Rekan-rekan pemerhati tsunami,

Universitas Negeri Gorontalo bersama beberapa Perguruan Tinggi Lain
akan melakukan widya tele wicara (Video Conference) Mr. Michael
Rottmann, Special Coordinator on TEWS, UNESCO Office Jakarta untuk
memaparkan Tsunami Early Warning System (TEWS). 

TEWS bekerja dengan menggunakan banyak sistem yang disebut jejaring.
Jejaring ini terdiri dari beberapa alat, yaitu Akselerometer (alat
untuk memonitor terjadinya gempa), Tide Gauges (alat untuk memonitor
perubahan tinggi permukaan air laut) dan Buoy (alat untuk memonitor
pressure tekanan air didasar laut). Kelengkapan alat-alat tersebut
akan mampu memberikan peringatan dini kepada masyarakat sebelum
terjadi Tsunami. (ristek.go.id)

Kami mengundang rekan2 yang tertarik dengan upaya mitigasi bencana
alam, khususnya tsunami untuk berdiskusi bersama pada:
Hari/Tanggal: Rabu/26 November 2008
Waktu: 11:00-12:30 WITA
Tempat: Ruang Video Conference UNG
        Gedung Sisdiksat Lt. 2

Berhubung kegiatan ini merupakan kegiatan kuliah Unesco Lecture
Series, maka seperti biasanya orang kuliah, tidak ada konsumsinya :)

Rgrds,
bEi

--- In gorontalomaju2020@yahoogroups.com, delyuzar ilahude
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> 
> 
> 
> Sekedar 
> sharing...Gorontalo baru saja diguncang gempa, setelah 
> kota 
> ini dilanda banjir 2 minggu yang lalu. Gempa ini berada dilepas
pantai Kwandang 
> dgn kedalaman episenter 10 km dibawah permukaan dasar laut. Musibah
bertubi2 
> melanda kota kita yg tercinta ini. Tidak ada yang bisa memprediksi
datangnya 
> gempa. Alat deteksi dini hanya untuk tsunami itupun sistemnya belum 
mampu 
> menjelajah sampai kepelosok desa terpencil. Jangankan desa, sebagian
besar kota2 
> di Indonesia belum memiliki alat ini. Di Gorontalo alat ini baru
ditempatkan di 
> pesisir selatan di laut Teluk Tomini. Jadi bisa dimaklumi bila
terjadi gempa di 
> utara Gorontalo rakyat pada bengong dan mudah diprovokasi oleh org2 tdk 
> bertanggung jawab oleh isu tsunami. Memang tdk bisa dipungkiri,
sesar yg 
> memotong daratan Gorontalo selalu akan memicu LILUHU didaratan
Gorontalo secara 
> horizontal, walaupun pusat gempanya berada dibagian utara Gorontalo.
Ibarat 
> piring yg telah pecah sulit dipadukan lagi sehingga setiap gempa
yang jauh 
>


Kirim email ke