverage dari hedge fund player. Apakah kedatangan Mike diatur oleh
> hedge fund player? Mike tentu sudah paham lambatnya negosiasi atas peran
> IDFC dalam pembentukan SWF Indonesia. Karenanya, AS sedang berusaha
> membangun persepsi ancaman China di kalangan akar rumput.
>
> Ia tahu kekuatan riil politik di Indonesia adalah umat Islam. Sikap elit
> politik AS tidak akan berjalan mulus tanpa dukungan para proxy yang punya
> kepentingan politik dan bisnis. Sebab itu pula, ia bahkan tidak sungkan
> melakukan akrobat politik. Di acara GP Ansor (29/10/2020), ia seperti
> menjadi mentor soal komunis, menghidupkan kembali isu komunis.
>
> "Mike memprovokasi hubungan China-Indonesia, mengganggu perdamaian dan
> stabilitas kawasan. Mike justru memperlihatkan adanya masalah serius di
> internal AS,", kata Duta Besar China untuk Indonesia Xiao Qian.
> [image: China Media Group]Industri Permobilan Energi Baru dimasyarakatkan
> di pedesaan China Foto: Dok. China Media Group
>
> Memperkuat kemitraan strategis itu tanpa harus memprovokasi atau
> menjadikan negara lain sebagai korban. Tidak pantas pejabat tinggi
> berbicara seperti itu. Karena selama ini hubungan politik Indonesia dengan
> China dan AS itu baik. Pengusiran kapal China yang masuk perairan Indonesia
> dan penolakan atas permohonan izin AS untuk mendaratkan pesawat P-8
> Poseidon di wilayah RI adalah bukti bahwa RI netral.
>
> Politik bebas aktif adalah amanah UUD 45. Bersahabat dengan China dan AS,
> bahkan dengan negara manapun yang penting berpihak pada kepentingan
> nasional. Selama kerjasama tersebut mutualistik dan tidak memanfaatkan
> negeri ini untuk kepentingan pertikaian. Indonesia terbukti mampu menjaga
> keseimbangan di tengah dominasi AS dan China, khususnya di kawasan Asia
> Tenggara.
>
> *Sukron Makmun*, *Intelektual muda NU, Wakil Sekjen PERHATI, Anggota
> Badan Arbitrase Syariah Nasional, Anggota Komisi Hubungan Luar Negeri &
> Kerja Sama Internasional MUI Provinsi Banten*.
> *(akn/ega)*
>
> 
>

Kirim email ke