Bagus juga lagunya.. dapa inga kampung bakumpul deng anak istri.. hu..hu..hu.. 
puasa sandiri, lebaran sandiri, tida tau mo pasiar kamana abis shalat ied.. 
help me...

--- On Thu, 9/11/08, Sitti Zumbrunn Uno <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

From: Sitti Zumbrunn Uno <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: Re: [GM2020] Tak Perlu Ajari Kami Berpuasa
To: gorontalomaju2020@yahoogroups.com
Date: Thursday, September 11, 2008, 8:00 AM







Bukan Hanya minum euy..napa dapa mandi ley.....kalau dipinogu...tinggal cari 
depe ikat pinggang.... .waktu keluxor divalley of the kings...pingin minta doa2 
dari nefertiti yang nan cantik...tapi tidak dapat euy.
napa depe lagu linancy ajram.... tidak tahu depe arti mawolo.....yang jelas 
yang nyanyi cantik olo
http://www.imeem. com/yobubba/ music/1kd8Shz3/ nancy_ajram_ enta_eih/
Salam Ramadhan
szu
 
--- In gorontalomaju2020@ yahoogroups. com, Luqman Elhakim <[EMAIL PROTECTED] 
.> wrote:
>
> So dapa minum Air mentah dari Sungai Nilnya Nabi Musa... :D
> 
> 
>   http://galaksi. multiply. com/  
> 
> --- On Thu, 9/11/08, iqbal makmur [EMAIL PROTECTED] . wrote:
> 
> From: iqbal makmur [EMAIL PROTECTED] .
> Subject: Re: [GM2020] Tak Perlu Ajari Kami Berpuasa
> To: gorontalomaju2020@ yahoogroups. com
> Date: Thursday, September 11, 2008, 3:24 AM
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> Saya perhatikan sejak pulang dari mesir ti Tata Siti jadi lebih relijius, 
> hehehehe...
> 
> --- On Thu, 9/11/08, Sitti Zumbrunn Uno [EMAIL PROTECTED] com> wrote:
> 
> From: Sitti Zumbrunn Uno [EMAIL PROTECTED] com>
> Subject: [GM2020] Tak Perlu Ajari Kami Berpuasa
> To: gorontalomaju2020@ yahoogroups. com
> Date: Thursday, September 11, 2008, 12:19 AM
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> Dari sablah rumah
> Dari yang rindu Pulkam euy......... .....
> -szu-
>  
> Tak Perlu Ajari Kami Berpuasa 
>   
> Berpuasa Hari ke tiga di bulan ramadhan saya berkesempatan menumpang becak 
> menuju rumah ibu. Sore itu, tak biasanya udara begitu segar, angin lembut 
> menerpa wajah dan rambutku. Namun kenikmatan itu tak berlangsung lama, 
> keheninganku terusik dengan suara kunyahan dari belakang, "Abang becak ...?" 
> Ya, kudapati ia tengah lahapnya menyuap potongan terakhir pisanggoreng di 
> tangannya. Sementara tangan satunya tetap memegang kemudi. "Heeh, puasa-puasa 
> begini seenaknya saja dia makan ...," gumamku. 
> 
> Rasa penasaranku semakin menjadi ketika ia mengambil satu lagi pisang goreng 
> dari kantong plastik yang disangkutkan di dekat kemudi becaknya, dan .... 
> untuk kedua kalinya saya menelan ludah menyaksikan pemandangan yang bisa 
> dianggap tidak sopan dilakukan pada
> saat kebanyakan orang tengah berpuasa.
> 
> "mmm ..., Abang muslim bukan? tanyaku ragu-ragu. "Ya dik, saya muslim .." 
> jawabnya terengah sambil terus mengayuh. "Tapi kenapa abang tidak puasa? 
> abang tahu kan ini bulan ramadhan.Sebagai muslim seharusnya abang berpuasa. 
> Kalau pun abang tidak berpuasa, setidaknya hormatilah orang yang berpuasa. 
> Jadi abang jangan seenaknya saja makan di depan banyak orang yang berpuasa 
> ..." deras aliran kata keluar dari mulutku layaknya orang berceramah.
> 
> Tukang becak yang kutaksir berusia di atas empat puluh tahun itu menghentikan 
> kunyahannya dan membiarkan sebagian pisang goreng itu masih menyumpal 
> mulutnya. Sesaat kemudian ia berusaha menelannya sambil memperhatikan wajah 
> garangku yang sejak tadi menghadap ke arahnya. 
>   
> "Dua hari pertama puasa kemarin abang sakit dan tidak bisa narik becak. Jujur 
> saja dik, abang memang tidak puasa hari ini karena pisang goreng ini makanan 
> pertama abang sejak tiga hari ini." Tanpa memberikan kesempatanku untuk 
> memotongnya, "Tak perlu ajari abang berpuasa, orang-orang seperti kami sudah 
> tak asing lagi dengan puasa," jelas bapak tukang becak itu.
> "Maksud bapak?" mataku menerawang menunggu kalimat berikutnya. "Dua hari 
> pertama puasa, orang-orang berpuasa dengan sahur dan berbuka. Kami berpuasa 
> tanpa sahur dan tanpa berbuka. Kebanyakan orang seperti adik berpuasa hanya 
> sejak subuh hingga maghrib,
> sedangkan kami kadang harus tetap berpuasa hingga keesokan harinya ..."
> "Jadi ...," belum sempat kuteruskan kalimatku, "Orang-orang berpuasa hanya di 
> bulan ramadhan, padahal kami terus berpuasa tanpa peduli bulan ramadhan atau 
> bukan ..."
> "Abang sejak siang tadi bingung dik mau makan dua potong pisang goreng ini, 
> malu rasanya tidak berpuasa. Bukannya abang tidak menghormati orang yang 
> berpuasa, tapi..." kalimatnya terhenti seiring dengan tibanya saya di tempat 
> tujuan.
> 
> Sungguh. Saya jadi menyesal telah menceramahinya tadi. Tidak semestinya saya 
> bersikap demikian kepadanya. Seharusnya saya bisa melihat lebih ke dalam, 
> betapa ia pun harus menanggung malu untuk makan di saat orang-orang berpuasa 
> demi mengganjal perut laparnya.Karena jika perutnya tak terganjal mungkin 
> roda becak ini pun takkan berputar ..
> Ah, kini seharusnya saya yang harus merasa malu dengan puasa saya sendiri? 
> Bukankah salah satu hikmah puasa adalah kepedulian? Tapi kenapa orang-orang 
> yang dekat dengan saya nampaknya luput dari perhatian dan kepedulian saya? 
>  
>
 














      

Reply via email to