Kalau menurut saya, alangkah baiknya dideskripsikan juga tentang 
indikator kesejahteraan sosial itu seperti apa? Lalu data tentang 
kesejahteraan sosial para petani di Gorontalo baik sebelum dan 
setelah adanya program "agropolitan" juga dikemukakan. Hal ini 
menurut saya akan menjadi bahan pembanding bagi keberlangsungan 
program "agropolitan" di Gorontalo, agar kita tidak terjebak pada 
upaya untuk mengkritisi program tersebut apakah berhasil atau tidak. 
Jika hanya di tingkat wacana saja, mungkin para pengambil kebijakan 
dalam hal program "agropolitan" tersebut tidak akan mengambil langkah-
langkah perbaikan di kemudian hari, karena mereka juga memiliki data 
yang menurut mereka data tersebut valid adanya, sehingga 
keberlangsungan pragram "agropolitan" tersebut masih diperlukan 
(setidaknya demikian menurut mereka).

Salam
Ridwan Ibrahim


--- In gorontalomaju2020@yahoogroups.com, iqbal makmur 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Ulasan2 tentang sisi kelemahan program agropolitan sudah banyak di 
bahas di berbagai tempat mulai dari seminar2, ruang kuliah sampai di 
milis. Saya salut dengan pandangan pak Herwin namun alangkah baiknya 
jika disertai solusi yang bisa menyembuhkan. Ibaratnya sebagai dokter 
yang tau penyakitnya tentu pula tau apa obatnya. Tidak lama lagi kita 
akan menyongsong kepemimpinan baru, mungkin saatnya skarang untuk 
mempersiapkan segala sesuatu untuk penyatuan visi ke depan. 
>  
> Salam,
> Iqbal
> 
> --- On Thu, 9/11/08, Herwin Mopangga <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
> From: Herwin Mopangga <[EMAIL PROTECTED]>
> Subject: Re: [GM2020] AGROPOLITAN: Siapa yang diuntungkan?
> To: gorontalomaju2020@yahoogroups.com
> Date: Thursday, September 11, 2008, 11:38 PM
> 
Menurut saya, sisi positif "Agropolitan" selama masa kepemimpinan FM 
terhadap Gorontalo itu hanya mempromosikan daerah. Sejumlah pengusaha 
nasional dan mancanegara memang tertarik dan ingin berinvestasi, 
tetapi jika belum ditunjang oleh infrastruktur, kualitas SDM serta 
sistem, budaya dan etos kerja yang unggul, saya haqqul yaqin para 
investor pasti akan hengkang juga. 
Publikasi BPS yang digembar-gemborkan kalangan Eksekutif bahwa 
Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Gorontalo yang 2% di atas rata-rata 
Pertumbuhan Ekonomi nasional itu masih debatable, absurd dan tidak 
berdampak pada perbaikan hidup dan kesejahteraan masyarakat terutama 
petani.
Perekonomian Gorontalo hanya digerakkan oleh Konsumsi bukan kegiatan 
Produksi, Investasi apalagi kegiatan Ekspor. Dalam hal ini, Konsumsi 
Pemerintah untuk membiayai program dan proyek (fisik dan non-fisik) 
yang disinyalir hanya menguntungkan Kontraktor serta Konsumsi 
perorangan yang biasa terjadi diawal bulan ketika PNS gajian. 
Konsumsi yang tinggi mendorong inflasi yang tidak terkendali dan 
terjadinya gejala Konsumerisme.
Produktivitas sektor riil rendah dan tidak berkembang. Orang 
Gorontalo yang senang berniaga lebih tertarik untuk berdagang dan 
mengembangkan usahanya ke daerah tetangga seperti Manado, Minahasa, 
Bitung, Sangihe dan Ternate. Sektor primer yang katanya menjadi 
Unggulan; Pertanian, Peternakan dan Perikanan, tidak mendapat 
perhatian dan bantuan yang cukup dari Pemerintah. Pada akhirnya, 
masyarakat yang terlempar dari usahanya itu masuk ke sektor informal. 
Dari tahun ke tahun jumlah bentor semakin membludak menimbulkan 
masalah lalu lintas dan transportasi kota. Buruh lepas dan pedagang 
kaki lima makin menjamur dan merusak keindahan kota. Jumlah penduduk 
miskin dan nganggur makin banyak. Intinya, Pertumbuhan Ekonomi yang 
tinggi (katanya), tidak dibarengi dengan distribusi pendapatan dan 
perluasan lapangan kerja. Tidak heran, Provinsi Gorontalo masih belum 
beranjak dari peringkat angka kemiskinan dan pengangguran tertinggi 
di level nasional maupun Kawasan Timur Indonesia.
> 
> Salam,
> HM
> 
> --- Pada Jum, 12/9/08, syamsi pomalingo <[EMAIL PROTECTED] com> 
menulis:
> 
> Dari: syamsi pomalingo <[EMAIL PROTECTED] com>
> Topik: Re: [GM2020] AGROPOLITAN: Siapa yang diuntungkan?
> Kepada: gorontalomaju2020@ yahoogroups. com
> Tanggal: Jumat, 12 September, 2008, 5:27 AM
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> sekarang ini agak lucu...banyak yang tau agropolitan itu program 
fadel, tapi adakah yang bertanya "agropolitan: siapa yang 
diuntungkan, Fadel, orang2 disekitar Fadel atau rakyat, dan rakyat 
yang mana?
>  
> SP
> --- Pada Kam, 11/9/08, Nurdin Baderan, SP <udinsoilung@ yahoo.com> 
menulis:
> 
> Dari: Nurdin Baderan, SP <udinsoilung@ yahoo.com>
> Topik: Re: [GM2020] AGROPOLITAN PENTING UNTUK DIKAJI ULANG (sharing)
> Kepada: gorontalomaju2020@ yahoogroups. com
> Tanggal: Kamis, 11 September, 2008, 4:49 AM
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> Ass..sahabat lama
> 
> akhirnya kita ketemu juga ya..tapi sayangnya masih di dunia 
net..saya senang bahwa ternyata masih banyak rekan-rekan yang mau dan 
menilai secara kritis tetapi punya muatan akademis seperti sahabat 
saya ini tanpa melupakan faktor etisnya..ok saya sangat meresponi apa 
yang sobat maksudkan..
> wass...
> Nurdin
> 
> --- On Thu, 9/11/08, Tuturuga <belimbingbotol@ yahoo.com> wrote:
> 
> From: Tuturuga <belimbingbotol@ yahoo.com>
> Subject: Re: [GM2020] AGROPOLITAN PENTING UNTUK DIKAJI ULANG 
(sharing)
> To: gorontalomaju2020@ yahoogroups. com
> Date: Thursday, September 11, 2008, 7:48 AM
> 
> 
> 
> 
> Lahirnya konsep Agropolitan a la Gorontalo ini siapa yang punya 
konsep awal? Saya bukan mau cari kambing hitam, tapi paling tidak 
konsep ini dan konsep2 yang akan datang harus bisa 
dipertanggungjawabk an secara akademis, jangan sampai seperti kasus 
Super Toy atau Blue Energy yang memalukan itu.
> Saya misal saja, konsep Kota Hijau yang digagas Sekda kota 
Gorontalo sebelumnya, saya tidak menemukan ada orang "sekolahan" yang 
memberi konsep ini, bahkan bunga Tatudi diklain sebagai tanaman asli 
Gorontalo. Dulu, awalnya saya percaya begitu saja, namun setelah saya 
cari di artikel di internet ternyata tanaman ini dari Amerika 
Selatan. Nah lho?
> Saat gembar-gembor kota hijau dulu, saya sempat menangkap ide bagus 
yang dilontarkan camat kota timur saat itu (Nixoon Rahman, sekarang 
kadis Nakerkop), dia prihatin pengambilan bambu kuning untuk kegiatan 
adat yang tidak disertai usaha untuk melestarikan. Dia sempat 
berkeinginan untuk menanam bambu ini di sepanjang bantaran sungai 
Bone yang berada di wilayah kekuasaannya, namun hingga kini belum ada 
realisasinya.
> Demikian, semoga bisa memperkaya diskusi ini.
> Untuk Udin, apa kabar? So lama tidak bakudapa setelah menikah. 
Masih ingat sejarah kehidupan di Kleak?
> 
> =t=
> 
> --- On Thu, 9/11/08, Nurdin Baderan, SP <udinsoilung@ yahoo.com> 
wrote:
> 
> > From: Nurdin Baderan, SP <udinsoilung@ yahoo.com>
> > Subject: Re: [GM2020] AGROPOLITAN PENTING UNTUK DIKAJI ULANG 
(sharing)
> > To: gorontalomaju2020@ yahoogroups. com
> > Date: Thursday, September 11, 2008, 4:24 AM
> > ass...ka mat.
> > sebelumnya terima kasih respon yang baik dan
> > bijaknya..mohon maaf jika postingan saya terlihat agak
> > menohok dan berlebihan.. saya sependapat dan memahami varians
> > tanggapan rekan-rekan dari berbagai aspek kajian yang
> > nantinya akan memperkaya persepsi kita tentang apa dan
> > bagaimana agropolitan yang sebenarnya dan implementasinya di
> > Gorontalo sebagai Provinsi Agropolitan. .Inti dari artikel
> > sederhana saya (Agropolitan penting dikaji ulang) adalah
> > Agropolitan tidak salah dan Gorontalo bukan tidak sesuai
> > ditetapkan sebagai provinsi Agropolitan. Tetapi mari kita
> > meletakkan fondasi yang lebih kokoh dengan dasar
> > karakteristik lingkungan setempat yang tipikal secara
> > keseluruhan (Biofisik, Ekonomi, Sosial, Budaya dan Politik)
> > sesuai hasil kajian dan penelitian yang menyeluruh (semua
> > komponen tadi). dengan demikian pengelolaan program
> > Agropolitan tidak sepenggal-sepenggal (parsial). saya
> > menunggu ulasan dari teman-teman Sosekbud dan politik
> > tentang kelayakan program
> > agropolitan, sehingga nantinya akan menjadi piramida level
> > pengelolaan program agropolitan menuju satu titik kesimpulan
> > untuk kasus di Gorontalo. Mengapa demikian, karena setiap
> > wilayah memiliki karaktersitik yang berbeda secara tipikal.
> > Agropolitan di Gorontalo tentu sangat berbeda dengan
> > Agropolitan di Pacet Cianjur..Seharusnya semua ini sudah
> > dirumuskan dan ditetapkan dalam pedoman pelaksanaan program
> > agropolitan dari tingkatan konseptual sampai teknis
> > operasional, sehingga tidak terkesan terburu-buru dan
> > mengejar target saja. Akibatnya salah satu komponen tidak
> > diperhitungkan dan menjadi faktor pembatas bagi komponen
> > lain untuk bekerja secar efektif..dari Aspek Biofisik lahan
> > harus diakui bahwa dasar penetapan lokasi agropolitan masih
> > lemah dan ketelitiannya tergolong kasar . Hampir semua
> > informasi tanah dan lahan masih menggunakan Hasil Ekspose
> > Survei Tanah Tinjau Skala 1 : 150.000 (mohon dikoreksi) dan
> > Peta Reeprot. Informasinya masih sangat kasar
> > dan belum bersifat operasional. Master Plan Program
> > Agropolitan juga mengacu pada kedua data dasar ini. Pada
> > tahun 2005 telah dilakukan analisis kesesuaian lahan dan
> > Agroekologi Jagung di Kabupaten Pohuwato dengan skala peta 1
> > : 50.000., demikian halnya dengan Kabupaten Bone Bolango
> > tahun 2006 dan Kabupaten Gorontalo tahun 2007 dengan skala
> > yang sama. Hasil penelitian ini telah merekomendasikan
> > lokasi dengan kordinat yang cukup presisi dengan hasil
> > sangat sesuai (S1) sampai tidak sesuai selamanya (N2),
> > luasannya dan rekomendasi pengelolaan faktor pembatas,
> > termasuk pengelolaan lahan dengan kemiringan di atas 15%
> > agar diterapkan teknik konservasi tanah dan air agar menekan
> > laju degradasi lahan akibat erosi tanah. Penelitian ini
> > dibiayai dan dilaksanakan oleh Balitbangpedalda Provinsi
> > Gorontalo. mengapa ini penting saya utarakan karena
> > lahan-lahan inilah yang menjadi salah satu penyebab
> > terjadinya aliran permukaan yang menggerus permukaan tanah
> > menjadi
> > erosi, diangkut kemudian diendapkan di daerah yang lebih
> > rendah. kebanyakan lahan-lahan dengan kemiringan lereng
> > >15% termasuk dalam kawasan hutan bahkan hutan lindung,
> > seperti di Mongiilo, Owata, Tunggulo Kec, Tilongkabila
> > Biyonga Limboto, Pangea Kec. Asparaga, Saritani Kec.
> > Wonosari, dll. Lokasi pengembangan jagung yang tersebut di
> > atas beberapa diantaranya merupakan hulu DAS Bone, Bolango,
> > Paguyaman, Limboto, dll. Apa korelasi antara
> > komponen-komponen di atas dengan Agropolitan dan Penataan
> > Ruang, termasuk Penataan Penggunaan Lahan,?? Korelasinya
> > bahwa perlu penegasan dimana sentra produksi jagung utama
> > berdasarkan karakteristik lahan (tanah, iklim, hidrologi,
> > landform, topografi), dimana lokasi pabrik pengolahan
> > (agroindustri) , dimana lokasi terminal agribisnis dan sub
> > agribisnis serta out let hasil pertanian dari wilayah
> > ini..jika kita mengatakan sentra produksi jagung di Tenilo?
> > Apakah yang terlihat tertanam di lahan petani Jagung atau
> > hortikultura saat ini..demikian halnya Patilanggio
> > Marisa..Semua ini berkaitan erat dengan penataan ruang.
> > dengan keluarnya UU No.26 tahun 2007 tentang penataan ruang
> > maka seluruh Provinsi, Kabupaten, kota harus merevisi
> > Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) sampai pada tempo yang
> > diberikan oleh UU tersebut.. dengan demikian, maka peluang
> > untuk mengkaji kembali program agropolitan ke arah yang
> > lebih jelas dan realistis menjadi terbuka lebar karena
> > Agropolitan juga merupakan komponen yang termasuk dalam
> > RTRW..kekurangan data dan informasi tentang pengembangan
> > agropolitan masih dapat dilengkapi untuk menjadi lebih baik
> > lagi..sehingga upaya secara strategis dan sistematis untuk
> > mengurangi dampaknya seperti Banjir, tanah longsor dan
> > lainnya secara perlahan dan pasti dapat teratasi..
> > 
> > mungkin dicukupkan dulu ka.nanti disambung lagi.mo sholat
> > subuh dulu sup,,
> > 
> > Wass,....
> > 
> > Nurdin
> > 
> > --- On Wed, 9/10/08, rakhmat lahay
> > <[EMAIL PROTECTED] com> wrote:
> > From: rakhmat lahay <[EMAIL PROTECTED] com>
> > Subject: Re: [GM2020] AGROPOLITAN PENTING UNTUK DIKAJI
> > ULANG
> > To: gorontalomaju2020@ yahoogroups. com
> > Date: Wednesday, September 10, 2008, 10:33 PM
> > 
> > 
> > 
> > 
> > 
> > 
> > 
> > 
> > 
> > 
> > 
> > Salam,
> > Sekedar menambahkan dan bukan untuk menggurui. Membaca
> > Subject "AGROPOLITAN PENTING UNTUK DIKAJI ULANG"
> > kesan saya ada yang salah dalam Konsep AGROPOLITAN. 
> > Dari hasil membaca artikel (http://www. litbang.deptan.
> > go.id/artikel/ one/45/) saya memahami bahwa agropolitan
> > memang menetapkan sektor pertanian sebagai sektor unggulan
> > sebagai sumber pertumbuhan ekonomi. Nah berangkat dari sini
> > saya berpikir tidak ada yang salah dengan AGROPOLITAN.
> > Namun setelah membaca isi tulisan dari mas Nurdin, mungkin
> > yang beliau maksud adalah : Apakah Lahan yang ada di
> > Provinsi Gorontalo cocok sebagai lahan pertanian dengan
> > mempertimbangkan faktor biofisik lahan  untuk menunjang
> > pertumbuhan
> > ekonomi?.(kira2 begitu). Berarti perlu ada analisa
> > kesesuaian lahan (begitu ya pak nurdin). Untuk bisa menjawab
> > pertanyaan tersebut perlu melibatkan banyak pakar sosial,
> > ekonomi, pertanian, perencanaan, dll. 
> > 
> > Mungkin sekedar masukan saja perlu adanya "Desain
> > Model Data Pertanian" sebagai langkah awal untuk
> > mengetahui bahwa "tidak komprehensifnya database
> > karakteristik dan kualitas lingkungan". Dalam Model
> > Data Pertanian ini, bisa tergambarkan relasi antar entitas:
> > biofisik lahan, sosial-ekonomi dan lain sebagainya yang bisa
> > dianggap sebagai variabel yang berhubungan dgn pertanian.
> > Model data ini dapat menjadi langkah awal Pembentukan
> > Database Pertanian.
> > 
> > salam
> > RJL
> > ----- Original Message ----
> > From: "Nurdin Baderan, SP" <udinsoilung@
> > yahoo.com>
> > To: gorontalomaju2020@ yahoogroups. com
> > Sent: Tuesday, September 9, 2008 7:58:30 AM
> > Subject: [GM2020] AGROPOLITAN PENTING UNTUK DIKAJI ULANG
> > (Respon terhadap Bencana Alam di Gorontalo)
> > 
> > 
> > 
> > 
> > 
> > 
> > 
> > 
> > 
> > 
> > 
> > sebagai salah satu program unggulan pembangunan
> > provinsi gorontalo dengan menjadikan gorontalo sebagai
> > provinsi Agropolitan dengan komptensi di bidang pertanian
> > berbasis jagung seharusnya sudah mensejahterakan Gorontalo
> > secara keseluruhan terutama lingkungan pertanian yang makin
> > dilestarikan dan masyarakat mulai merasakan manfaat program
> > ini. namun sudah hampir 8 tahun program tersebut digulirkan
> > tetapi yang sejahtera adalah segelintir golongan terutama
> > para pedagang pengumpul jagung tersebut..sedangkan petani
> > yang sebenarnya justru kurang atau bahkan tidak merasakan
> > manfaat dari adanya program ini. justru yang terjadi adalah
> > pembiasaan petani untuk menjadi
> > tergantung pada pemerintah dengan adanya subsidi langsung
> > sarana produksi pertanian..ekses negatifnya adalah petani
> > tidak mau menanam jagung jika tidak mendapat bantuan benih
> > dari pemerintah dan membiarkan
> > lahannya bera (Fallow), sehingga produktifitas lahan
> > pertanian untuk jagung tersebut menurun bahkan tidak
> > produktif lagi..
> > Hal yang paling menonjol dari implementasi program
> > agropolitan ini adalah kurang atau tidak komprehensifnya
> > database karakteristik dan kualitas lingkungan terutama
> > tanah dan lahan serta iklim setempat untuk pengembangan
> > Jagung. penanaman jagung secara masal terlihat tidak
> > mempunyai kelayakan ilmiah, teknis dan ekonomis..demarea
> > pengembangan jagung di beberapa site, seperti Tenilo,
> > Tolotio, Dulupi, marisa masih berkutat pada kuantiti
> > produksi. sedangkan kualitas dan kelestarian areal
> > pertanaman jagung tersebut belum tersentuh sama
> > sekali..laporan penelitian Tim IPB dan UNG tentang
> > karakteristik fisiko kimia jagung asal gorontalo menunjukkan
> > bahwa kadar aflatoksin jagung masih tinggi (unpublis)..
> > Degradasi lahan pertanaman jagung menjadi salah suplayer
> > erosi dan sedimentasi dan berpotensi menjadi
> > bencana..sebagai Contoh areal
> > pengembangan jagung Dulupi nampak jelas jagung ditanam
> > pada lahan dengan kemiringan >15% atau curam, sehingga
> > erosi tanah besar pada sungai Dulupi. Hasil penelitian Tim
> > Hibah Bersaing UNG tahun 2007 pada Areal Pertanaman Jagung
> > DAS Biyongan menunjukkan tingkat bahaya erosi Berat. dengan
> > demikian, maka jangan heran jika Danau Limboto kebanggaan
> > kita dari tahun ke tahun makin dangkal dan luasan efektif
> > makin sempit..Melihat kondisi eksisting demikian, maka perlu
> > kaji ulang program Agropolitan secara menyeluruh bukan hanya
> > aspek marketing saja yang menjadi fokus program ini..Satu
> > hal yang tidak bijaksana ketika zaman sekarang mewariskan
> > lingkungan untuk anak cucu mendatang dalam keadaan hancur
> > dan tidak bersisa untuk mereka memperoleh kebutuhan
> > pangannya..jangan sampai teori ekonomi bertambah kalimat
> > menjadi "Berusaha dengan Sumberdaya yang ada, untuk
> > memperoleh hasil yang
> > sebesar-besarnya, dalam waktu yang sesingkat-singkatny
> > a"..
> > 
> > mohon maaf jika berlebihan,,
> > 
> > Nurdin
> 
> 
> 
> 
> 
> Yahoo! Toolbar kini dilengkapi dengan Search Assist. Download 
sekarang juga..
> 
> 
> 
> Yahoo! sekarang memiliki alamat Email baru 
> Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan 
@rocketmail. br> Cepat sebelum diambil orang lain!
>


Reply via email to