adalah kraton surakarta (bukan mangkunegaran) yang sangat royal dalam memberikan gelar-gelar adat kepada berbagai kalangan yang memberikan bantuan keuangan kepada mereka . jelas kalau menyangkut keuangan pasti akan ada timbal baliknya kan ?
gorontalo memberikan gelar adat pulanga kepada sri sultan adalah sesuatu yang baru .menarik , entah apa pertimbangannya dan entah sudah dimusyawarahkan oleh dewan adat di gorontalo . yang lalu medi botutihe sebagai pembina ketua dewan adat gorontalo sempat memecat ke ketua dewan adat (nggak sempat mencatat namanya) dan digantikan dari seseorang dari keluarga laya yang tidak tahu apa-apa tentang adat gorontalo , karena kepentingan politis medi . biasanya gelar adat diberikan jika seseorang telah meninggal dunia (mopowatepo nde wohiyolo gelar adati , ahu ganapu otawa huhutu liyo to'u tumu tumulo) / jika diberikan sesudah mati , semuanya sudah disempurnakan kan ? nggak mungkin macam-macam lagi . sekarang giliran sultan hamengku buwono X yang menerima gelar adat . jadi ingat ketika sultan hamengku buwono IX mangkat , ybs langsung mengambil semua kunci dari istana swarna bumi yang ada di bogor yang dihuni salah satu isteri sultan asal bangka tanpa menghormati bahwa ibu tirinya tersebut adalah isteri syah dari mendiang ayahnya yang juga punya hak untuk tinggal di istana tersebut . kriteria pemberian adat di gorontalo sangat tidak jelas , yang lalu iwan bokings juga diangkat menjadi pulanga dan ketika fadel tidak sempat menghadiri acara tersebut , dari panitya mencak-mencak lewat koran bahwa fadel tidak menghormati adat dan budaya gorontalo . saya ingin mengusulkan ada 3 nama yang patut diberi gelar pulanga . theodor smith yang membangun bandara toloti'o tanpa gejolak masyarakat dan dr. liem keng hong (dokter anak di gorontalo , yang menangani kehidupan awal banyak anak-anak gorontalo ketika gorontalo masih sangat terbelakang dan terpencil/terasing dari dunia luar ) tapi apakah kita berani memberikan gelar adat kepada non muslim ? (di surakarta banyak diberikan kepada non muslim juga) yang satunya adalah kepada haji alexander velberg yang membangun pariwisata gorontalo dari 'scratch' . ketika gorontalo tidak dikenal dunia , ybs telah berjuang memperkenalkan gorontalo kepada dunia . ketika anda membuka situs gorontalo , yang akan tampak nama ybs. dulu baru destinasi pariwisata . binde biluhuta juga dikenalkan ybs sebagai soup of gorontalo/appetizer . istana atau kraton dari 'duluo lo u limo lo pohala'a' juga nggak jelas kan ? ada memang disebutkan huango botu/dungingi , tapi dimananya , nggak ada yang tahu tepat lokasinya alias wallahu'alam . maaf jika ada yang tidak berkenan (karena menyangkut keluarga atau kerabat kita sendiri) , salam . tot --- On Thu, 9/11/08, Ramang H.Demolinggo <[EMAIL PROTECTED]> wrote: From: Ramang H.Demolinggo <[EMAIL PROTECTED]> Subject: [GM2020] Gelar Penganugrahan adat Pulanga Utk Sultan HB X To: "Gorontalomaju2020" <gorontalomaju2020@yahoogroups.com> Date: Thursday, September 11, 2008, 6:54 PM Assalamu alaikum wr wbTidak lama lagi pemerintah Gorontalo akan memberikan gelar penganugrahan adat "PULANGA" kepada Sri Sultan Hamengkubuwono X Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta. Rencana yang telah di tetapkan adalah tgl 7 oktober 2008.Ada hal menarik dalam penganugrahan adat pulanga ini,dimana barangkali teman teman millis GM2020 mungkin tahu kenapa mesti Sultan? Apa seh kriteria pemberian adat pulanga kepada yang bukan Asli Gorontalo??? Apakah faktor kedekatan antara kedua provinsi?? atau mungkin faktor faktor lain?? Mohon pencerahan dari teman teman milis yang ahli dalam bidang adat dan budaya!!! Terima kasih atas perhatiannya dan selamat menjalankan ibadah puasa!Wassalam,ramang H demolingo Dapatkan nama yang Anda sukai! Sekarang Anda dapat memiliki email di @ymail.com dan @rocketmail. com.