Dear Pak Herwin.titin, dkk saya coba petik tulisan Gpost di bawah ini :
UNG terus berpacu membangun mitra internasional untuk pengembangan kampus. “Kita akan terus berupaya untuk menjadi yang terbaik, dan selamat kepada wisudawan dan semoga dapat diterima dalam bursa kerja bahkan dapat menciptakan lapangan kerja sendiri,” harap Nelson. Dalam kesempatan tersebut juga dilakukan penyerahan sedikitnya 200 buah buku karya pakar kebumian Prof. Dr John Aryo, oleh Amanda Katili kepada Rektor UNG. gpinfo Menyikapi Judul dari Koran Gorontalo Post bahwa "1139 Alumni UNG Resmi Dilantik Jadi 'Pengangguran'" Haruslah kita sikap secara posisitif, di satu sisi fungsi sebagai Media adalah Kontrol Sosial kemasyaraktan sebagai penyeimbang dalam kebijakan pemerintah, tentu saja hal ini bisa di kategorikan wajar dan sah2 saja. Karena berkaitan dengan Menelurkan para Intelektual Muda dalam Jumlah yang tdk sedikit telah menyangkut Hajat hidup orang banyak tentu saja memerlukan Campur tangan dari Media, Entah Apakah itu dalam Berita yang positif maupun Negatif. Jika Media menyikapi Hal tersebut dengan positif, maka Hal ini mengartikan Indikator yang Baik dan selaras antara kebijakan Pemerintah setempat dan para Akademis, sebaliknya Jika berita yang di hasilkan oleh Media bagi sebagian orang merasa tersudutkan, Maka tidak sepatutnya kita menyalahkan Media, tentu saja menjadi Koreksi buat kita, mulai dari Pemda Setempat serta kaum Akademisi. Judul Berita Gpost tersebut bagi saya sah-sah saja, mengingat Angka Pengangguran Semakin tahun semakin bertambah, di satu sisi hampir Semua Universitas di Seluruh Indonesia setiap tahun menelurkan Sarjana2 yang briliant2 menurut para dosennya. Coba Perhatikan secara Nyata Kita mengambil Contoh Saja di Kota Makassar yang sudah menjadi salah satu kota Industri yang lagi membangun, saking banyaknya Kampus2 di Kota Makassar, Mulai dari PTN Hingga PTS yang Jumlahnya bs mencapai Ratusan tentu saja dalam Hitungan tiap tahunnya bisa menelurkan Sarjana yang Handal dalam jumlah yang Puluhan Ribu, di satu Sisi Lapangan kerja yang tersedia PNS, dan Swasta yang terbuka Tdk Sebanding dengan Jumlah Sarajana yang di Wisuda setiap tahunnnya, Ibaratnya 20 Sarjana berbanding 1, dimana 1 yang akan terserap oleh tenaga kerja. Kembali lagi ke prop. Gorontalo yang kita cintai, melihat Jumlah Sarjana yang di Wisuda 1139 Orang dari berbagai di Siplin Ilmu, belum lagi Jumlah Sarjana yang di Wisudah tahun lalu yang hingga saat ini belum terserap oleh dunia kerja yang ada di Gorontalo. Di Samping itu Kebijakan Pemerintah Gorontalo Setempat yang saat ini terkesan belum maksimal dalam membantu sektor Swasta, terkesan hanya fokus kepada Proyek dan Penerimaan PNS serta Menyalurkan Bantuan2 Pemerintah pusat kepada Nelayan dan petani, sehingga Kesan untuk bisa bersaing menciptakan Lapangan kerja bagi tenaga2 handal yang berasal dari Gtlo tdk memiliki lahan dan pada akhirnya jika mereka akan berusaha utk berwiraswasta hanya bs bertahan 2 thn pada akhirnya mengharapkan Lulus menjadi PNS. Di Gorontalo para Orang tua sangat Bermimpi dan selalu meng IDolakan Anaknya menjadi PNS, sehingga terkesan propinsi Gorontalo terkenal dengan Almamater PNS, hal ini saya pernah tanyakan dan Email Langsung kepada Bupati Gorontalo Pak David Bobihu, tapi balasan Email ke saya bahwa Pak david tengah Sibuk melayani rakyat dan saya di sarankan membaca Visi Misi Pemerintah Daerah Kab gorontalo di WebSite pemda Kab Gorontalo. padahal yang saya inginkan adalah tanggapan langsung dari Pak Bupati bukan Membaca Visi dan Misi di Situs yang di maksud. Semoga Pak fadel selaku Pimpinan tertinggi di Gorontalo terus memikirkan Penciptaan Lapangan Kerja di Gorontalo NON pemerintahan. Sehingga SDM2 yang terlahir baik dari Dalam Gorontalo Mauapun dari Luar Gorontalo dapat terserap dan bs menyalurkan Bakatnya sesuai disiplin Ilmu yang di miliki. Kembali lagi kepada HeadLine G-Post mengenai Wisuda UNG tersebut yang menghasilkan "penggangguran" jangan kita bersikap Skeptis dengan judul tersebut, tapi bisa menjadi tamparan halus buat para Pembuat Undang2 di Gorontalo mulai dari anggota dewan hingga Bupati,Walikota serta Gubernur Gorontalo. Dan mengingatkan kepada Wakil Rakyat serta Pemimpin di gorontalo jangan menghambur2kan Duit2 dengan melakukan perjalanan Dinas ke Luar Gorontalo yang tdk ada Manfaatnya buat Pembangunan Gorontalo Ke depan. Saya dan masyarakat Gorontalo yang di Luar Gorontalo tahu Apa yang di lakukan Pejabat Gorontalo Jika berkunjung ke Makassar, bandung,Jakarta, Bali serta daerah2 Lainnya. jadi bekerjalah utk melayani rakyat, bukan Bekerja utk minta di layani oleh Rakyat. Mohon Maaf Jika ada Kata2 saya yang Kurang berkenan. wassalam taufik polapa orang Biasa2 --- On Wed, 2/11/09, Herwin Mopangga <winshots_...@yahoo.co.id> wrote: From: Herwin Mopangga <winshots_...@yahoo.co.id> Subject: [GM2020] Wisuda UNG dan Judul GP yang "melecehkan" To: gorontalomaju2020@yahoogroups.com Date: Wednesday, February 11, 2009, 2:30 AM Kegiatan wisuda di UNG hari ini diberitakan oleh Gorontalo Post, media cetak lokal terbesar dengan judul yang tidak tepat bahkan melecehkan. Pengangguran bisa kita definisikan sebagai orang dalam kategori dewasa (15 sampai 55 tahun) dan produktif yang tidak bekerja tetapi aktif mencari pekerjaan. Sedangkan mereka yang secara sukarela tidak bekerja untuk motif memperoleh penghasilan jelas tidak di kategorikan pengangguran. Kita tidak bisa memastikan, apakah dari 1139 wisudawan itu semuanya belum bekerja dan akan aktif mencari pekerjaan. Saya yakin di antara mereka pasti ada yang sudah bekerja dalam status pegawai negeri, karyawan, honorer, berwirausaha (entrepreneur) dsb. Ini jelas tidak bisa disebut pengangguran. Ada juga yang secara sukarela belum mencari kerja karena alasan ingin melanjutkan studi ke jenjang lebih tinggi atau alasan pribadi seperti menikah, alasan kesehatan dll. Mereka ini tidak bisa dimasukkan pada kategori pengangguran baru. Apalagi kita tahu bahwa perjuangan untuk menyelesaikan pendidikan di lembaga perguruan tinggi saat ini butuh pengorbanan yang luar biasa. Biaya, tenaga, waktu, pikiran serta mengorbankan keluarga. Sangat disesalkan, Gorontalo Post menyampaikan berita dengan judul seperti ini, yang tidak menunjukkan apresiasi kepada wisudawan maupun institusi tempat mereka menimba ilmu. Seandainya anda lebih berempati dan merasakan apa yang dirasakan oleh wisudawan, orang tua, suami/isteri dan segenap keluarganya. Harap menjadi perhatian dan perbaikan redaksi. 1139 Alumni UNG Resmi Dilantik Jadi 'Pengangguran' Rabu, 11 Februari 2009 Ciptakan Lapangan Kerja Mandiri dan Profesional GORONTALO - Pelaksanaan rapat senat terbuka Universitas Negeri Gorontalo (UNG) dengan agenda wisuda sarjana Diploma, S1 dan S2 berlangsung meriah, kemarin. Dalam agenda tersebut, turut dihadiri Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi yang diwakili Staf Ahli bidang pembangunan wilayah Dr. Ir Rukman Sardjadidjaja, M.Ma. Sedikitnya 1139 wisudawan resmi memasuki dunia ‘pengangguran’ setelah dilantik dengan menyandang gelar Sarjana. Mereka diharapkan, dapat diterima dalam bursa kerja bahkan dapat menciptakan lapangan kerja secara mandiri. Dalam sambutannya, Menteri Tenaga Kerja Trasmigrasi dan Koperasi (Depnakertraskop) Republik Indonesia (RI) Dr. Ir. Erman Suparno MBA, M.Si yang dibacakan Staf Ahli Bidang pembangunan wilayah Depnakertraskop Republik Indonesia (RI) Dr. Ir Rukman Sardjadidjaja, M.Ma, mengatakan, pentingnya profesionalitas para alumni dalam menerapkan ilmu yang dimilikinya sejak dibangku kuliah. Persaingan para pencari kerja dewasa ini adalah bagian bentuk akselerasi dalam bidang Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal. Untuk itu, pengembangan potensi sangat penting. Para alumni yang baru diwisuda untuk tidak pesimis dengan lapangan kerja. Karena pemerintah tengah mempersiapkan lapangan kerja yang seluas-luasnya khusus bagi para sarjana untuk dikelola secara professional. Sementara itu, Gubernur Gorontalo Ir. Fadel Muhammad didepan ribuan undangan yang hadir mengungkapkan, pengembangan SDM di Gorontalo terus dilakukan untuk mendukung program pemerintah kedepan. Harapannya, para alumni kali ini bisa mengaplikasikan ilmu yang dimilikinya untuk kemaslahatan masyarakat. Rektor Universitas Negeri Gorontalo (UNG) Prof. Dr. H. Nelson Pomalingo, M.Pd, dalam pidatonya menjelaskan, eksistensi UNG di Gorontalo yang mempunyai visi menjadi Universitas pelopor peradaban yang menghasilkan lulusan yang berkualitas dan berorientasi kawasan dengan memperkuat relevansi. Untuk menunjang hal itu UNG melakukan penguatan kapasitas dan modernisasi pelayanan tekhnologi informasi. Sehingganya, dalam setiap tahunnya, kepercayaan masyarakat terus meningkat dengan melambungnya mahasiswa yang masuk dari tahun ketahun. Ini menunjukkan UNG telah memiliki kemapanan system managemen yang adaptif terhadap perubahan. “Kedepan system ini hendaklah dikembangkan sehingga lebih efektif dan efisien,” ujar Nelson. Lanjut Nelson, rata-rata Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) mencapai 3,25 meningkat dari wisuda bulan Agustus 2008 lalu. Sementara preedikat kelulusan terpuji dan lulus tepat waktu dengan IPK 3,50 keatas berjumlah 141 orang atau 12,37% dari seluruh wisudawan. Jumlah tertinggi diraih oleh Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) dengan jumlah mahasiswa lulus terpuji sebanyak 124 orang disusul Fakultas Ilmu Sosial (FIS) 11 orang, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetrahuan Alam (FMIPA) 4 orang, Fakultas Tekhnik (FATEK) 1 orang Fakultas Sastra Budaya (FSB) 1 orang dan fakultas lainnya tidak memiliki. “Ada 212 orang yang menyelesaikan studinya selama 4 tahun kebawah, dan untuk 5 tahun ketas ada 156 orang,” imbuh Nelson. UNG terus berpacu membangun mitra internasional untuk pengembangan kampus. “Kita akan terus berupaya untuk menjadi yang terbaik, dan selamat kepada wisudawan dan semoga dapat diterima dalam bursa kerja bahkan dapat menciptakan lapangan kerja sendiri,” harap Nelson. Dalam kesempatan tersebut juga dilakukan penyerahan sedikitnya 200 buah buku karya pakar kebumian Prof. Dr John Aryo, oleh Amanda Katili kepada Rektor UNG. gpinfo Lebih bergaul dan terhubung dengan lebih baik. Tambah lebih banyak teman ke Yahoo! Messenger sekarang!