Bolo maapu Bung Herwin, sy bc ttg info ini di kompas online (atau Bung Herwin & "DANDOSSI MATRAM, Pengamat Pasar Modal" yg nulis di Kompas ya ???) http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/10/03/02220299/subprime.mortgage.dan.bailout.selanjutnya. ..
rgrds, "Minal Aidin Wal Faizin" 2008/10/4 Herwin Mopangga <[EMAIL PROTECTED]> > Sungguh sulit dipercaya bahwa pembiayaan kredit properti yang tidak > hati-hati bisa meluluhlantakkan ekonomi negara adidaya semacam Amerika > Serikat. Seluruh lapisan masyarakat di Amerika dan dunia saat ini menyesali > investasi di surat utang subprime mortgage yang telah menyapu bersih modal > mereka. > > Subprime mortgage (SM) merupakan kredit perumahan yang skema pinjamannya > telah dimodifikasi sehingga mempermudah kepemilikan rumah oleh orang miskin > yang sebenarnya tidak layak mendapat kredit. Tingkat bunga The Fed (Bank > Sentral AS), sepanjang tahun 2002-2004 yang hanya sekitar 1-1,75 persen, > membuat bisnis SM dan perumahan booming. Tingginya bunga pinjaman SM (pada > saat bunga deposito rendah) menarik investor kelas kakap dunia (bank, > reksadana, dana pensiun, asuransi) membeli surat utang yang diterbitkan > perusahaan SM. > > Ketika The Fed, mulai Juni 2004, bertahap menaikkan bunga hingga mencapai > 5,25 persen pada Agustus 2007, kredit perumahan mulai bermasalah akibat > banyaknya nasabah yang gagal bayar. Dampaknya, banyak perusahaan penerbit SM > rugi besar karena nasabahnya gagal bayar dan perusahaan SM tidak mampu > membayar utang karena tidak dibayar nasabahnya. Terjadi banyak penyitaan > rumah (1 dari 10 rumah di Cleveland , AS , dalam kondisi tersita). > > Pasar properti berubah menjadi seller market akibat banyak yang ingin > menjual propertinya sehingga harga properti turun 10 persen. Investor > institusi keuangan yang membeli surat utang SM rugi besar karena surat > utangnya hanya bernilai sekitar 20 persen. Akibatnya, harga saham atau nilai > aktiva bersih dari investor yang memiliki SM jatuh dan membuat investor rugi > besar butuh likuiditas. > > Sialnya, kebutuhan likuiditas juga mendesak. Selain tiadanya capital gain > dan penerimaan cash inflow dari kupon bunga SM yang gagal bayar, juga ada > kebutuhan dana tunai karena sebagian investor yang mencairkan investasinya. > Parahnya, pada saat bersamaan semua pihak butuh likuiditas, yang berakibat > terjadinya credit crunch (kelangkaan likuiditas). Akibatnya, untuk menutupi > kebutuhan likuiditas, mayoritas investor terpaksa menjual portofolionya, > termasuk sahamnya, secara besar-besaran,di seluruh dunia yang mengakibatkan > terempasnya pasar modal dunia. Akhirnya, Pemerintah Amerika Serikat (AS) > turun tangan sepenuhnya mengatasi masalah yang ditimbulkannya sendiri. Dana > 700 miliar dollar AS, secara bertahap, akan digelontorkan ke pasar untuk > membeli surat utang SM yang bermasalah, yang telah membuat ekonomi AS babak > belur. > > > Bailout ; dijegal > > Rencana bailout, walau telah mendapatkan keputusan Senat, ternyata terjegal > oleh keputusan House of Representative (DPR-nya AS). Bursa global yang sudah > bereaksi positif saat rencana diajukan kembali terkapar. Khusus Wall Street, > indeks jatuh dengan angka yang ajaib. Indeks jatuh 777,7 point sebagai > respons atas penolakan bailout senilai 700 miliar dollar AS tersebut. > Mengindikasikan sedemikian parahnya krisis yang tengah terjadi di AS. Saat > ini, rencana bailout kedua segera diajukan kembali, dengan revisi tambahan > usulan kenaikan penjaminan deposan dari 100.000 dollar AS menjadi 250.000 > dollar AS untuk menenangkan deposan yang panik serta membebaskan Federal > Deposit Insurance Corp meminjam tanpa batas kepada Departemen Keuangan saat > membutuhkan dana. Pertanyaannya, bila bailout ini disetujui, apakah kita > bisa berharap krisis ekonomi global akan cepat pulih kembali? Ada baiknya > kita lihat bagaimana bailout ala Amerika Serikat ini dilakukan. > Bailout dilakukan dalam bentuk pemerintah akan membeli surat > utang SM yang macet, yang dipegang oleh investor yang merupakan investor > institusi keuangan, seperti bank, reksadana, dana pensiun, dan asuransi. > Harga pembelian surat utang adalah harga pasar, yang saat ini jauh di bawah > nominal. Dana bailout diperoleh dari penerbitan surat utang pemerintah di > pasar uang. Setiap perusahaan yang menjual surat utang ke pemerintah terikat > ketentuan tentang pembatasan gaji top eksekutif. > > Dengan skema bailout yang seperti ini, manfaat utama yang bisa terlihat > hanyalah berkurangnya tekanan penjualan portofolio, khususnya saham, secara > global karena nantinya, dengan bailout, kebutuhan likuiditas, selain dari > saham, bisa dipenuhi juga dari penjualan surat utang SM kepada pemerintah. > Namun, skema ini tidak akan mencegah kerugian yang diderita investor karena, > dengan prinsip akuntansi market to market, kerugian tetap harus diakui dalam > pembukuan investor yang memiliki surat utang SM yang bermasalah. Kerugian > yang besar tetap berpotensi menggerus modal yang mengakibatkan insolvensi, > yang bermasalah pada ekuitas yang negatif bila tidak dilakukan injeksi modal > baru. > > Investor sendiri diragukan akan bersedia menjual surat utang mereka ke > pemerintah dengan harga pasar. Mereka pasti akan berusaha keras mencari > alternatif pendanaan lainnya daripada merealisasikan kerugian yang sangat > besar dalam buku mereka. Pemilik rumah tampaknya juga tidak mendapat manfaat > banyak dari bailout ini karena kewajiban cicilan dengan bunga pasar tetap > berlaku. Keringanan paling berbentuk kelonggaran dalam kriteria penyitaan > oleh kreditor bila peminjam tidak mampu membayar kewajibannya. Perusahaan > penerbit SM juga tidak diberikan perhatian dalam bailout ini. Padahal, > masalah utama krisis ini adalah nasabahnya yang gagal bayar, pasar properti > yang over supply, serta nilai properti yang anjlok sehingga mereka tidak > sanggup membayar kewajibannya kepada investor keuangan. > > Skema bailout ini agak diragukan efektivitasnya dan manfaatnya bagi > pemulihan ekonomi Amerika Serikat. Bayangkan ketika investor bertahan tidak > menjual surat utangnya, atau pemilik rumah tetap tidak sanggup membayar > kewajibannya dan penerbit surat utang tidak sanggup membayar. Skema bailout > ini berbeda sekali dengan saat Pemerintah Indonesia mem-bailout bank yang > bermasalah. Saat itu, pemerintah mem-bailout dengan cara mengambil alih > kepemilikan saham bank yang bermasalah melalui rekapitalisasi bank kemudian > menjual sahamnya secara tender (yang sayangnya penjualannya terlalu dini > dengan harga murah dan berorientasi ke investor asing). > > > > Hindari intervensi > > Kalau bailout ala AS, hanya untuk surat utang saja. Mungkin, prinsip > kapitalisme dan liberalisme membuat bailout kepemilikan (saham) oleh > pemerintah, yang bersifat intervensi, menjadi sesuatu yang dihindarkan di > Amerika Serikat. Padahal, Inggris dengan cepat menasionalisasikan bank kedua > terbesar di Inggris, Bradford & Bingley, juga Northern Rock yang bermasalah > gara-gara subprime mortgage ini. Begitu pula dengan Fortis yang sebagian > sahamnya diambil alih Pemerintah Belgia dan Belanda. Tidak heran, ketika > proposal bailout ini disetujui Kongres pada hari Minggu, pada perdagangan > saham hari Seninnya, indeks global mengalami penurunan. Bisa jadi penurunan > tersebut merupakan respons negatif terhadap usulan bailout yang memang tidak > menyembuhkan penyakitnya secara tuntas. Oleh karena itu, dengan skema > bailout ini, janganlah kita terlalu berharap bahwa bailout ini akan tuntas > menyelesaikan krisis ekonomi Amerika Serikat dan global dalam waktu 1-2 > tahun ke depan. > > > > Dampak terhadap Indonesia > > Krisis SM sangat merugikan investor keuangan dunia yang juga berinvestasi > di pasar modal dan uang Indonesia . Pukulan terbesar memang di pasar modal > mengingat saham merupakan instrumen likuid, begitu pula deposito. Kebutuhan > likuiditas yang tinggi membuat mereka keluar dari pasar keuangan Indonesia . > Untuk surat utang negara (SUN), tekanan tidak terlalu parah karena merupakan > instrumen jangka panjang yang bebas risiko yang dimungkinkan disekolahkan > dalam bentuk REPO. Selain itu, pasar sekunder yang ada belum memungkinkan > investor asing keluar secara instan dalam jumlah besar. > > Penerbitan SUN baru untuk sementara waktu akan terganggu dengan masih akan > absennya investor asing. Ekspor beberapa produk mungkin terganggu karena > menurunnya permintaan. Namun, dengan pertumbuhan pasar domestik yang pesat, > bisa meminimalisasi dampak penurunan pasar ekspor secara agregat. Dengan > pasar domestik yang kuat, pendanaan dalam negeri yang likuid, serta > pertumbuhan ekonomi yang terus tumbuh, seharusnya Indonesia tidak terlalu > terpengaruh krisis yang terjadi di Amerika Serikat. Bahkan, krisis ini > sebenarnya merupakan peluang Indonesia menyelinap lebih gesit. Sejarah juga > mencatat bahwa, pascakrisis moneter di Indonesia, setiap terjadi krisis di > Amerika Serikat (9/11, Enron, SM), Indonesia berada pada posisi yang lebih > baik atau malah diuntungkan. Buktinya, nilai kurs rupiah dalam jangka > panjang malah relatif stabil atau menguat. > > > Kabar Terkini > Mengakhiri keguncangan transaksi pekan ini, nilai saham yang ditutup di > bursa Wall Street, New York, melemah meskipun House of Representatif > akhirnya menyetujui paket rancangan penyelamatan ekonomi senilai 700 miliar > dollar AS yang telah disahkan oleh Presiden George W. Bush sebagai > undang-undang. Indeks Dow Jones sempat melambung hingga lebih dari 300 poin > saat DPR AS mengadakan pemungutan suara ulang terhadap paket rancangan > ekonomi yang telah direvisi itu. > > Senin (29/9) lalu, DPR AS menolak pengajuan paket dana talangan dari > pemerintah Presiden George W. Bush itu sehingga mengakibatkan nilai saham > Wall Street anjlok ke angka terendah dalam beberapa tahun terakhir. Senat > kemudian meloloskan paket penyelamatan ekonomi yang telah direvisi dengan > "pemanis" berupa kelonggaran pajak dan peningkatan batas ansuransi deposito > federal dari 100.000 dollar AS menjadi 250.000 dollar AS. Kalangan investor > meragukan resolusi dari rancangan pemerintah menalangi aset bermasalah dari > sejumlah bank dan institusi lainnya untuk menggairahkan industri keuangan > serta bursa kredit. > Menurut kalkulasi awal, indeks Dow Jones turun 157,47 poin atau 1,50 persen > serta ditutup pada 10.325,38. Sejumlah indikator saham Wall Street lainnya > juga menunjukkan penurunan. Indeks The Standard & Poor's 500 turun 15,05 > poin atau 1,35 persen menjadi 1.099,23 dan indeks gabungan Nasdaq turun > 29,33 atau 1,48 persen menjadi 1.947,39. > > > Salam, > > > HM > > ------------------------------ > Nama baru untuk Anda! > <http://sg.rd.yahoo.com/id/mail/domainchoice/mail/signature/*http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/> > Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan > @rocketmail. > Cepat sebelum diambil orang lain! > >