Saya bukan tidak setuju SENAT UNG Studi Banding, tapi itulah pertanyaan yang pertama-tama muncul adalah berapa biayanya dan mau apa kesana, barusan FIP UNG dari Australia belum tau apa yang mereka kerjakan disana, sekarang SENAT UNG lagi yang giliran studi banding. Pak Hartono (HH), MY dan Ahmad Fadli (AF), UNG itu masih perlu banyak berlajar, karena disana masih banyak yang tidak tahu membaca (Buta Huruf), hal ini saya ungkapkan karena semua kejadian atau penyebab rusaknya sistem Akademik, kemahasiswaan dan keuangan di UNG karena kekurang tahuan CI-VA UNG untuk membaca berbagai aturan baik dalam UUD-45, UU, maupun PP dan KEPMEN. Terutama dalam menghargai kompetensi seseorang walapun dia itu masih senior. Sehingga itu UNG perlu belajar banyak baik dari Dalam Negeri Maupun LUar Negeri agar tidak bodoh. Sayang hanya SENAT UNG yang pergi, kalau saya berpendapat dengan gedungnya, mahasiswa dan seluruh dosen saja pergi untuk STUDI BANDING supaya semuanya mengetahui bagaimana dunia pendidikan yang dibangung atas kecerdasan intelektual, sikap amanah, jujur keilmuan, dan keterampilan serta keahlian CIVA-nya bukan sama dengan UNG yang dibangung dengan pondasi kekeluargaan, feodalisme, konstrukfisme, konvensional, dan hedonisme.
OK. BUNG HH, MY dan AF. saya berdoa pohilala du'a MOAHUMAO wau MOAHUMAYI. MIB