Dear All,

Sekedar menambahkan dari sudut pandang saya, tanpa secuilpun niat untuk 
memojokkan siapapun juga.
Ya, kebenaran adakalanya pahit tapi harus diterima. Seperti halnya dalam 
masalah pernikahan beda agama ini. Dulu, saya sempat berdebat keras dg alm.ayah 
saya ttg hal boleh tidaknya pernikahan beda akidah ini. Satu ilustrasi dari 
beliau yg tetap saya ingat sampai sekarang (khusus untuk pernikahan wanita 
muslim dg pria non muslim) :
Suami dalam Islam adalah imam, pemimpin yang kelak akan membawa istri & 
anak2nya ke surga/neraka. Simple saja, kalau imamnya saja sudah tidak mengakui 
Allah SWT yg nota bene (maaf) kafir, so u do know where u going to, right ? 

Aturan dalam Al Qur'an sudah dengan jelas & tegas menjelaskan tentang larangan 
ini. Jangankan untuk dijadikan suami/istri, ada disebutkan (maaf saya lupa nama 
suratnya), dimana Allah melarang kita bergaul akrab dg orang non Muslim, 
apalagi untuk urusan suami ? So, kalau akhirnya ada penyelundupan hukum, spt 
dalam case laki2nya (pura2) masuk Islam kmd kembali ke agamanya semula atau 
jelas2 tetap menikah dgn tetap memeluk agama masing2, itu kembali jadi tanggung 
jawab masing2. Life is all about choice. Tp sangat disayangkan jika dalam hidup 
yang temporary ini kita terjebak dalam sikap permisif dan mengabaikan aturan yg 
tidak bisa sangkal lagi dlm Qur'an, semata2 karena kedangkalan pikiran n sikap 
"semau gue"  tadi & menukarnya dgn kehidupan sejati in the Hereafter.

Thanks 4 sharing yaa ! 


Erik@



----- Pesan Asli ----
Dari: ConoFamily <[EMAIL PROTECTED]>
Kepada: gorontalomaju2020@yahoogroups.com
Terkirim: Kamis, 4 Oktober, 2007 12:27:14
Topik: Re: [gorontalomaju2020] Pernikahan Beda Agama.









  


    
            
dear ibu sri..

 

1.Islam adalah Agama yg mencintai kedamaian, bahkan saat para Nabi dan 
Rasul menyebarkan agama Islam Beliau pun tidak melakukan kekerasan 
ataupun pemaksaan bahkan perdebatan.

2.Lalu apa yg terjadi di jaman ini? Sesama saudara semuslimpun kita 

bisa beda pendapat didalam ajaran yg sama? Isn't so silly?! 

3.Ini pengalaman pribadi saya, kaka'2 silahkan menilainya sendiri.

 

3 hal di atas itu yg saya garis bawahi.

 

1. memang benar point yg nomor 1. tp ibu lupa bahwa itu di jaman saat islam 
dalam tahap penyebarannya oleh rasullulah, dimana pada waktu yg menjadi momok 
adalah orang kafir dan yahudi. tp skrng justru orang islam sendiri yg merusak, 
mempertanyakan, berdebat tentang ketauhidan alquran yg mereka tafsirkan secara 
serampangan. dijaman sekarng ini,  kita di anjurkan nabi utk mempererat ukhuwah 
islamiyah, berpegang teguh pada alquran dan hadis serta ij'ma


2.hal ini harus saya bantah donk sesuai dengan alquran dan hadis. saya tdk 
heran kok kalo ada ORKES SAKIT HATI dari kalangan tertentu yg merasa terpojok 
dan tersinggung karena mereka tdk ingin syariat islam berdiri. seperti kata 
ibu, islam itu sederhana, simple. tidak perlu memakai kalimat2 intelek. nah, 
seharusnya ibu kemablikan ke diri sendiri donk. masak atas nama cinta, kasih 
sayng, toleransi, kita harus menanggalkan, melupakan, cuek bebek dengan firman 
allah dan  sunah rasul.


3. penilaian saya kepada ibu baik kok. tp dalam konteks kita sama2 manusia. 
tapi dalam konteks aqidah, ibu termasuk golongan orang2 yg mempermainkan agama. 
mengenai dosa apa bukan itu urusan allah swt, tp dalam alquran hal ini sudah di 
sebutkan. silahkan ibu cari sendiri referensinya. kalo saya yg cari nnt di 
anggap menaku-nakuti orang....


 

MOGOLE AMBUNGU

BI ADITU  PA AMA

 

VQ 


 

Pada tanggal 04/10/07, Sri Agustiani <joustin0708@ yahoo.com> menulis:





Dear Kaka'- Kaka' ku semua,

Saya sangat bangga dan kagum dengan saudara2 semuslim Gorontalo saya 
yg ada di yahoogroups ini, pintar dalam ilmu agama dan pintar pula 
dalam ilmu dunia. Namun saat saya membaca sedikit perdebatan kecil 

antara Ka' Richie dan Ka' Upik saya sedikit geli membacanya karena 
sesungguhnya hal itu bukanlah sesuatu yg perlu didebatkan.

Islam adalah Agama yg mencintai kedamaian, bahkan saat para Nabi dan 

Rasul menyebarkan agama Islam Beliau pun tidak melakukan kekerasan 
ataupun pemaksaan bahkan perdebatan.

Lalu apa yg terjadi di jaman ini? Sesama saudara semuslimpun kita 
bisa beda pendapat didalam ajaran yg sama? Isn't so silly?! 


Ini pengalaman pribadi saya, kaka'2 silahkan menilainya sendiri.

Saya menikah dengan seorang Pria Eropa yg beragama Khatolik dia 
berasal dari Ireland, seperti anak muda Eropa lainnya mereka tidak 

pernah ke Gereja dan tidak percaya adanya Tuhan or Yesus karena 
mereka percaya bahwa menjadi orang yg baik bukan berarti harus ke 
Gereja atau Mesjid atau Temple. Mereka percaya IF YOU ARE GOOD 
PERSON THAT'S BECAUSE YOU'RE GOOD PERSON. Karena seringkali ada 

kejadian seorang Pastur di Eropa mempunyai anak dari hasil 
perbuatannya dengan seorang suster (inipun seringkali kita dengar 
berita di tv tentang Ustad pondok yg meniduri murid pesantrennya) .

Saya tidak pernah bermimpi dan membayangkan kalau saya akan menikah 

dengan seorang yg beda Kultur bahkan agama. Inilah cinta yg di 
karuniakan dariNYA dan saya sangat mensyukurinya hingga saat ini.

Awal saat pacaran orang tuanya tidak setuju dengan hubungan kami di 
karenakan saya yg beragama Muslim karena orang tuanya yang sangat 

fanatik Khatolik dan kebanyakan orang Eropa mendapatkan persepsi 
salah tentang Orang Muslim (karena mereka melihat di TV tentang 
perang di Afghanistan, irak, Pakistan so mereka pikir bahwa orang 
muslim sangat anarkis) tetapi karena kesungguhan cinta kami berdua 

kami tetap berjalan dan menunjukkan pada orang tua kami masing2 bahwa 
mencari perbedaan adalah hanya jalan yg sia2 dan menyakiti diri 
sendiri.

Mereka mengakui kebaikan Etika saya dengan sikap saya yg tidak pernah 

membalas setiap penolakan mereka karena saya seorang Muslim. Sikap 
keluarga suami saya selalu tidak baik terhadap saya terutama saat 
saya menjalankan ibadah, baik sholat maupun saat puasa,mereka 
melihat saya seperti seorang teroris yg suatu saat akan membom mati 

mereka semua.

Namun Alhamdulilah, walaupun suami saya bukan muslim dia mendukung 
semua ibadah yg saya lakukan apalagi saat Ramadhan seperti ini. 

Awalnya suami saya dan keluarganya melihat kegiatan ibadah yg saya 

lakukan sesuatu yg 'strange' namun karena itu yg sesuatu yg strange 
di mata mereka dan akhirnya mereka mulai menanyakan satu persatu 
setiap kegiatan ibadah saya seperti puasa, mereka menanyakan untuk 

apa puasa itu, saya hanya menjawab simple answer untuk mereka bahwa 
puasa mengajarkan kita untuk hidup lebih sederhana dan merasakan 
kehidupan orang yg tidak seberuntung kita dan selebihnya adalah 
menjadi SABAR. Karena jawaban yg simple so mereka membuat JOKE untuk 

saya " Oh makanya kamu cuma senyum2 aja biar orang tidak suka sama 
kamu ya, itu karna kamu puasa ya?"

Penyampaian saya yg simple tentang Islam menjadi minat untuk teman2 
suami saya yg lainnya (yg tidak pernah tahu tentang islam sama sekali 

dan seperti suami saya tidak percaya TUHAN). Satu persatu mereka 
mulai menanyakan tentang ISLAM saat mereka mengunjungi rumah kami. 
Tidak ada perdebatan didalam setiap percakapan kami karena saya 
menyampaikan jawabannya dengan perasaan bahagia karena berada di 

tengah2 orang yg ingin mengetahui tentang ISLAM.

4 tahun sudah berlalu, dengan kesabaran ini akhirnya suami saya mau 
mempelajari tentang agama ISLAM walaupun dia belum menjadi Muslim 
(sebelumnya dia bilang bahwa hal yg tidak mungkin untuk saya adalah 

masuk Islam karena saya harus berhenti makan babi). Apa yg tidak 
mungkin kalau ALLAH Swt sudah memberikan HidayahNYA pada hambaNYA?

Hal pertama yg di pelajari suami saya yg membuat saya menangis adalah 

saat dia mencoba membaca "Bismillaah Hirromaan Nirrohhiimm". Dan saat 
ini dia belajar membaca alquran dan salam secara islami.

Keluarga suami sayapun berangsur angsur sadar bahwa sikap mereka 
selama ini adalah salah mengdriskiminasikan saya sebagai seorang 

muslim. Bahkan sekarang mereka sering membuat masakan buka puasa 
untuk saya dan kami sering berbincang tentang Agama Islam.

Kaka'2ku yg budiman,

Haruskah kita menyampaikan Islam dengan Intelektual yg tinggi dan 

perdebatan yg pelik?

Semoga Allah mengampuni kita semua,

Sri



 






    
  

    
    




<!--

#ygrp-mkp{
border:1px solid #d8d8d8;font-family:Arial;margin:14px 0px;padding:0px 14px;}
#ygrp-mkp hr{
border:1px solid #d8d8d8;}
#ygrp-mkp #hd{
color:#628c2a;font-size:85%;font-weight:bold;line-height:122%;margin:10px 0px;}
#ygrp-mkp #ads{
margin-bottom:10px;}
#ygrp-mkp .ad{
padding:0 0;}
#ygrp-mkp .ad a{
color:#0000ff;text-decoration:none;}
-->



<!--

#ygrp-sponsor #ygrp-lc{
font-family:Arial;}
#ygrp-sponsor #ygrp-lc #hd{
margin:10px 0px;font-weight:bold;font-size:78%;line-height:122%;}
#ygrp-sponsor #ygrp-lc .ad{
margin-bottom:10px;padding:0 0;}
-->



<!--

#ygrp-mlmsg {font-size:13px;font-family:arial, helvetica, clean, sans-serif;}
#ygrp-mlmsg table {font-size:inherit;font:100%;}
#ygrp-mlmsg select, input, textarea {font:99% arial, helvetica, clean, 
sans-serif;}
#ygrp-mlmsg pre, code {font:115% monospace;}
#ygrp-mlmsg * {line-height:1.22em;}
#ygrp-text{
font-family:Georgia;
}
#ygrp-text p{
margin:0 0 1em 0;}
#ygrp-tpmsgs{
font-family:Arial;
clear:both;}
#ygrp-vitnav{
padding-top:10px;font-family:Verdana;font-size:77%;margin:0;}
#ygrp-vitnav a{
padding:0 1px;}
#ygrp-actbar{
clear:both;margin:25px 0;white-space:nowrap;color:#666;text-align:right;}
#ygrp-actbar .left{
float:left;white-space:nowrap;}
.bld{font-weight:bold;}
#ygrp-grft{
font-family:Verdana;font-size:77%;padding:15px 0;}
#ygrp-ft{
font-family:verdana;font-size:77%;border-top:1px solid #666;
padding:5px 0;
}
#ygrp-mlmsg #logo{
padding-bottom:10px;}

#ygrp-vital{
background-color:#e0ecee;margin-bottom:20px;padding:2px 0 8px 8px;}
#ygrp-vital #vithd{
font-size:77%;font-family:Verdana;font-weight:bold;color:#333;text-transform:uppercase;}
#ygrp-vital ul{
padding:0;margin:2px 0;}
#ygrp-vital ul li{
list-style-type:none;clear:both;border:1px solid #e0ecee;
}
#ygrp-vital ul li .ct{
font-weight:bold;color:#ff7900;float:right;width:2em;text-align:right;padding-right:.5em;}
#ygrp-vital ul li .cat{
font-weight:bold;}
#ygrp-vital a{
text-decoration:none;}

#ygrp-vital a:hover{
text-decoration:underline;}

#ygrp-sponsor #hd{
color:#999;font-size:77%;}
#ygrp-sponsor #ov{
padding:6px 13px;background-color:#e0ecee;margin-bottom:20px;}
#ygrp-sponsor #ov ul{
padding:0 0 0 8px;margin:0;}
#ygrp-sponsor #ov li{
list-style-type:square;padding:6px 0;font-size:77%;}
#ygrp-sponsor #ov li a{
text-decoration:none;font-size:130%;}
#ygrp-sponsor #nc{
background-color:#eee;margin-bottom:20px;padding:0 8px;}
#ygrp-sponsor .ad{
padding:8px 0;}
#ygrp-sponsor .ad #hd1{
font-family:Arial;font-weight:bold;color:#628c2a;font-size:100%;line-height:122%;}
#ygrp-sponsor .ad a{
text-decoration:none;}
#ygrp-sponsor .ad a:hover{
text-decoration:underline;}
#ygrp-sponsor .ad p{
margin:0;}
o{font-size:0;}
.MsoNormal{
margin:0 0 0 0;}
#ygrp-text tt{
font-size:120%;}
blockquote{margin:0 0 0 4px;}
.replbq{margin:4;}
-->








      ________________________________________________________ 
Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di di bidang Anda! Kunjungi 
Yahoo! Answers saat ini juga di http://id.answers.yahoo.com/

Kirim email ke