wah..diskusi agropolitannya makin hangat dan berbobot karena mulai banyak para 
petapa yang turun gunung dan bergabung dengan pertapa yang lain memikirkan 
nasib daerah ini karena adanya branding selama ini..para konservasionist angkat 
bicara, para ekonom mulai beranalisa tanpa bayang-bayang, para farmer baru 
sadar akan kerugiannya selama ini (jika merasa sih), para sosiolog & antropolog 
ditunggu analisis tajamnya tentang dampak agropolitan terhadap psikologi masa 
gorontalo, para politikus masih punya dagangan yang laku atau tidak karena 
gagal mengawal kebijakan agropolitan secara keseluruhan, bukan hanya aspek 
marketingnya saja..
Mungkin masih terlalu dini membicarakan keberlanjutan program agropolitan 
ditinjau dari sisi komandannya (01 gorontalo) pasca fadel..mari kita terus 
berdiskusi dengan argumen ilmiah dan dasar akademik yang kuat sampai pada 
akhirnya ada komandan yang mampu meyakinkan kita bahwa dia mampu membawa 
gorontalo ke arah yang lebih baik lagi dari hari ini (tantangan lho), bukan 
karena cadangan cost politik yang tinggi..mohon maaf lahir batin tinggal 18 
hari lagi lebaran..

nurdin

--- On Fri, 9/12/08, iqbal makmur <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
From: iqbal makmur <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: Re: [GM2020] AGROPOLITAN: Siapa yang diuntungkan?
To: gorontalomaju2020@yahoogroups.com
Date: Friday, September 12, 2008, 1:50 PM










    
            Ulasan2 tentang sisi kelemahan program agropolitan sudah banyak di 
bahas di berbagai tempat mulai dari seminar2, ruang kuliah sampai di milis. 
Saya salut dengan pandangan pak Herwin namun alangkah baiknya jika disertai 
solusi yang bisa menyembuhkan. Ibaratnya sebagai dokter yang tau penyakitnya 
tentu pula tau apa obatnya. Tidak lama lagi kita akan menyongsong kepemimpinan 
baru, mungkin saatnya skarang untuk mempersiapkan segala sesuatu untuk 
penyatuan visi ke depan. 
 
Salam,
Iqbal

--- On Thu, 9/11/08, Herwin Mopangga <winshots_pwd@ yahoo.co. id> wrote:

From: Herwin Mopangga <winshots_pwd@ yahoo.co. id>
Subject: Re: [GM2020] AGROPOLITAN: Siapa yang diuntungkan?
To: gorontalomaju2020@ yahoogroups. com
Date: Thursday, September 11, 2008, 11:38 PM








          Menurut saya, sisi positif "Agropolitan" selama masa kepemimpinan FM 
terhadap Gorontalo itu hanya mempromosikan daerah. Sejumlah pengusaha nasional 
dan mancanegara memang tertarik dan ingin berinvestasi, tetapi jika belum 
ditunjang oleh infrastruktur, kualitas SDM serta sistem, budaya dan etos kerja 
yang unggul, saya haqqul yaqin para investor pasti akan hengkang juga. 
          Publikasi BPS yang digembar-gemborkan kalangan Eksekutif bahwa 
Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Gorontalo yang 2% di atas rata-rata Pertumbuhan 
Ekonomi nasional itu masih debatable, absurd dan tidak berdampak pada perbaikan 
hidup dan
 kesejahteraan masyarakat terutama petani.
          Perekonomian Gorontalo hanya digerakkan oleh Konsumsi bukan kegiatan 
Produksi, Investasi apalagi kegiatan Ekspor. Dalam hal ini, Konsumsi Pemerintah 
untuk membiayai program dan proyek (fisik dan non-fisik) yang disinyalir hanya 
menguntungkan Kontraktor serta Konsumsi perorangan yang biasa terjadi diawal 
bulan ketika PNS gajian. Konsumsi yang tinggi mendorong inflasi yang tidak 
terkendali dan terjadinya gejala Konsumerisme.
          Produktivitas sektor riil rendah dan tidak berkembang. Orang 
Gorontalo yang senang berniaga lebih tertarik untuk berdagang dan mengembangkan 
usahanya ke daerah tetangga seperti Manado, Minahasa, Bitung, Sangihe dan 
Ternate. Sektor primer yang katanya menjadi Unggulan; Pertanian, Peternakan dan 
Perikanan, tidak mendapat perhatian dan bantuan yang cukup dari Pemerintah. Pada
 akhirnya, masyarakat yang terlempar dari usahanya itu masuk ke sektor 
informal. Dari tahun ke tahun jumlah bentor semakin membludak menimbulkan 
masalah lalu lintas dan transportasi kota. Buruh lepas dan pedagang kaki lima 
makin menjamur dan merusak keindahan kota. Jumlah penduduk miskin dan nganggur 
makin banyak. Intinya, Pertumbuhan Ekonomi yang tinggi (katanya), tidak 
dibarengi dengan distribusi pendapatan dan perluasan lapangan kerja. Tidak 
heran, Provinsi Gorontalo masih belum beranjak dari peringkat angka kemiskinan 
dan pengangguran tertinggi di level nasional maupun Kawasan Timur Indonesia.

Salam,
HM

--- Pada Jum, 12/9/08, syamsi pomalingo <[EMAIL PROTECTED] com> menulis:

Dari: syamsi pomalingo <[EMAIL PROTECTED] com>
Topik: Re: [GM2020] AGROPOLITAN: Siapa yang diuntungkan?
Kepada: gorontalomaju2020@ yahoogroups. com
Tanggal: Jumat, 12 September, 2008, 5:27 AM









sekarang ini agak lucu...banyak yang tau agropolitan itu program fadel, tapi 
adakah yang bertanya "agropolitan: siapa yang diuntungkan, Fadel, orang2 
disekitar Fadel atau rakyat, dan rakyat yang mana?
 
SP
--- Pada Kam, 11/9/08, Nurdin Baderan, SP <udinsoilung@ yahoo.com> menulis:

Dari: Nurdin Baderan, SP <udinsoilung@ yahoo.com>
Topik: Re: [GM2020] AGROPOLITAN PENTING UNTUK DIKAJI ULANG (sharing)
Kepada: gorontalomaju2020@ yahoogroups. com
Tanggal: Kamis, 11 September, 2008, 4:49 AM








Ass..sahabat lama

akhirnya kita ketemu juga ya..tapi sayangnya masih di dunia net..saya senang 
bahwa ternyata masih banyak rekan-rekan yang mau dan menilai secara kritis 
tetapi punya muatan akademis seperti sahabat saya ini tanpa melupakan faktor 
etisnya..ok saya sangat meresponi apa yang sobat maksudkan..
wass...
Nurdin

--- On Thu, 9/11/08, Tuturuga <belimbingbotol@ yahoo.com> wrote:

From: Tuturuga <belimbingbotol@ yahoo.com>
Subject: Re: [GM2020] AGROPOLITAN PENTING UNTUK DIKAJI ULANG (sharing)
To: gorontalomaju2020@ yahoogroups. com
Date: Thursday, September 11, 2008, 7:48 AM




Lahirnya konsep Agropolitan a la Gorontalo ini siapa yang punya konsep awal? 
Saya bukan mau cari kambing hitam, tapi paling tidak konsep ini dan konsep2 
yang akan datang harus bisa dipertanggungjawabk an secara akademis, jangan 
sampai seperti kasus Super Toy atau Blue Energy yang memalukan itu.
Saya misal saja, konsep Kota Hijau yang digagas Sekda kota Gorontalo 
sebelumnya, saya tidak menemukan ada orang "sekolahan" yang memberi konsep ini, 
bahkan bunga Tatudi diklain sebagai tanaman asli Gorontalo. Dulu, awalnya saya 
percaya begitu saja, namun setelah saya cari di artikel di internet ternyata 
tanaman ini dari Amerika Selatan. Nah lho?
Saat gembar-gembor kota hijau dulu, saya sempat menangkap ide bagus yang 
dilontarkan camat kota timur saat itu (Nixoon Rahman, sekarang kadis Nakerkop), 
dia prihatin pengambilan bambu kuning untuk kegiatan adat yang tidak disertai 
usaha untuk melestarikan. Dia sempat berkeinginan untuk menanam bambu ini di
 sepanjang bantaran sungai Bone yang berada di wilayah kekuasaannya, namun 
hingga kini belum ada realisasinya.
Demikian, semoga bisa memperkaya diskusi ini.
Untuk Udin, apa kabar? So lama tidak bakudapa setelah menikah. Masih ingat 
sejarah kehidupan di Kleak?

=t=

--- On Thu, 9/11/08, Nurdin Baderan, SP <udinsoilung@ yahoo.com> wrote:

> From: Nurdin Baderan, SP <udinsoilung@ yahoo.com>
> Subject: Re: [GM2020] AGROPOLITAN PENTING UNTUK DIKAJI ULANG (sharing)
> To: gorontalomaju2020@ yahoogroups. com
> Date: Thursday, September 11, 2008, 4:24 AM
> ass...ka mat.
> sebelumnya terima kasih respon yang baik dan
> bijaknya..mohon maaf jika postingan saya
 terlihat agak
> menohok dan berlebihan.. saya sependapat dan memahami varians
> tanggapan rekan-rekan dari berbagai aspek kajian yang
> nantinya akan memperkaya persepsi kita tentang apa dan
> bagaimana agropolitan yang sebenarnya dan implementasinya di
> Gorontalo sebagai Provinsi Agropolitan. .Inti dari artikel
> sederhana saya (Agropolitan penting dikaji ulang) adalah
> Agropolitan tidak salah dan Gorontalo bukan tidak sesuai
> ditetapkan sebagai provinsi Agropolitan. Tetapi mari kita
> meletakkan fondasi yang lebih kokoh dengan dasar
> karakteristik lingkungan setempat yang tipikal secara
> keseluruhan (Biofisik, Ekonomi, Sosial, Budaya dan Politik)
> sesuai hasil kajian dan penelitian yang menyeluruh (semua
> komponen tadi). dengan demikian pengelolaan program
> Agropolitan tidak sepenggal-sepenggal (parsial). saya
> menunggu ulasan dari teman-teman Sosekbud
 dan politik
> tentang kelayakan program
> agropolitan, sehingga nantinya akan menjadi piramida level
> pengelolaan program agropolitan menuju satu titik kesimpulan
> untuk kasus di Gorontalo. Mengapa demikian, karena setiap
> wilayah memiliki karaktersitik yang berbeda secara tipikal.
> Agropolitan di Gorontalo tentu sangat berbeda dengan
> Agropolitan di Pacet Cianjur..Seharusnya semua ini sudah
> dirumuskan dan ditetapkan dalam pedoman pelaksanaan program
> agropolitan dari tingkatan konseptual sampai teknis
> operasional, sehingga tidak terkesan terburu-buru dan
> mengejar target saja. Akibatnya salah satu komponen tidak
> diperhitungkan dan menjadi faktor pembatas bagi komponen
> lain untuk bekerja secar efektif..dari Aspek Biofisik lahan
> harus diakui bahwa dasar penetapan lokasi agropolitan masih
> lemah dan ketelitiannya tergolong kasar . Hampir
 semua
> informasi tanah dan lahan masih menggunakan Hasil Ekspose
> Survei Tanah Tinjau Skala 1 : 150.000 (mohon dikoreksi) dan
> Peta Reeprot. Informasinya masih sangat kasar
> dan belum bersifat operasional. Master Plan Program
> Agropolitan juga mengacu pada kedua data dasar ini. Pada
> tahun 2005 telah dilakukan analisis kesesuaian lahan dan
> Agroekologi Jagung di Kabupaten Pohuwato dengan skala peta 1
> : 50.000., demikian halnya dengan Kabupaten Bone Bolango
> tahun 2006 dan Kabupaten Gorontalo tahun 2007 dengan skala
> yang sama. Hasil penelitian ini telah merekomendasikan
> lokasi dengan kordinat yang cukup presisi dengan hasil
> sangat sesuai (S1) sampai tidak sesuai selamanya (N2),
> luasannya dan rekomendasi pengelolaan faktor pembatas,
> termasuk pengelolaan lahan dengan kemiringan di atas 15%
> agar diterapkan teknik konservasi tanah dan air agar
 menekan
> laju degradasi lahan akibat erosi tanah. Penelitian ini
> dibiayai dan dilaksanakan oleh Balitbangpedalda Provinsi
> Gorontalo. mengapa ini penting saya utarakan karena
> lahan-lahan inilah yang menjadi salah satu penyebab
> terjadinya aliran permukaan yang menggerus permukaan tanah
> menjadi
> erosi, diangkut kemudian diendapkan di daerah yang lebih
> rendah. kebanyakan lahan-lahan dengan kemiringan lereng
> >15% termasuk dalam kawasan hutan bahkan hutan lindung,
> seperti di Mongiilo, Owata, Tunggulo Kec, Tilongkabila
> Biyonga Limboto, Pangea Kec. Asparaga, Saritani Kec.
> Wonosari, dll. Lokasi pengembangan jagung yang tersebut di
> atas beberapa diantaranya merupakan hulu DAS Bone, Bolango,
> Paguyaman, Limboto, dll. Apa korelasi antara
> komponen-komponen di atas dengan Agropolitan dan Penataan
> Ruang, termasuk Penataan Penggunaan Lahan,??
 Korelasinya
> bahwa perlu penegasan dimana sentra produksi jagung utama
> berdasarkan karakteristik lahan (tanah, iklim, hidrologi,
> landform, topografi), dimana lokasi pabrik pengolahan
> (agroindustri) , dimana lokasi terminal agribisnis dan sub
> agribisnis serta out let hasil pertanian dari wilayah
> ini..jika kita mengatakan sentra produksi jagung di Tenilo?
> Apakah yang terlihat tertanam di lahan petani Jagung atau
> hortikultura saat ini..demikian halnya Patilanggio
> Marisa..Semua ini berkaitan erat dengan penataan ruang.
> dengan keluarnya UU No.26 tahun 2007 tentang penataan ruang
> maka seluruh Provinsi, Kabupaten, kota harus merevisi
> Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) sampai pada tempo yang
> diberikan oleh UU tersebut.. dengan demikian, maka peluang
> untuk mengkaji kembali program agropolitan ke arah yang
> lebih jelas dan realistis menjadi terbuka
 lebar karena
> Agropolitan juga merupakan komponen yang termasuk dalam
> RTRW..kekurangan data dan informasi tentang pengembangan
> agropolitan masih dapat dilengkapi untuk menjadi lebih baik
> lagi..sehingga upaya secara strategis dan sistematis untuk
> mengurangi dampaknya seperti Banjir, tanah longsor dan
> lainnya secara perlahan dan pasti dapat teratasi..
> 
> mungkin dicukupkan dulu ka.nanti disambung lagi.mo sholat
> subuh dulu sup,,
> 
> Wass,....
> 
> Nurdin
> 
> --- On Wed, 9/10/08, rakhmat lahay
> <[EMAIL PROTECTED] com> wrote:
> From: rakhmat lahay <[EMAIL PROTECTED] com>
> Subject: Re: [GM2020] AGROPOLITAN PENTING UNTUK DIKAJI
> ULANG
> To: gorontalomaju2020@ yahoogroups. com
> Date: Wednesday, September 10, 2008, 10:33 PM
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> Salam,
> Sekedar menambahkan dan bukan untuk menggurui. Membaca
> Subject "AGROPOLITAN PENTING UNTUK DIKAJI ULANG"
> kesan saya ada yang salah dalam Konsep AGROPOLITAN. 
> Dari hasil membaca artikel (http://www. litbang.deptan.
> go.id/artikel/ one/45/) saya memahami bahwa agropolitan
> memang menetapkan sektor pertanian sebagai sektor unggulan
> sebagai sumber pertumbuhan ekonomi. Nah berangkat dari sini
> saya berpikir tidak ada yang salah dengan AGROPOLITAN.
> Namun setelah membaca isi tulisan dari mas Nurdin, mungkin
> yang beliau maksud adalah : Apakah Lahan yang
 ada di
> Provinsi Gorontalo cocok sebagai lahan pertanian dengan
> mempertimbangkan faktor biofisik lahan  untuk menunjang
> pertumbuhan
> ekonomi?.(kira2 begitu). Berarti perlu ada analisa
> kesesuaian lahan (begitu ya pak nurdin). Untuk bisa menjawab
> pertanyaan tersebut perlu melibatkan banyak pakar sosial,
> ekonomi, pertanian, perencanaan, dll. 
> 
> Mungkin sekedar masukan saja perlu adanya "Desain
> Model Data Pertanian" sebagai langkah awal untuk
> mengetahui bahwa "tidak komprehensifnya database
> karakteristik dan kualitas lingkungan". Dalam Model
> Data Pertanian ini, bisa tergambarkan relasi antar entitas:
> biofisik lahan, sosial-ekonomi dan lain sebagainya yang bisa
> dianggap sebagai variabel yang berhubungan dgn pertanian.
> Model data ini dapat menjadi langkah awal Pembentukan
> Database Pertanian.
> 
> salam
>
 RJL
> ----- Original Message ----
> From: "Nurdin Baderan, SP" <udinsoilung@
> yahoo.com>
> To: gorontalomaju2020@ yahoogroups. com
> Sent: Tuesday, September 9, 2008 7:58:30 AM
> Subject: [GM2020] AGROPOLITAN PENTING UNTUK DIKAJI ULANG
> (Respon terhadap Bencana Alam di Gorontalo)
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> sebagai salah satu program unggulan pembangunan
> provinsi gorontalo dengan menjadikan gorontalo sebagai
> provinsi Agropolitan dengan komptensi di bidang pertanian
> berbasis jagung seharusnya sudah mensejahterakan Gorontalo
> secara keseluruhan terutama lingkungan pertanian yang makin
> dilestarikan dan masyarakat mulai merasakan manfaat program
> ini. namun sudah hampir 8 tahun program tersebut digulirkan
> tetapi yang sejahtera adalah segelintir golongan terutama
> para
 pedagang pengumpul jagung tersebut..sedangkan petani
> yang sebenarnya justru kurang atau bahkan tidak merasakan
> manfaat dari adanya program ini. justru yang terjadi adalah
> pembiasaan petani untuk menjadi
> tergantung pada pemerintah dengan adanya subsidi langsung
> sarana produksi pertanian..ekses negatifnya adalah petani
> tidak mau menanam jagung jika tidak mendapat bantuan benih
> dari pemerintah dan membiarkan
> lahannya bera (Fallow), sehingga produktifitas lahan
> pertanian untuk jagung tersebut menurun bahkan tidak
> produktif lagi..
> Hal yang paling menonjol dari implementasi program
> agropolitan ini adalah kurang atau tidak komprehensifnya
> database karakteristik dan kualitas lingkungan terutama
> tanah dan lahan serta iklim setempat untuk pengembangan
> Jagung. penanaman jagung secara masal terlihat tidak
> mempunyai kelayakan ilmiah, teknis
 dan ekonomis..demarea
> pengembangan jagung di beberapa site, seperti Tenilo,
> Tolotio, Dulupi, marisa masih berkutat pada kuantiti
> produksi. sedangkan kualitas dan kelestarian areal
> pertanaman jagung tersebut belum tersentuh sama
> sekali..laporan penelitian Tim IPB dan UNG tentang
> karakteristik fisiko kimia jagung asal gorontalo menunjukkan
> bahwa kadar aflatoksin jagung masih tinggi (unpublis)..
> Degradasi lahan pertanaman jagung menjadi salah suplayer
> erosi dan sedimentasi dan berpotensi menjadi
> bencana..sebagai Contoh areal
> pengembangan jagung Dulupi nampak jelas jagung ditanam
> pada lahan dengan kemiringan >15% atau curam, sehingga
> erosi tanah besar pada sungai Dulupi. Hasil penelitian Tim
> Hibah Bersaing UNG tahun 2007 pada Areal Pertanaman Jagung
> DAS Biyongan menunjukkan tingkat bahaya erosi Berat. dengan
> demikian, maka
 jangan heran jika Danau Limboto kebanggaan
> kita dari tahun ke tahun makin dangkal dan luasan efektif
> makin sempit..Melihat kondisi eksisting demikian, maka perlu
> kaji ulang program Agropolitan secara menyeluruh bukan hanya
> aspek marketing saja yang menjadi fokus program ini..Satu
> hal yang tidak bijaksana ketika zaman sekarang mewariskan
> lingkungan untuk anak cucu mendatang dalam keadaan hancur
> dan tidak bersisa untuk mereka memperoleh kebutuhan
> pangannya..jangan sampai teori ekonomi bertambah kalimat
> menjadi "Berusaha dengan Sumberdaya yang ada, untuk
> memperoleh hasil yang
> sebesar-besarnya, dalam waktu yang sesingkat-singkatny
> a"..
> 
> mohon maaf jika berlebihan,,
> 
> Nurdin





Yahoo! Toolbar kini dilengkapi dengan Search Assist. Download sekarang juga.



Yahoo! sekarang memiliki alamat Email baru 
Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail. 
br> Cepat sebelum diambil orang lain!





      
      

    
    
        
         
        
        








        


        
        


      

Kirim email ke