semua pada mengernyitkan dahi menanggapi berita yang ditulis ulil absar abdala . akan lebih terkejut lagi mungkin kalau apa yang baru diangkat ke permukaan , ke majelis kita ini , nggak usah jauh-jauh sampai ke massachusetts . di gorontalo saja sudah menjadi trends diantara anak-anak muda gorontalo , bahkan '9 out of 10 uti gorontalo' juga tanpa ada perasaan canggung akan menuliskan dalam profil friendster mereka 'dating men' . ada yang dengan halus menuliskan dating women and men dan ada yang secara gamblang menuliskan 'dating men' .
dalam salah satu perjalanan haji ketika sedang mabit di mina , saya menyaksikan 2 security guards/petugas keamanan yang entah timbul iseng atau memang sedang birahi salah satunya memasukkan tangannya ke kantong temannya dan kemudian meraba-raba bagian yang dapat anda bayangkan sendiri . keakraban diantara kaum yang sama (sama jenis kelamin) di negara-negara timur tengah lebih akrab dari kita yang kena pengaruh budaya barat . kekhawatiran yang disebutkan om henk sebenarnya adalah hal yang terjadi dan mungkin malah dianggap natural atau alami , cuma tidak diangkat menjadi percakapan di meja ketika saat makan atau tidak menjadi issue persamaan jender seperti yang diributkan di negara-negara barat dan menuntut persamaan hak dsbnya . jika kita berada diantara teman-teman arab , kita telah diperkenalkan dan telah duduk makan bersama mereka , saat kita pulang kita sudah harus melakukan tata cara mereka saat berpisah . harus saling pelukan , saling cium pipi (saya tidak akan menuliskannya secara detail) . kita tidak harus canggung , karena kita berada dalam budaya dan tata cara mereka . teman saat sma di gorontalo , kalau ketemu di masjid , dalam perjalanan bubar masjid , sering dia memegang tangan saya . saya dengan hati-hati harus menarik tangan saya tanpa harus membuatnya tersinggung . untuknya itu hal yang alami , tetapi saya yang bertahun hidup dengan pengaruh budaya barat , merasa kikuk saja . nah , sekarang mungkin anda akan mencermati anak , ponakan , adik , kerabat yang ada dalam lingkup keluarga kita . mudah-mudahan tidak ada yang kaget atau shocked , ulil saja yang mungkin tidak mencermati keadaan sekelilingnya ketika berada di negara-negara timur tengah atau ulilnya sendiri kelewat jelek untuk menarik minat orang arab yang berada di sekitarnya . he he he karena mereka tahu ulil adalah penganjur islam liberal yang pura-pura kaget kemudian dengan nilai-nilai barat . salam , tot "R. H. Uno" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Halo boss yang lagi libur, Ketika 52 tahun lalu masih skola di Bandung, dengan rasa kagum dan mengharapkan berkah, kami berkunjung ke seorang keluarga yang baru pulang dari perjalanan haji. Sungguh banyak ceritanya yang kami dengarkan dengan penuh kekaguman,maklumlah 40 malaikat masih melayang-layang disekitar punggungnya. Kami semua yang berkunjung yakin akan hal itu (mungkin kalau sekarang saya berpendapat bahwa ada aura putih bersih yang masih mengitari penutur cerita yang baru pulang haj itu). Namun yang paling lengket dibenak saya, adalah cerita serrem yang beliau sampaikan : Rombongan kami yang ada pemuda2nya sangat berhati-hati untuk tidak membiarkan pemuda remaja kami berjalan sendiri, bisa hilang untuk didubur, maklumlah untuk nikah di Jazirah Arab sangatlah mahal . Cerita it uterus, eh, ketikan computer ini suka ngaco ya, kita pas lagi mau nulis itu terus kok jadi tertulis saluran yang lain . Lanjut Cerita it uterus nempel dipikiran saya sampai akhirnya saya berkesempatan berhaj. Dalam berjalan-jalan diluar areal masjid Harram, untuk sekedar cari makan dan dikawal adik2 mahasiswa Indonesia dari Mesir yang lagi praktek jadi guide skalian pembimbing doa, saya masih sangat teringat cerita dulu di Bandung. Mungkin juga karena umumnya naluri survival yang otomatis, sekali-sekali selagi jalan saya melihat kebelakang sambil telapak tangan siap2 menutup lubang sensitif saya, mana tahu ada variasi lain yang akan menimpa saya dari belakang .demikianlah ketakutan saya. Tetapi saya tidak menceritakan kekhawatiran saya itu kepada guide kami bung Salahuddin, mahasiswa S2 yang sekarang sudah kembali ke Indonesia . Masih ada lagi cerita2 aneh yang pernah kami alami ketika berhaj, tapi nanti lah diceritakan dilain hari. Wass.OH -----Original Message----- From: gorontalomaju2020@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Mansur Martam Sent: Sunday, March 02, 2008 12:32 AM To: gorontalomaju2020@yahoogroups.com Subject: [GM2020] RE:Pengalaman menyaksikan nikah sesama jenis di Massachusetts (Tuk OH) Salam, Enaknya OH nulis begini; "He he , Ulil cant just believe it, sejak 37 tahun lalu ketika skola di Minesota, negara bagian pertama yang mengesahkan hubungan sesame jenis, I BELIEVE IT IS HAPPENING .so what gitu loh, kita pasrahkan kepada YMK apa jadinya, jangan ngikut2 ngatur dunia selain Allah!" Setelah baca pengalamannya Ka Ulil saya merasa bahwa dia masih sulit menerima kenyataan itu. Kesannya dia tidak mau hal itu terjadi, sebab bertentangan dengan sunnatullah. Sangat beda kesan tulisannya OH, yang ikhlas lillahi ta'ala bila nikah sesama jenis terjadi di atas bumi ini, di indonesia, bahkan di Gorontalo. Namun, saya belum bisa memastikan apa sesungguhnya didalam hati Kak Ulil dengan OH. Ah, ngapain mikir tentang Ka Ulil, mending mikir OH aja yang dikit2 "miring" dengan ungkapannya. Saya hanya berharap bahwa maksud sesungguhnya dari ungkapan OH itu seperti ibu yang marah kepada Anaknya yang nakal ketika demam dan batuk2; "Pohaya to dutula" atau "polihu to didi" atau "pondhalengo hui da'a". Kesannya membiarkan atau menyuruh, namun pada dasarnya itu sebuah larangan dan cegahan. Semoga saja. Dalam Qur'an dan Hadits juga banyak menggunakan cara seperti itu. Dalam ilmu Balaqah dikenal dengan istilah Tahdid. Salam. Mansur el-Hulondalo --------------------------------- Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru! --------------------------------- Never miss a thing. Make Yahoo your homepage.