Dear pak Bakri, Ruarr biasa visi anda untuk memajukan Gorontalo,salut! Tinggal follow-upnya..semoga pemerintah daerah meresponsnya dengan baik. Barangkali te Nino bisa meneruskan ide ini melalui media di Gorontalo, te Arter bisa cerita ini ke Bappeda, te Arifin Suaib bisa sampaikan ini ke David Bobihu, demikian pula teman2 lain yang SUDAH didalam organisasi Pemda. Wass.OH -----Original Message----- From: gorontalomaju2020@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Bakri Arbie Sent: Wednesday, January 09, 2008 5:50 AM To: gorontalomaju2020@yahoogroups.com; [EMAIL PROTECTED] Cc: Budi Setiawan Dr.; [EMAIL PROTECTED] Subject: [GM2020] Fwd: 04 January 2008 - Globefish Newsletter dan Program Rp 3 Milyar/Kecamatan Yth Rekan-rekan milis, Setelah Kongres Inovasi saya ingin mengusulkan topik Pembangunan Masyarakat Desa. Terutama adanya informasi tentang Program Rp 3 Milyar/kecamatan yang mestinya sudah mulai diluncurkan akhir tahun 2007 dan mulai pelaksanaannya tahun 2008. Tujuan dari Program Pro POOR presiden SBY adalah bantuan Rp 3 Milyar/Kecamatan adalah peningkatan ekonomi pedesaan dengan cara membuat Usaha Kecil,Mikro bahkan menengah,membuat infrastruktur yang dirasakan penting oleh masyarakat setempat. Usaha rakyat baik usaha sendiri,usaha dengan pegawai/pekerja 3 orang,5 orang bahkan sampai 10 ataupun 25 orang. Saya pernah bicara dengan pengusaha sukses dari Poso,tentang UKM dan beliau mengatakan bahwa berusaha adalah Sunnah Nabi Mohammad SAW.Hal yang jarang diungkapkan oleh para Alim Ulama kita. Apa yang perlu dilakukan masyarakat tingkat d! esa/kecamatan ? Tahap Pertama adalah kumpulkan data keadaan desa,demografi,sumber daya yang ada, pendidikan,usaha yang sudah ada didaerah,pemimpin lokal formal maupun informal,kebijakan ataupun budaya lokal yang dapat dimanfaatkan untuk dunia usaha. Dari DATA yang terkumpul misalnya Kecamatan Telaga diidentifikasi ada 1000 orang yang memerlukan kerja, maka perlu dikaji usaha/produk/jasa apa yang akan diciptakan dan berapa pegawainya agar usahanya bisa tumbuh,mempunyai daya saing dan market yang baik lokal maupun regional.Kalau bisa punya usaha dengan pekerja 10 orang,maka diperlukan 100 unit usaha. Perlu Business Plan dengan data riil lapangan agar benar usahanya bisa tumbuh. Sebagai gambaran di Amerika terdapat 120000 sukarelawan eks pengusaha/entrepreneur untuk membina agar usaha pedesaan bisa tumbuh. Mengingat pekerjaan besar dalam memakmurkan ! pedesaan maka Konsep yang digunakan adalah ABCD dan ABG. Asset Based Community Development/ABCD ini yang dibahas/analisis oleh ABG atau A adalah Akademisi/Orang Pintar/Inventor/Alim Ulama lokal ditambah dengan Akademisi dari luar daerah untuk membantu kalau diperlukan.Misalnya bagaimana membuat Aquaculture dalam perikanan ataupun membuat minyak bakar dari pohon jarak atau memelihara sapi dengan lebih efisien dan berkelanjutan.Terlampir data Perikanan Dunia. B adalah Pe-Bisnis yang berniat untuk USAHA atau para Entrepreneur lokal yang akan mendapatkan dana bergulir untuk usahanya. G adalah Government yang menyediakan dana,memberikan teknologi tepat guna ataupun mencarikan Market seperti apa yang telah dilakukan Pak Fadel untuk jagung,sapi dan mungkin nanti Ikan.Perizinan usaha/pajak dan ekspor yang tidak berbelit. Terlampir data/informasi tentang Perikanan DUNIA kalau mau terjun! ke pasar Dunia. Semua hal diatas memerlukan Cm atau Critical Mass yang singkatnya adalah kalau saya mau membuat bom nuklir kalau dibawah massa tertentu dipastikan tidak bisa meledak.Jadi perlu ada critical mass atau resource untuk menjawab tantangan ekonominya. Misalnya Eropa bergabung untuk bisa bersaing dengan Amerika dan Asia Pacific. Begitu pula Kecamatan harus bisa mencapai critical mass untuk bisa menumbuhkan desanya.Dalam arti perlu kajian ABCD untuk bisa menumbuhkan pedesaan yang kita inginkan dan tidak tergantung pada aspirasi tanpa kajian ABCD-nya. Perlu teknologi tepat guna untuk daerah bersangkutan,manajemen usaha yang benar, pekerja yang punya niat dan motivasi yang kuat. Hal ini untuk mencegah agar jangan terjadi seperti cerita Bung Henk tentang pedesaan Gorontalo yang tetap miskin. Cina dengan KONSEP ABG lebih revolusioner dengan mengangkat pejabatnya juga sebagai manager usaha desa sehingga mereka mendapat pembagian keuntungan dari usaha daerah,jadi benar usaha dan bukan jadi peminta-minta dengan cara mempersulit usaha. Hal ini yang disebut sebagai BUERAU-PRENEUR. Nah gabungan BUEREAU-PRENEUR dengan ENTREPRENEUR dibantu dengan DANA Rp 3 Milyar/Kecamatan dengan Konsep ABCD dan ABG mudah-mudahan bisa jalan di Indonesia atau at least GORONTALO yang berada dalam jangkauan pemikiran kita. Cina ekonominya bisa tumbuh diatas 10 %/tahun karena konsep ini. Namun hal diatas tidak cukup,UKM perlu dipantau bagaimana jalannya agar bisa diidentifikasi dari awal sukses tidaknya.Monitor dan Evaluasi dengan Sistem Informatika atau SMS perlu dilakukan agar usaha dan modal yang diberikan tidak MUBAZIR jadinya. Kebiasaan kita adalah program diluncurkan tapi tidak ada pemantauan yang senantiasa memberikan umpan balik untuk corrective action. Kalau sudah terlambat corrective action maka jadilah kemubaziran. Pada para Moderator ataupun Kelompok SSG atau yang minat bisa menjadi Pengumpul DATA untuk ABCD agar Gorontalo siap menerima PROGRAM Rp 3 Milyar/Kecamatan dan SUKSES. Harus SUKSES oleh karena SURVIVAL kita tergantung pada SUKSESNYA PROGRAM PRO-POOR.INNOVATE or DIE. Odu olo.
Note: forwarded message attached. _____ Looking for last minute shopping deals? Find <http://us.rd.yahoo.com/evt=51734/*http:/tools.search.yahoo.com/newsearc h/category.php?category=shopping> them fast with Yahoo! Search.