Dear All...

Sangat sepakat dengan Apa yang dikatakan oleh Bapak Irawan M. A.
Saleh. IT bukanlah ajang persaingan. Mungkin bagi saya yang besar dari
kalangan akademik dan komunitas (khususnya Open Source) dan not
bisnis, saya merasakan bahagia sekali ketika bagaimana mereka (IT
Maniak) bekerja bersama tanpa harus bertemu satu sama lain. Dan sangat
menyenangkan untuk membuat hasil dan pengetahuannya tersedia gratis
untuk semua orang bukan cuman di Gorontalo tapi di seluruh dunia.
Bukannya malah saling memamerkan atau bersaing. Pinjam istilah
mahasiswa saya "Baru tau sedikit tentang IT,,, omongnya  udah lebih
dari yang dia tau". Malahan dari pengalaman saya bergelut didunia
komunitas IT, jika ada orang yang memiliki sifat seperti ini, maka
akan merasa terpinggirkan alias "JAPOMAKE LIYO". 

Ketika saya mulai dengan teman2 IT yang dari Gorontalo, banyak sekali
saya rasakan perbedaan. Kebanyakan dari mereka merasa "gimana yah"
kalo saya coba sharing masalah IT dengan mereka. Bahkan ada satu orang
teman di "YM" kasih tau ke saya jika kebanyakan dari mereka sering
menyembunyikan ilmu alias mopotitu'o ilimu liyo. Menurut saya
menyembunyikan ilmu (khusus IT) malah bakal menyesatkan kita, ngga ada
gunanya MENNN...
Mungkin sudah saatnya bagi kita orang Gorontalo yang memiliki lebih
ilmu tentang IT untuk bisa berbagi/share tentang keilmuannya. Niatkan
uwtyy untuk membangun Daerah kita yang kita cintai yakni GOrontalo...
Wanu ja timongoli,,, trus ma tita uwtyy...

PS : Untuk pak Irawan... hidup InterNUX... semoga bisa membantu
masyarakat Gorontalo untuk berinternet ria dan murah... 
Salam saya ke Salman pak.
Sowry dowry Strowbery jika bahasa Gorontalonya saya tatambulula.

Salam,
Suwito.
http://www.suwito.web.id


--- In gorontalomaju2020@yahoogroups.com, "Irawan M. A. Saleh"
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Dear Rekan-rekan
> 
> Maaf mungkin tulisan saya ini terlambat, beberapa waktu lalu sempat ada
> tulisan dari rekan-rekan bahwa ada persaingan IT di Gorontalo.
persaingan
> ini mengarah tindakan tidak sehat. seperti itu email yang sempat saya
> baca.
> 
> sebenarnya persaingan tidak sehat itu tidak ada, saya dengan teman-teman
> di perusahan kami yang baru ini adalah berawal dari bentuk kesamaan hoby
> dimana banyak sekali teman-teman disini adalah pecinta IT itu sendiri.
> dengan kesamaan itu maka kami jalan bersama.
> 
> sekedar infor aja semua tenaga di perusahaan kami adalah asli orang
> gorontalo. walaupun beberapa diantaranya tidak fasih dalam bahasa daerah
> termasuk saya, cuma darah yang mengalir dalam tubuh kami adalah
gorontalo
> olo... mungkin karena logat saya saat bicara seperti orang jawa maka
saya
> sering di panggil sebutan "mas".... haha
> 
> IT di gorontalo sendiri sangat cepat perkembangannya, saya ingat
pada saat
> tahun 2001 datang ke gorontalo saat itu penetrasi internet sangatlah
> lambat. boleh dibilang banyak yang belum mengerti internet. bedakan
dengan
> sekarang ? banyaknya fasilitas internet yang kita temui diantaranya
> warnet, Sekolah, Kampus dll. apalagi dengan masuknya program pemerintah
> untuk "Menginternetkan seluruh sekolah" di indonesia demi mengejar
> ketertinggalan dengan negara lain dengan program ICT-nya. kalau ngga
salah
> (CMIIW) 5,5 Mbps akan diluncurkan tahun 2008 untuk daerah gorontalo. wow
> ini akan membuat perkembangan internet itu sendiri semakin cepat.
> 
> Kita lihat aja sekarang Dosen-dosen sudah menggunakan jalur internet
> sebagai media interaksi dengan mahasiswa, dinas-dinas menggunakannya
untuk
> berhubungan dengan "pusat", dan mulai awal tahun 2008 salah satu dinas
> yaitu PU sudah membuka layanan pemasukan berkas / tender / proyek
> menggunakan internet. Internet udah merupakan kebutuhan sekarang.
> 
> oiya ada statment bahwa "internet itu kan murah ?" jawabannya betul,
jika
> kondisi apabila infrastruktur di daerah tersebut sudah sangat mendukung
> maka otomatis cost akan semakin rendah. itu dibuktikan dengan di jakarta
> atau kota kota lainnya... satu contohnya mungkin salah satu layanan
> broadband FirstMedia. koneksi up to 2 Mbps. hanya dengan Rp. 199.000/bln
> wow fantastis.
> 
> Sekedar informasi saja di US, ADSL 2 Mbps setara E1 disana hanya $19/bln
> nah bedakan dengan kita di Indo harga 1 Mbps bisa 20-30jtan/bln. kenapa
> mahal ? ya "jalan"nya sampai kedaerah kita itu yang mahal. jalur ini kan
> sewa,nah sewanya ini melebihi harga bandwidth itu sendiri ada beberapa
> "jalur" yang sudah bisa di gunakan di Gorontalo diantaranya ada V-Sat
> (Banyak tergantung satellite), Terestrial (XL), Leased Line dan MPLS
> (telkom). dan setiap jalur ada kelebihan dan kekurangannya
masing-masing.
> 
> ISP di daerah beda dengan di jawa pada umumnya, disamping infrastruktur
> yang  kurang yang tentunya berdampak pada besarnya cost operasional isp
> itu sendiri. penetapan QoS (Quality of Service) masing-masing penyedia
> layanan internet itu ada 3 komponen utama.
> 
> 1. Cepat/Lambat
> 2. Stabil/Tidak Stabil
> 3. Mahal/Murah
> 
> kalau mau cepat, stabil pasti harganya mahal, kalau mau lambat dan
> kadang-kadang tidak stabil pasti kenanya murah. kebanyakan pengguna
adalah
> cepat,stabil dan tentunya murah. kita berhitung aja 1 Mbps idealnya 100
> user / komputer. dengan tarif misal untuk akses 24 jam 300rb/user = 30jt
> /bulan... wajar. tetapi kalau misal 199rb/user = 19.9jt/bln ? belum
> beban-beban lainnya gaji, listrik, dll. ISP ini bisa tutup karena nombok
> terus :*
> 
> intinya disaat infrastruktur sudah mulai baik ke daerah tersebut
otomatis
> cost akan turun dan akan berdampak langsung kepada user dimana user
dapat
> menikmati koneksi dengan harga "wajar".
> 
> so semoga mega proyek pemerintah meng"FO" dengan proyeknya kan seluruh
> indonesia akan segera terealisasikan dengan harapan memperkecil harga bw
> itu sendiri.
> 
> Semoga harapan masyarakat gorontalo yang diinginkan bisa terwujud
sebelum
> 2020 :)
> 
> Rgds
> 
> 
> Irawan M. A. Saleh
>


Kirim email ke