Akhir-akhir ini, pesona facebook memang semakin
meninabobokkan saya sehingga mata saya betah manteng
di depan komputer berlama-lama hanya untuk menambah
teman atau meng-approve teman baru. Akibatnya, mainan
lama saya, blog, sering terabaikan. Bahkan di saat
bekerjapun, saya sering curi-curi membuka facebook dan
melihat “Ada notification baru nggak ya? Ada status
baru nggak ya? Ada notes baru nggak ya?” Cari
teman-teman lama ah…

Demikianlah, facebook sebagai social utility telah
mencuri hari-hari saya. Hingga, saat tiba di rumah
pun, sambil nonton tv atau berbaring di tempat tidur,
saya sempatkan membuka sedikit facebook via handphone
jadul saya yang untungnya sudah dilengkapi dengan
GPRS. Jadi, alih-alih membaca buku, sebelum tidur saya
malah berasyik-masyuk dengan facebook.  Kebayangkan ,
saya  aja yang pake HP jadul seperti itu, gimana pula
bagi mereka yang pake blackberry. Wah,  nggak bisa
tidur tuh….

Fenomena facebook ini rupanya bukan dialami oleh saya
seorang. Beberapa teman yang sudah bergabung juga
mengalami hal yang sama. Menurut Kang Pepih Nugraha
(wartawan Kompas), pertumbuhan facebook di Indonesia
sangat dahsyat. Apalagi, setelah kemenangan Obama,
beberapa capres muda Indonesia berupaya meniru dengan
memanfaatkan facebook. Elnino Mohi, Rizal
Mallarangeng, Yudy Chrisnandi, Fadjroel Rahman,
Soetrisno Bachir, bahkan tokoh tua seperti Wiranto dan
Amien Rais tidak mau ketinggalan.

Bagi yang belum join ke facebook, mungkin
bertanya-tanya, apa sih menariknya sampai kecanduan
seperti itu?

Salah satu kelebihan dalam facebook yang tidak
dimiliki blog adalah fasilitis menulis STATUS. Di
kolom ini kita cukup menuliskan apa yang sedang kita
kerjakan atau bahkan mengutip kata-kata mutiara. Dari
sini, biasanya ada yang menanggapi. Maka dari STATUS
bisa berkembang menjadi diskusi sahut-sahutan yang
hangat. Mungkin dapat disamakan dengan ngerumpi deh…

STATUS: “Hery sedang ada di Pesta Blogger”.
Beberapa saat kemudian, seorang teman memberi komen.

Kelebihan lain adalah facebook dapat meng-upload foto
dengan mudah dari kamera tanpa me-resize atau
mengurangi resolusi seperti di blog. Fasilitas ini
sangat menolong saya karena saya suka malas mengupload
foto kalau harus me-resizenya. Terus, foto ini juga
bisa diberi nama, atau istilahnya di-TAG sehingga
ketika sosok dalam foto di-klik, keluarlah namanya.

Fasilitas lain yang menarik adalah facebook sangat
efektif sebagai kartu undangan. Jika kita bermaksud
mengadakan sebuah event, kita bisa mengundang teman
yang masuk dalam komunitas kita dengan mudah, dan jika
mereka berniat hadir atau tidak, konfirmasi dapat
diperoleh dengan mudah berikut statistiknya.

Fasilitas untuk menulis ada di aplikasi Notes. Di sini
kita bisa memposting tulisan seperti di blog, dan
kemudian bisa dikomentari. Kelebihannya, kita bisa
men-TAG teman yang kita anggap tepat untuk membaca
tulisan kita. Memang sih kuotanya hanya 20 teman.
Meski demikian, teman yang tidak di-TAG juga bisa
membacanya jika kita men-set notes ini bisa dibaca
oleh setiap orang.

Setiap updates dari teman-teman kita, baik berupa
perubahan status, ada foto baru, ada notes baru, akan
diberitahukan kepada kita lewat NOTIFICATIONS yang
juga di-cc-kan ke email kita. Jadi, email kita bisa
penuh jika banyak terjadi updates pada teman-teman
kita.

Namun ada juga kelemahannya, yaitu bahwa facebook
hanya dapat dilihat oleh orang yang telah menjadi
sign-up dan telah menjadi teman kita. Jika belum, maka
data berupa tulisan (notes), foto atau video tidak
dapat diakses. Dalam hal ini, untuk pencarian lewat
Google, facebook kalah dari blog.

Jadi, paham kan mengapa saya akhir-akhir ini sering
menelantarkan blog saya? Setelah pesta blogger, dari
tips yang disampaikan Pak Nukman, saya mulai sadar
bahwa blog saya harus dipelihara dengan baik. Minimal
satu postingan dalam seminggu harus ada.

Mudah-mudahan wordpress terus eksis, sehingga seluruh
postingan yang ditulis di sini tidak hilang. Dengan
demikian, nanti jika anak cucu kita mau mengaksesnya,
mereka dapat dengan mudah menemukan tulisan-tulisan
ini. Tentu saja, kita harus menyadari bahwa apa yang
kita posting perlu memenuhi kaidah atau asas manfaat
bagi yang membacanya.

Manusia metropolitan yang semakin individualis rupanya
tetap membutuhkan persahabatan. Di sinilah facebook
dapat memfasilitasi ruang persahabatan itu. Budaya
ngerumpi yang biasa dilakukan ibu-ibu di rumah
tetangga berpindah ke dunia maya yang lebih canggih
sehingga teman-teman rumpi dari seluruh dunia bisa
terhubung.

Ah, facebook…

Sumber : http://heryazwan.wordpress.com/2008/11/26/kecanduan-facebook/


      Jatuh cinta itu seperti apa ya rasanya? Temukan jawabannya di Yahoo! 
Answers! http://id.answers.yahoo.com

Kirim email ke