Ka Iqbal dan bukan Ikbal, Kami memang searah waktu ke tangga 2000, tapi beda 
tujuan. Ana kesana datang membawa rezeki, sedangkn Debby datang mengais rezeki 
Tuhan-nya.  
Hehehe... Ampuuung...

iqbal makmur wrote: 
>       So dua kali stou.. yang pertama di tangga 2000 --- On Wed, 4/15/09, 
> Mansur Martam <ibnulkhairaat@ yahoo.co. id> wrote: 
>  From: Mansur Martam <ibnulkhairaat@ yahoo.co. id> Subject: Bls: [GM2020] 
> Wakil Rakyat Wajib Diawasi! To: gorontalomaju2020@ yahoogroups. com Date: 
> Wednesday, April 15, 2009, 12:10 PM 
>  Baru kali ini torang dua searah ee... ee...    Hehehehe... --- Pada Rab, 
> 15/4/09, debby mano <debby_1...@yahoo. com> menulis: 
>  Dari: debby mano <debby_1...@yahoo. com> Topik: Bls: [GM2020] Wakil Rakyat 
> Wajib Diawasi! Kepada: gorontalomaju2020@ yahoogroups. com Tanggal: Rabu, 15 
> April, 2009, 6:33 AM 
>  Ya iyyalaaaaaaaah. .. --- Pada Rab, 15/4/09, ibnulkhairaat <ibnulkhairaat@ 
> yahoo.co. id> menulis: 
>  Dari: ibnulkhairaat <ibnulkhairaat@ yahoo.co. id> Topik: [GM2020] Wakil 
> Rakyat Wajib Diawasi! Kepada: gorontalomaju2020@ yahoogroups. com Tanggal: 
> Rabu, 15 April, 2009, 12:28 AM 
>  Wakil Rakyat Wajib Diawasi! Setelah dimutakhirkan data hasil pemilu 
> legislatif april 2009 oleh KPU, saat itulah demokrasi kembali ketangan 
> penguasa. "Say good bye" kepada rakyat yang telah bercapek-capek datang ke 
> TPS demi sebuah harapan dan doa. Para penguasa yang dipilih rakyat dengan 
> berbagai isu dan latar belakang itu, kembali akan mengulang sejarah kelam dan 
> busuknya, untuk dipraktekkan lima tahun kedepan. Akan ada lagi korupsi, suap, 
> skandal perempuan, dan perilaku-perilaku yang tidak terpuji lainnya. Memang 
> mengerikan, tapi itulah kenyataan yang harus ditelan mentah-mentah. Olehnya 
> itu, maka perhelatan akbar kemaren, pemilu aleg, haruslah dipahami bukanlah 
> akhir dari sebuah proses berdemokrasi, tapi sesungguhnya ini baru memulai. 
> Konsekwensinya, rakyat harus bisa terlibat untuk mengawali dan mengontrol 
> para penguasa itu. Agar nanti dalam perjalanannya, tidak akan terdapat cela 
> dan aib yang ditimbulkan oleh mereka. Tentu, pengawalan
>  itu tetap dalam koridor etika dan aturan yang berlaku, serta 
> mempertimbangkan kemashlahatn umum. Abu Bakar, khalifah pertama umat Islam 
> setelah dipilih oleh konstituennya, beliau menyampaikan pidatonya yang sudah 
> cukup masyhur: Wahai manusia, aku dipilih untuk memimpin kalian, padahal aku 
> bukanlah orang yang terbaik diantara kalian. Olehnya, bila kalian melihatku 
> menunaikan kebenaran, maka sokonglah aku. Namun jika kalian mendapatiku 
> berbuat salah, maka luruskanlah aku. Taatlah kepadaku dalam ketaatan kepada 
> Allah. Jika aku bermaksiat, maka janganlah kalian mentaatiku [1]. Dalam 
> pidato Abu Bakar ini, sangatlah jelas dan tegas memberikan hak kepada rakyat. 
> Hak mengawali dan mengontrol wakilnya di kursi kekuasaan. Kapan saja wakil 
> rakyat itu memegang teguh amanat umat, maka dukungan dan doa yang baik berhak 
> dia peroleh. Sebaliknya, andai saja dia berlaku bengkok dan melalaikan 
> tugasnya, maka rakyat berhak pula menuntutnya agar mundur dari jabatannya.
>  Umar, khalifah kedua umat Islam juga menegasikan hal serupa, seperti 
> pendahulunya. Suatu ketika beliau berpidato: Wahai manusia, siapa saja yang 
> mendapati hal bengkok padaku, maka luruskanlah. Salah seorang dari hadirin 
> berdiri, lalu berkata: Apabila kami mendapati hal bengkok padamu, maka kami 
> akan meluruskannya dengan pedang-pedang kami. Umarpun langsung menyambutnya, 
> dengan berkata: Syukurlah, ternyata masih ada rakyat Umar yang meluruskan 
> kebengkokan Umar dengan pedang [2]. Khalifah ketiga umat Islam, Utsman pernah 
> didemo oleh rakyatnya, karena melakukan beberapa kesalahan hukum. Utsman 
> kemudian menyadari kesalahannya, dengan tidak mengingkari sikap rakyatnya. 
> Beliau bicara diatas mimbar: Aku bertobat dan tidak akan mengulangi lagi 
> sikap yang dianggap buruk oleh umat Islam. Aku telah mendengar sabda 
> Rasulullah, barang siapa yang telah salah, maka segeralah bertobat. Jangan 
> terus-terusan dalam kesalahan dan kebinasaan. Karena orang yang tetap
>  bertahan dalam kesalahannya, berarti dia telah jauh dari jalan kebenaran. 
> Maka akulah orang pertama yang menerima nasehat. Aku beristigfar dan 
> bertaubat kepada Allah. Apabila aku turun dari mimbar ini, aku harap 
> perwakilan dari kalian untuk menyampaikan aspirasi dan pendapatnya. Demi 
> Allah, bila saja kebenaran akan mengembalikanku menjadi seorang budak, maka 
> aku akan menghinakan diriku sehina budak [3]. Setelah menelaah dan 
> mengetahui, betapa para khalifah sangat menekankan, pentingnya rakyat 
> mengawali dan mengontrol para wakilnya atau pemimpinnya, maka tidak ada 
> alasan bagi umat Islam untuk bersikap cuek dan merasa tidak peduli. 
> sebaliknya, para wakil rakyat tetap harus berbesar hati dan bersyukur, bila 
> dihari-hari tugasnya, rakyat selalu mengawasinya. Selanjutnya, rakyat 
> berkewajiban memberikan apresiasi dan penghargaan kepada pemimpinnya, dalam 
> bentuk dukungan dan ketaatan, bila pemimpinnya melaksanakan tugasnya dengan 
> baik. Sebaliknya, jika
>  pemimpin atau wakil rakyat berbuat salah, maka rakyat layak menyampaikan 
> nasehat dan peringatan, agar seorang pemimpin tidak larut dalam kelalaian. 
> Sabda Rasulullah: Sebaik-baik jihad adalah berkata benar dihadapan pemimpin 
> zalim [4]. Firman Allah: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan 
> hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik 
> [5]. Firman Allah juga: Serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia 
> [6].. Dalam menasehati seorang pemimpin, hendaklah dihindari kata-kata yang 
> menjurus kepada penghinaan dan penistaan, sebab Rasulullah sangat 
> mewanti-wanti agar jangan menghina seorang pemimpin. Sabda Rasulullah: Siapa 
> yang menghina seorang pemimpin, maka Allah pasti akan menghinakannya [7]. 
> Dengan demikian, maka menasehati sebaiknya dengan kata-kata halus dan 
> beretika, serta jauh dari penistaan dan fitnah, kendati kata-kata tersebut 
> ditujukan kepada seorang pemimpin zalim dan jahat. Sebab, betapa nistanya
>  diri seseorang, pasti dirinya tidak menerima bila dihina. Sebagaimana 
> perintah Allah kepada nabi Musa dan nabi Harun: Pergilah kamu berdua kepada 
> Fir'aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas; maka berbicaralah kamu 
> berdua kepadanya dengan kata-kata lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau 
> takut [8]. Cairo di Musim Semi Salam, Mansur Martam ------------ -------- 
> Referensi: [1]. Tarikh al-Umam wa al-Muluk, Tabari, Juz 3, Hal 203, 
> al-Bidayah wa an-Nihayah, Ibn Katsir, Juz 6, Hal 301. [2]. Tarikh al-Umam wa 
> al-Muluk, Tabari, Juz 4, Hal 58. [3]. At-Tabaqat al-Kubra, Ibn Sa'ad, Juz 3, 
> Hal 70. [4]. Sunan Ibn Majah, Juz 2, Hal 1221, Sunan Nasai, Juz 7, Hal 143. 
> [5]. Surat an-Nahl: 125. [6]. Surat al-baqarah: 83. [7]. Sunan Turmudzi. [8]. 
> Surat Thaha: 43-44. 
>  Sikap Peduli Lingkungan? Temukan jawabannya di Yahoo! Answers! 
>  Menambah banyak teman sangatlah mudah dan cepat. Undang teman dari Hotmail, 
> Gmail ke Yahoo! Messenger sekarang!
>      



      Lebih bergaul dan terhubung dengan lebih baik. Tambah lebih banyak teman 
ke Yahoo! Messenger sekarang! http://id.messenger.yahoo.com/invite/

Kirim email ke