Dear Om Ninong 

Mohon maaf baru kali ini saya bisa menginformasikan
Alamat Email dari Pak Dany Pomanto :
[EMAIL PROTECTED]

berhubung pak dany beberapa hari terakhir ini sibuk
tdk berada di makassar.

Pagi tadi saya sempat berbicara By Phone dengan Beliau
dan menyampaikan Pertanyaan dari teman Gm2020
khususnya dari Bang Elnonino dan Bang Veri, Jawabannya
beliau adalah mengenai Pembangunan Jalan tersebut yang
2 x adalah dimana antara Konsep yang di paparkan di
Lapang Pelaksanaannya berbeda dan Bpk Dany sendiri
kecewa dengan hal tersebut.

Dan Mengenai Tarsius dan Dihe, menurut penjelasaannya
bahwa 6 bulan sebelum pembangunan Gedung Kantor Gub
tersebut sudah melakukan Survey dan tidak menemukan
Tarsius maupun Dihe karena yang ditemukan pada saat
itu adalah Babi dan Kambing.
Dan tidak mungkin beliau membangun susuatu tanpa
memperhatikan Kondisi Alam dan Lingkungan di Sekitar.

Bahkan Bapak Dany sempat menawarkan Semianar mengenai
Konsep Gorontalo Ke depan yang di tawarkan utk di
laksakan di Gorontalo dan mengharapkan para Tokoh2
Gorontalo sepertin Om Hengky, Prof Bakrie,Prof Arie
Pedju,Prof Katili Dan tokoh2 lainnya dari SSG dan
seluruh Generasi Muda Gorontalo utk bisa Hadir pada
Seminar tersebut andaikan berhasil di adakan.

Mungkin, insya allah bentar sore saya akan mampir ke
Rumah Pak Dany utk Berbicara lebih banyak dengan
Beliau mengenai Konsep Gorontalo Ke depan. Dan semoga
bs menjadi Kontribusi buat GM2020 dan Gorontalo
Famili.

Wassalam


Taufik Polapa

Nb,

Ka'Dany Sory Ini email icky cc ke K'dany pe email.
Moga bs ketemu bentar Sore.



--- verrianto madjowa <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> tambahan pertanyaan:
> 
> 1. mengapa warga Botu harus menerima banjir lumpur
> setiap kali hujan deras? bagaimna dampak lumpur yang
> digelontorkan ini bagi sungai  bone dan muara
> (pelabuhan)? apakah ini tidak mempercepat
> pendangkalan
> di pelabuhan?
> 
> 2. Mengapa beberapa bagian bagunan kantor gubernur
> retak-retak?
> 
> 3. Lokasi bangunan juga tidak "merakyat". hanya
> mereka
> yang punya kendaraan bagus bisa ke atas. 
> 
> 4. Di kompleks kantor gubernur ada monyet Sulawesi
> dan
> satwa lainnya yang  terancam punah setelah ada
> pembangunan fisik di sana, bagaimana Amdal proyek
> tersebut?
> 
> verri
> 
> Catatan tentang monyet sulawesi:
> 
> Seperti diketahui ada tujuh jenis monyet hitam
> endemik
> Sulawesi. Setiap wilayah memiliki spesies
> tersendiri.
> Di bagian tenggara dikenal Macaca ochreata, di
> selatan
> Macaca maura. Di tengah ada Macaca tonkeana dan
> subspesies Macaca togeanus,
> 
> Di bagian utara Sulawesi dikenal tiga jenis
> masing-masing Macaca nigra (monyet hitam berjambul
> alias yaki), Macaca hecki dan Macaca nigrescens.
> Populasi yaki tersebar dari Cagar Alam Tangkoko,
> Pulau
> Manado Tua (kawasan Taman Nasional Bunaken) hingga
> Bolaang Mongondow. Di Gorontalo telah dikenal dua
> jenis yakni Macaca hecki (monyet Heck) dan Macaca
> nigrescens (monyet Gorontalo). Macaca nigrescens
> hidup
> di Taman Nasional Bogani Nani Wartabone, Adapun
> Macaca
> hecki di Cagar Alam Panua dan suaka margasatwa
> Nantu.
> 
> Siang itu, kami melakukan perjalanan di perbukitan
> Botu, kompleks kantor Gubernur Gorontalo. Jalan ini
> menembus hingga ke Leato dekat kompleks pelabuhan
> fery. Setelah melihat pemandangan Kota Gorontalo dan
> sebagian Kabupaten Bone Bolango, melewati tebing
> yang
> curam dan jalanan yang longsor, kami melihat monyet
> yang sedang mencari makan. Ada juga yang
> bergelantungan di antara ranting pohon kapas.
> 
> Lokasinya sekira 200-300 meter dari perkampungan
> Leato. Selama ini, tidak pernah ada dalam laporan
> atau
> penelitian tentang keberadaan monyet ini di
> perbukitan
> Botu hingga Leato.
> 
> Banyak memang yang belum mengetahui bila di lokasi
> kompleks pembangunan perkantoran Gubernur Gorontalo
> terdapat satwa endemik ini. Di dalam dokumen Amdal
> pembangunan kantor dan jalan yang menembus hingga
> pelabuhan sama sekali tidak disebutkan tentang
> keberadaan satwa ini.
> 
> Hingga kini belum diketahui apakah monyet ini
> termasuk
> sebaran dari kawasan TN Bogani Nani Wartabone atau
> sub
> spesies dari Macaca hecki dan Macaca nigrescens. Di
> Gorontalo monyet hitam biasa disebut dihe. Kalau pun
> monyet ini memiliki kekerabatan atau jenis yang
> sama,
> satwa ini dilindungi sesuai dengan Peraturan
> Pemerintah nomor 7 tahun 1999. Data merah IUCN
> bahkan
> memasukkan monyet heck dalam kategori terancam
> punah.
> 
> Salah satu warga Leato, Ipin Laisa (30 tahun)
> menceritakan bahwa sudah lama dihe hidup di
> perbukitan
> ini. Terdapat 100-an dihe yang hidup berkelompok di
> lokasi tersebut. Selain dihe, ada satu spesies lagi
> yang disebut bubudu (kuskus beruang, Ailurops
> ursinus)
> hidup di kawasan perbukitan ini. IUCN
> mengkategorikan
> Kuskus Beruang termasuk masih Kurang Data. Para
> pemburu sering menangkap bubudu dan dihe.
> 
> Bagi yang berminat melakukan penelitian tentang
> mamalia ini, disarankan untuk ikut jalan dari Leato
> dekat pelabuhan fery. Kemudian mencari perkampungan
> atau rumah di bagian perbukitan. Warga setempat akan
> sangat membantu di lapangan. Sangat tidak disarankan
> lewat kompleks kantor gubernur Gorontalo karena
> rawan
> longsor. Apalagi bila di musim hujan.
> 
> verri
> 
> Posted by: "Elnino van Gorontalo" 
> [EMAIL PROTECTED]     elninogorontalo
> Sat Feb 16, 2008 9:28 am (PST)
> Bung Icky,
> 
> Bang Dani Pomanto adalah aset hidup Gorontalo yang
> luar biasa.
> Mudah2an segala rahmat Allah dilimpahkan kepadanya
> sekeluarga sehingga
> bisa memimpin Gorontalo kelak ke arah kemajuan.
> Amin.
> 
> Soal pembangunan di Gorontalo (termasuk masalah
> banjir), ada beberapa
> pertanyaan yang ingin kami diskusikan dengan Bang
> Dani. Sayang, kita
> tidak punya email addressnya. Mudah2an dapat
> disampaikan oleh Icky
> langsung ke Bang Dani:
> 
> 1. Soal banjir, kita--seperti Yusuf Kalla dan Fauzi
> Bowo--lebih banyak
> membuat "obatnya" tapi tidak mengatasi "penyebabnya"
> .
> Akhirnya, tampak
> sekali bahwa orientasi kita bukanlah mengatasi
> banjir,
> melainkan
> menciptakan lalu memperoleh proyek-proyek
> pembangunan
> fisik belaka.
> 
> 2. Soal perencanaan komplek kantor Gubernur yang
> dirancang oleh Bang
> Dani. Apakah pembangunan kompleks itu sesuai
> perencanaan, atau memang
> perencanaannya yang payah? Sebab, jalan ke kantor
> Gubernur saja dibuat
> sampai dua kali. Dua kali pula proyek miliaran
> rupiah
> hanya untuk
> pembuatan jalan. Jalan yang pertama kali dibangun
> hanya dipakai selama
> dua tahun. Pak Ary Pedju (konsultan enjiniring
> ternama
> di negeri ini)
> juga bingung melihat jalan yang sudah tertimbun dan
> tidak dapat
> dipakai lagi.
> 
> 3. Andaikata Dani Pomanto mau jadi Bupati
> Gorut.......
> .....
> 
> Odu olo,
> 
> Elnino
> 
> --- In gorontalomaju2020@ yahoogroups. com, Taufik
> Polapa <[EMAIL PROTECTED] >
> wrote:
> >
> 
> 
>      
>
____________________________________________________________________________________
> Be a better friend, newshound, and 
> know-it-all with Yahoo! Mobile.  Try it now. 
>
http://mobile.yahoo.com/;_ylt=Ahu06i62sR8HDtDypao8Wcj9tAcJ
> 
> 
> 



      
____________________________________________________________________________________
Never miss a thing.  Make Yahoo your home page. 
http://www.yahoo.com/r/hs

Kirim email ke