Setahu saya ada idealis muda di legislatif kota bernama Asryati….Ws.OH
 
-----Original Message-----
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Razak Umar
Sent: Tuesday, April 15, 2008 11:23 PM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Bls: [salembasg] FW: [Forum Pembaca KOMPAS] "It's the Voters, Stupid!"
 
Ass..

Hemat saya sebenarnya fakta politik ini  (pilkada Jabar-fenomenal) bagi anak 
muda- Gorontalo mulai dilirik..!  Persoalannya, maaf...! umumnya politisi 
senior masih suka dengan 'ketuannya'- sehingga perubahan didaerah lambat. 
Berapa orang kalangan muda yang menjadi anggota legislatif...?. Kondisi yang 
cukup memberi konstribusi adalah petuah orang2 Tua 'Dipo Moodelo' (belum bisa 
memimpin) yang sering dialamatkan kepada anak2 muda, ini adalah kendala kultur. 
Hal yang mungkin dapat dilakukan -mo sikolah  bo wonu ma motota diya pongakali 
uwti.....! / Sekolah...!dan jangan menipu. 
Bagi tman2 intelektual - muda hendaklah berbagi peran, tak ada salahnya jika 
perubahan Gorontalo 2020 harus dibangun dari gedung legislatif- agar politik 
Gorontalo lebih cerdas dan dewas 

Wassalam 

Razak 



----- Pesan Asli ----
Dari: bustamil ariechandra <[EMAIL PROTECTED]>
Kepada: [EMAIL PROTECTED]
Terkirim: Selasa, 15 April, 2008 23:44:31
Topik: Re: [salembasg] FW: [Forum Pembaca KOMPAS] "It's the Voters, Stupid!"
betul OH!

1. Pemain2 baru
2. Lapangan permainan yang baru
3. 'teknik2' baru

.....Friedman- -world is flat--yang bilang loh, not me..

gimana Om Ary P.?

Tiap orang ada masanya, dan tiap masa ada orangnya....
ok OH?! 


----- Original Message ----
From: R. H. Uno <[EMAIL PROTECTED] net.id>
To: [EMAIL PROTECTED] ps.com; gorontalomaju2020@ yahoogroups. com
Sent: Tuesday, April 15, 2008 15:42:07
Subject: [salembasg] FW: [Forum Pembaca KOMPAS] "It's the Voters, Stupid!"
BAIK UTK DISIMAK ORANG2  MUDA DI  GORONTALO.Wass. OH
 
-----Original Message-----
From: Forum-Pembaca- [EMAIL PROTECTED] ps.com [mailto:Forum- Pembaca-Kompas@ 
yahoogroups. com] On Behalf Of Ridwan Nyak Baik
Sent: Tuesday, April 15, 2008 2:41 PM
To: Forum-Pembaca- [EMAIL PROTECTED] ps..com
Subject: RE: [Forum Pembaca KOMPAS] "It's the Voters, Stupid!"
 
Pada masa perlawanan mahasiswa era 70-an dari Bandung berkumandang jargon: 
"Jangan terpesona ke Jakarta di mana pertandingan dilangsungkan, tapi lihatlah 
ke Bandung tempat para pemain disiapkan." 
Jargon tersebut relevan dalam perspektif kekinian untuk menghadapi 2009, dengan 
format: "Hai para pemain 2009 jangan terlena dengan tebar senyum dan 
pencitraan, tapi evaluasi Pilkada Jabar medium rakyat yang telah habis sabar 
dan bosan terhadap polah kebohongan para partisan."
Tabik;
RNB

-----Original Message-----
From: Forum-Pembaca- <mailto:Forum-Pembaca-Kompas%40yahoogroups.com>  [EMAIL 
PROTECTED] ps.com [mailto:Forum-Pembaca- 
<mailto:Forum-Pembaca-Kompas%40yahoogroups.com>  [EMAIL PROTECTED] ps.com] On 
Behalf Of Kusmayanto Kadiman
Sent: Tuesday, April 15, 2008 11:43 AM
To: Forum-Pembaca- <mailto:Forum-Pembaca-Kompas%40yahoogroups.com>  [EMAIL 
PROTECTED] ps.com
Subject: Re: [Forum Pembaca KOMPAS] "It's the Voters, Stupid!"

Terima kasih Pak BS,

Wah ... mirip dengan Brand Barrack Obama ya... New, Different &
Attractive !

Pelajaran berharga untuk Pemilu 2009 !

jabat erat,
KK

On Tue, 2008-04-15 at 04:40 +0000, Agus Hamonangan wrote:
> Oleh Budiarto Shambazy
> 
> http://www.kompas. com/kompascetak/ read.php? 
> <http://www.kompas.com/kompascetak/read.php?cnt=.xml.2008.04.15.01000249&channel=2&mn=154&idx=154>
>   cnt=.xml. 2008.04.15. 01000249& channel=2& mn=154&idx= 154 
> <http://www.kompas. com/kompascetak/ read.php? 
> <http://www.kompas.com/kompascetak/read.php?cnt=.xml.2008.04.15.01000249&channel=2&mn=154&idx=154>
>   cnt=.xml. 2008.04.15. 01000249& channel=2& mn=154&idx= 154> 
> 
> Kemenangan cagub/cawagub Jawa Barat, Ahmad Heryawan-Dede Yusuf
> (PKS-PAN), menjadi sign post yang yang menunjukkan demografi politik
> sedang berubah. Perilaku pemilih di Jabar bisa terulang kembali tahun
> 2009.
> 
> Secara historis Jabar sering lebih berperanan ketimbang Ibu Kota,
> Jakarta . Itu sebabnya, dalam mural sejarah bangsa ini posisi politik
> Jabar termasuk unik.
> 
> Bung Karno dan PNI memulai karier politik di Bandung . Kota Kembang
> salah satu pusat studie club�"selain Batavia dan Surabaya�"yang
> merupakan basis perjuangan generasi muda di awal abad ke-20.
> 
> Rengasdengklok di Jabar adalah kota kecil yang jadi tempat
> persembunyian para penculik yang menyandera Bung Karno-Bung Hatta
> sehari sebelum Proklamasi. Lalu, siapa yang tak kenal Muhammad Toha,
> pahlawan peristiwa ââ'¬Â�Bandung Lautan Apiââ'¬Â� 24 Maret 1946?
> 
> Perundingan pertama RI-Belanda berlangsung di Linggarjati, juga kota
> kecil di Jabar, November 1946. Historia Jabar disebut oleh puisi
> Chairil Anwar, Antara Karawang-Bekasi, yang antara lain berbunyi,
> ââ'¬Â�Kami yang kini terbaring antara Karawang-Bekasi, tidak bisa teriak
> ââ'¬â"¢Merdekaââ'¬â"¢ dan angkat senjata lagiââ'¬Â�.
> 
> Keberagaman politik Jabar tampak dari kepemimpinan di Kodam Siliwangi.
> Di kodam strategis ini orang Batak (AH Nasution), orang Jawa (HR
> Dharsono), atau orang Manado (AE Kawilarang) yang diterima sebagai
> panglima.
> 
> Jabar tak mengenal kutub politik kanan atau kiri karena tanah yang
> subur itu sejak dulu mengenal moderasi. Kadang kala Jabar mengoreksi
> Jakarta , tetapi tanpa pembangkangan.
> 
> Sekali lagi, hasil pilgub Jabar merupakan petunjuk penting untuk
> mereka-reka perilaku pemilih pada pemilu/pilpres tahun depan. Ada
> empat makna yang patut ditelaah.
> 
> Makna pertama, kemenangan ââ'¬Â�Hadeââ'¬Â� (Heryawan-Dede) merupakan
> kehendak
> mayoritas yang menolak incumbent (pemangku jabatan) yang dianggap
> kurang berhasil. Ini fakta yang membuktikan pemilih makin hari makin
> rasional.
> 
> Siapa yang menyangka mereka berprinsip ââ'¬Â�kecil itu indahââ'¬Â�? Dua
> partai
> ââ'¬Â�kecilââ'¬Â�, PKS dan PAN, ternyata dianggap lebih baik daripada â
> â'¬Â�kartel
> partaiââ'¬Â� yang dipimpin dua partai raksasa, Golkar dan PDI-P.
> 
> Belajar dari pilgub di DKI tempo hari, PKS tentu menjadi daya tarik
> utama bagi para pemilih. Mungkin saja salah satu kiatnya karena
> kepemimpinan PKS yang bersifat kolegial demi menghindari kultus
> individual.
> 
> Tak mustahil sukses PKS itu didukung pula oleh sikap yang membuka diri
> bagi warga non-Muslim. Seperti pernah diutarakan di rubrik ini, teman
> saya dari etnis China yang bukan Islam kini dibujuk untuk menjadi
> caleg PKS.
> 
> Makna kedua, pemilih rupanya kurang peduli lagi dengan figur, ikon,
> atau tokoh dengan berbagai predikat politik dan kultural yang
> terkenal. Ingat, Heryawan bukanlah ââ'¬Â�pesohor politisiââ'¬Â� dan Dede
> lebih
> top sebagai pesohor daripada politisi.
> 
> Lagi pula Heryawan dan Dede masih berstatus anggota parlemen yang
> bukan bertugas di Jabar. Heryawan adalah anggota DPRD DKI dan Dede
> anggota DPR.
> 
> Artinya, mereka mungkin saja berprinsip nothing to lose ketika
> memutuskan ikut pilgub Jabar. Toh, andaikan gagal terpilih, mereka,
> ibaratnya, ââ'¬Â�Tetap jatuh di kasur empukââ'¬Â�.
> 
> Berbeda kontras dengan cagub Danny Setiawan (Golkar-Demokrat) dan
> cawagub Nuââ'¬â"¢man Hakim (PDI-P, PPP, PKB, PDS, dan PKPB) yang berstatus
> incumbent. Danny adalah Gubernur Jabar, sedangkan Nuââ'¬â"¢man wakil
> gubernurnya.
> 
> Dan, cagub Agum Gumelar (PDI-P, PKB, PDS, PPP, PBB, PKPB) adalah tokoh
> berpengalaman yang beberapa tahun terakhir coba mencalonkan diri jadi
> gubernur DKI, Ketua KONI Pusat, bahkan wapres. Jangan lupa, ia pun
> bolak-balik pernah menjadi menteri.
> 
> Nah, pemilih memilih duet ââ'¬Â�dua sipilââ'¬Â� ketimbang duet â
> â'¬Â�sipil-militerââ'¬Â�.
> Padahal, Agum jenderal purnawirawan yang cukup berakar di Jabar dan
> cawagub Iwan Sulandjana (Golkar/Partai Demokrat) bahkan pernah menjadi
> Panglima Kodam dan Kepala Staf Kodam Siliwangi.
> 
> Makna ketiga, Hade dipilih mayoritas rakyat karena berusia muda, yakni
> sama-sama 41 tahun. Agum dan Danny sama- sama berusia 62 tahun, Iwan
> 57 tahun, dan Nuââ'¬â"¢man 55 tahun.
> 
> Anda bisa membayangkan sebuah provinsi besar di republik ini dipimpin
> oleh dua anak muda. Ini merupakan prestasi fenomenal yang baru terjadi
> setidaknya sejak era Orde Baru!
> 
> Makna keempat, lebih dari 35 persen pemilih apatis karena tak
> menggunakan hak pilihnya karena golput. Gejala ini sebenarnya telah
> terlihat dari hasil akhir pilgub DKI yang juga mencatat jumlah golput
> lebih dari sepertiga total pemilih.
> 
> Rakyat memilih golput untuk ââ'¬Â�menghukumââ'¬Â� partai dan politisi.
> Masalahnya, apakah partai dan politisi siap membayar hukuman itu
> dengan menetapkan program-program sosial untuk menarik minat rakyat
> menggunakan suaranya kembali?
> 
> Jadi, empat makna yang hasil pilgub Jabar: rakyat menolak incumbent
> yang dianggap gagal dan tak peduli dengan ketokohan. Rakyat lebih suka
> yang muda dan memilih golput karena kecewa. So, whatââ'¬â"¢s next?
> 
> Jabar merupakan lumbung suara yang amat bisa menentukan hasil akhir
> setiap pemilu. Gengsi politik Jabar tak kalah tinggi dibandingkan
> dengan Jateng atau Jatim yang sebentar lagi juga melangsungkan pilgub.
> 
> Pelajaran terpenting adalah ingatlah semboyan yang kini ngetop di AS,
> ââ'¬Â�Itââ'¬â"¢s the voters, stupid!ââ'¬Â�
> 
> 
> 
> 
> 


[Non-text portions of this message have been removed]
 

Send instant messages to your online friends http://uk.messenger .yahoo.com 
 

between 0000-00-00 and 9999-99-99 
  _____  

Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di bidang Anda di Yahoo! 
<http://sg.rd.yahoo.com/mail/id/footer/def/*http:/id.answers.yahoo.com/>  
Answers
 

Reply via email to