--- On Sun, 5/31/09, bakri arbie <daya...@yahoo.com> wrote:

From: bakri arbie <daya...@yahoo.com>
Subject: Fw: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: CAPRES/CAWAPRES DAN EKONOMI RAKYAT
To: forum-pembaca-kom...@yahoogroups.com
Cc: alumnipran...@yahoogroups.com, "Bp Ary Mochtar Pedju" 
<arympe...@yahoo.com>, "arbie bakri" <arbieba...@yahoo.com>
Date: Sunday, May 31, 2009, 12:17 AM

Yth Rekan milis,

Ditanggal 2 Mei 2009 lalu pada kesempatan copy darat di Serpong,warga FPK 
beserta warga lain,mendapat kehormatan dijamu oleh tuan rumah di 
PUSPIPTEK,Serpong,yaitu
oleh Bapak MenRistek Kusmayanto Kadiman atau lebih akrab dengan panggilan KK.

Selain ceramah dan pameran kemampuan nasional dibidang iptek,juga disuguhi 
makanan yang asyik dan paling hebat kami diberi oleh-oleh buku,total saya dapat 
9 buah buku.
Dan salah satunya saya meminta tanda tangan pak KK yaitu buku berjudul "SIMFONI
INOVASI,Cita dan Realita hasil karya Pak KK dengan team beliau.

Saya tertegun dengan cita dan realita,misalnya Pindad yang bisa supply senjata 
untuk TNI,karena sesuatu dan lain hal harus dibuat seolah memasok dari luar 
negeri dalam hal ini Singapura.
Saran Pak Budi Santoso ,Dirut Pindad,prosedur harus dibenahi lebih
 dulu.
Prosedur yang ada saat ini kita lebih mudah ikut tender dengan pihak asing.Lalu 
setelah mereka menang,baru kita ambil dari pihak asing.Kalau kita kontrak 
langsung dengan sesama instansi negara,per tanggal 20 December administrasi 
harus sudah beres semua.Sementara kalau deal dengan perusahaan asing,asal LC 
sudah dibuka,maka beres,barang bisa dikirimkan tahun depan.Asyik juga jadi 
orang Singapura,ongkang-ongkang dapat duit komisi atau jasa.Cita menjadi 
poduksi nasional namun prosedur realitanya lain.

Menurut pak KK dalam dikusi beliau dengan pak Hilmi Panigoro yang bertema 
konsistensi regulasi,ada faktor 3 L yang menentukan Indonesia tidak masuk dalam 
peringkat
atas daftar investasi yaitu Labor Activity,Legal Certainty dan Law Enforcement.

Ketika diskusi dengan pak Rama Prihandana,Dirut PT.Rajawali 
Nusantara,pertanyaan pak KK tentang bagaimana hubungan A-B-G 
(Academician-Business-Government).
Kalau dari kasat mata
 saja,terlihat mereka masih jalan sendiri.Asyik dengan dunianya 
masing-masing.Padahal intisari dari Sistem Inovasi Nasional adalah sinergi yang 
erat dari ABG untuk bisa mencapai daya saing produk dan jasa nasional.

Dalam diskusi dengan Pak Mudji Soetrisno (MS) tentang Memaknai Perbedaan,
pak MS mengatakan sebenarnya Bung Karno dan para pendiri bangsa sudah mencoba 
bagaimana kalau sosialisme.Karena yang menyatukan kita kan kultur.Historisnya 
kan Pancasila.Pancasila itu intinya dan spiritnya adala sosialisme.Artinya 
milik bersama dan berbagi bersama.Yang menarik Bung Karno seperti juga 
Nehru,belajar sosialisme pada awal kemerdekaan itu ke Rusia.Bung Hatta juga 
berpikirnya sama,tapi dengan koperasi.
Yang menarik,mengapa ketika eksperimen ekonominya dicoba oleh Presiden 
Soeharto,sampai tingkat tertentu kita lihat gap-nya.Malah terjadi dualisme 
ekonomi,
tradisional dan modern.
Bagaimana bisa memasukkan teknologi tepat guna kepada apa yang
 disebut tradisional?
Kuliah KKN,Kuliah Kerja Nyata perlu dihidupkan dengan pendekatan difusi 
teknologi tepat guna kedesa dan kecamatan.Difusi teknologi yang sudah 
dihasilkan oleh lembaga litbang dan perguruan tinggi.

Banyak hal yang perlu dibenahi dari Simfoni Inovasi,Cita dan Realita ,pekerjaan 
rumah berat bagi CAPRES/CAWAPRES yang menang nanti.
Sesuatu hal yang perlu dibahas oleh team dari masing CAPRES/CAWAPRES.

Namun perlu saya kutipkan pula Enam Tema Prioritas Nasional,Agenda Riset 
Nasional yang telah digariskan dalam RPJM 2005-2010 yaitu ketahanan 
pangan,energi baru dan terbarukan,transportasi,informasi dan 
komunikasi,pertahanan dan keamanan dan kesehatan dan obat yang secara sinergi 
menuju TUJUAN BERSAMA yaitu ketersediaan da keterjangkauan 
akses/informasi,kemandirian yang berdaya saing,ketahanan keberlanjutan,basis 
legal dan kepranataan dan basis pengetahuan.

Terdapat pula konfigurasi pelaku-pelaku ABG,Penopang
 Kapabilitas Inovasi Masyarakat,
yaitu ;
A-Akademi Ilmu Pengetahuan,Perguruan Tinggi,Lembaga Riset,melakukan 
Penelitian,Pengembangan,Pengajaran/Pelatihan,Komersialisasi Hasil 
Litbang,Advokasi Kebijakan,Penelitian Industrial,

B-Lembaga Penyalur Dana,Industri Manufaktur,Badan Pemasaran/Distribusi,Pengguna 
Akhir melakukan Transaksi Produsen-Konsumen,Persaingan 
Antarprodusen,Standar-standar,Penamanan Modal,Perlindungan 
Konsumen,Perlindungan Lingkungam

G-Badan Legislatif, Badan Perencanaan, Departemen Teknis,Kementrian Iptek 
melakukan
melakukan Regulasi/Deregulasi,Legitimasi,Perencanaan dan Implementasi Program 
dan Penyaluran Dana.

Demikian bacaan saya tentang buku yang menarik Simfoni Inovasi karya pak KK.
Terima kasih banyak dan jabat erat untuk pak KK.

Salam Hormat,
Bakri Arbie.


--- On Thu, 5/28/09, bakri arbie <daya...@yahoo.com> wrote:

From: bakri arbie <daya...@yahoo.com>
Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: CAPRES/CAWAPRES DAN EKONOMI RAKYAT
To: forum-pembaca-kom...@yahoogroups.com
Cc: alumnipran...@yahoogroups.com, "arbie  bakri" <arbieba...@yahoo.com>, "Bp 
Ary Mochtar  Pedju" <arympe...@yahoo.com>
Date: Thursday, May 28, 2009, 6:59 PM

Yth Rekan milis,

Terima kasih Bung Yanuar atas uraian tentang ekonomi rakyat yang relevannya 
pemikiran Prof Muby,untuk memahami apa sebenarnya ekonomi rakyat.
Begitu pula dengan Pidato Bung Karno Indonesia menggugat yang dibawa ke peta
 kekinian yaitu dua hal yang mesti dijawab yaitu ...kedaulatan ekonomi rakyat 
dan gugup 
dalam berperang atau bersaing di era globalisasi demokrasi ekonomi dunia.

Untuk menjawab beberapa hal diatas perkenankan saya mengutip makalah sdr Manaek 
Simamora (man...@inovasi.lipi.id) dari Pusat Inovasi LIPI yang tertuang dalam 
jilid 4,Prosiding Sistem Inovasi Nasional yang berjudul Pengembangan Perusahaan 
Spin-Off Berbasis Teknologi Hasil Riset Lembaga Penelitian dan Pengembangan.

Alih teknologi dan komersialisasi suatu inovasi yang dihasilkan oleh suatu 
lembaga riset atau universitas telah menjadi sumber
 penting dalam pengembangan bisnis dan diversifikasi ekonomi yang pada 
gilirannya dapat meningkatkan daya saing industri.
Pendirian perusahaan spin-off oleh berbagai lembaga riset publik di berbagai 
negara telah menjadi salah satu mekanisme alih teknologi yang penting dalam 
mendorong pemanfaatan hasil riset oleh industri.

Dalam lampiran makalahnya sdr Manaek membahas fungsi pemerinta dalam 
peningkatan daya saing melalui penguatan kapasitas INOVASI.
Pemerintah mempunyai peran yang strategis dalam mendorong peningkatan 
pengelolaan inovasi dan teknologi dalam upaya meningkatkan daya saing industri.
Fungsi pemerinta/penyelenggara negara dalam pengembangan sistem inovasi ini 
dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu 1.fungsi eksklusif dan 2.fungsi 
implementasi bersama.

Fungsi Eksklusif;
1.Fungsi kebijakan dan alokasi sumber daya,
a.Formulasi,implementasi dan pemantauan dan evaluasi,kajian kebijakan dan 
perencanaan
berkaitan dengan
 kegiatan iptek nasional,
b.Saling keterkaitan/linkages antara kebijakan SIN/Regional dengan kebijakan 
lain seperti
ekonomi,perdagangan dan industri,pendidikan,kesehatan,lingkungan,pertahanan,
c.Alokasi sumber daya dalam bidang iptek dari total anggaran.
d.Penciptaan skema-skema insentif untuk menstimulasi inovasi dan 
kegiatan-kegiatan iptek lain,
e.Penciptaan kapasitas untuk melaksanakan kebijakan dan mengkoordinasi 
kegiatan-kegiatan terkait dengan inovasi dan iptek,
f.Penciptaan kapasitas untuk "forecasting" dan mengkaji arah perubahan dan 
pengembangan teknologi.

2.Fungsi Regulasi,
a,Penciptaan suatu sistem nasional metrologi,standarisasi dan kalibrasi,
b.Penciptaan sistem nasional untuk identifikasi dan perlindungan kekayaan 
intelektual,
c.Penciptaan sistem nasional dalam perlindungan keselamatan,kesehatan, dan 
lingkungan,

Fungsi Pelaksanaan Bersama,
1.Pembiayaan Kegiatan terkait dengan
 Inovasi,
a.Pengelolaan sistem pembiayaan yang sesuai dengan implementasi dari 
fungsi-fungsi lain dalam SIN/R,
b.Pemanfaatan KEKUATAN DAYA BELI pemerintah sebagai suatu pendorong terhadap 
inovasi dalam produksi barang dan jasa yang diperlukan (terutama pada tahap 
awal pengembangan kemampuan inovasi nasional),

2.Fungsi Pelaksanaan,
a.Pelasanaan LITBANG,
b.Penciptaan joint venture,jejaring atau konsorsium litbang,
c.Penyediaan jasa teknis termasuk pengujian produk,kalibrasi, dan survei sumber 
daya,
d.Peciptaan mekanisme yang sesuai dalam menghubungkan luaran litbang dengan 
kegunaan praktis,
e.Penciptaan mekanisme untuk memperbaiki akses UKM terhadap teknologi yang 
dibutuhkan,
f.Penciptaan saling keterkaitan antara kepentingan wilayah/regional,program dan 
kegiatan nasional,
g.Penciptaan keterkaitan kegiatan-kegiatan iptek internasional,
h.Penciptaan mekanisme untuk evaluasi,pencarian, dan difusi praktek-praktek 
teknologi
 terbaik.

Dalam makalah Sistem Inovasi Nasional oleh Deby Saputra dkk (dpoe...@yahoo.com) 
yang berjudul Sistem Inovasi Nasional Bioteknologi Farmasi Indonesia, dibahas 
pula bagaimana produk bioteknologi yang merupakan produk "low volume high 
value",misalnya hormon tubuh manusia bernilai US $ 20 juta per kg dan harga 
obat anti kanker US $ 12 juta sedangkan industri lain seperti kopi US $ 10 per 
kg dan minyak sawit US $ 1 per kg-nya.

Begitu pula dibidang perikanan ada makalah sdr Husni Y Rosadi 
(hu...@bppt.go.id),
yang berjudul "Kebijakan Peningkatan Kemampuan Inovasi di Industri Pengolahan 
Ikan "
Mengetahui faktor kunci kemampuan inovasi di industri pengolahan ikan 
memberikan peran yang besar dalam menentukan arah dan kebijakan yang tepat.
Kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat/daerah,lembaga litbang serta 
industri sendiri secara sinergi akan memberikan dampak percepatan yang besar 
untuk tumbuhnya
iklim yang kondusif
 bagi inovasi di industri pengolahan ikan.

Dalam setiap alih teknologi dan pemodalan seperti KUR dan PNPM maka diharapkan 
unsur yang dapat mempercepat tumbuhnya ekonomi atau industri yang mengakar pada
desa/kecamatan dapat membantu terciptanya daya saing untuk menghadap tantangan 
dalam kekinian.

Terima kasih kepada Prof.Benny Hoed dan Ibu Ranti Kartakusuma yang telah banyak 
memberikan inspirasi tentang Sistem Inovasi Nasional dalam diskusi kecil Ikatan 
Alumni Prancis Indonesia.

Salam Hormat,
Bakri Arbie.
Pemrakarsa Team Sukarelawan Inovasi Nasional.



--- On Thu, 5/28/09, Yanuar Rizky <rizky.elri...@gmail.com> wrote:

From: Yanuar Rizky <rizky.elri...@gmail.com>
Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: CAPRES/CAWAPRES DAN EKONOMI RAKYAT
To:
 forum-pembaca-kom...@yahoogroups.com
Date: Thursday, May 28, 2009, 4:45 PM











    
            
            


      
      Betul, masih sama calonnya "daur ulang"... bahkan saya sih liat para

"neo lib Industri Politik" ini telah menyiapkan agenda maju kali ini

sebagai mesin politik 2014..



Keprihatinan Almarhum Pak Muby masih sangat relevan, yaitu intro

beliau "Pada umumnya para

Capres/Cawapres belum memahami benar apa itu ekonomi rakyat, dan

karena belum jelas pemahaman mereka mengenai ekonomi rakyat, maka

sulit diharapkan dapat dirumuskannya program-program kongkrit"



Itu kenapa, baik yang "neo lib" ataupun "ekonomi kerakyatan"

sebenarnya sama-sama membiaskan persoalan dari hal-hal konkrit dan

yang terukur. Dan itu, kenapa kita dibuat binggung, karena seperti

Alamarhum Pak Muby katakan yang ditonjolkan "Ekonomi Kerakyatan" bukan

"Ekonomi Rakyat"..



Jadi, yang neo lib pun akan mengatakan semua ini untuk kepentingan

nasional (kerakyatan) , demikian pula yang jelas-jelas mengatakan

berhaluan "Ekonomi Kerakyatan". . padahal titik kontras keduanya (yang

tidak) megaburkan kalau kedua "aliran" ini menjelaskan bagaimana

"Ekonomi Rakyat" bekerja penuh...



Saya rasa dalam konteks kekinian, Pak Muby tidak membahas bagaimana

arus dana (dalam istilah ekonomi: Money Suply) berputar dan dari

putaran tersebut kenapa "Ekonomi Rakyat" dari sisi bekjerja (produksi)

dan belanja (konsumsi) dari arus barang itu bisa dipertemukan sesuai

dengan zamannya...



Almarhum Pak Muby, masih melihat persoalan "Politik Ekonomi" masih

dari pendekatan ekonomi klasik, yaitu program pemerintah yang

difokuskan kepada "kantong ekonomi rakyat".. padahal, di zaman seperti

ini, persoalan dari mana mengisi kantong (peta moneter) menjadi

"krusial" untuk diperhatikan, agar transmisi ke "kantong" arus barang

ekonomi rakyat bisa diukur tingkat konkritnya.. .



Betul, jika melihat dalam konteks "sejarah perekonomian Indonesia"

yang terkait dengan "Ekonomi Rakyat" dan "Peta Moneter Dunia", adalah

Pidato Bung Karno (1930) "Indonesia Menggugat" seperti yang juga

ditegaskan dalam jiwa tulisan almarhum Pak Muby....



Maka, bagi saya, dalam konteks sejarah dan pemikiran "Ekonomi Klasik",

Daulat Rakyat Bung Hatta dan Indonesia Menggugat Bung Karno masihlah

relevan untuk dijadikan "entry poin" tentang apa yang disebut membuat

"Ekonomi Rakyat" bekerja penuh... TAPI, bagaimana itu saat ini bisa

berjalan dan tak hanya "ruang slogan kosong pro kepentingan nasional"

maka Capres-Cawapres masih sangat hampa dalam melihat "Peta Arus

Dana"...



Dalam konteks filosofi kita tetap relevan melihat saat Bung Karno

mengatakan Ekonomi Rakyat melalui pidato "Indonesia Menggugat", maka

saya mencoba mengulang spirit Bung Karno melalui peta kekinian dengan

menulis artikel "Indonesia Meng(g)u(g)at" ... ada dua g dari kekinian

yang harus dijawab, yaitu gagap atas persoalan artikulasi "kedaulatan

ekonomi rakyat" dan g kedua (gugup) dalam berperang di era

globalisasi demokrasi ekonomi dunia...



Jadi Pak Maneke, inilah konteks kekinian bagi saya, yaitu artikel saya

di Gatra 5-11 Maret 2009 dengan judul "Indonesia Meng(g)u(g)at" yang

bisa dibaca di http://www.elrizky. net/artikel. php?opt=1& id=276 yang

kemudian saya artikulasikan kepada mengembalikan daulat Ekonomi Rakyat

melalui artikel di Kompas 27 Maret 2009 dengan judul "Saatnya

Menanamkan Kembali Akar Ekonmi" yang bisa dibaca di

http://www.elrizky. net/artikel. php?opt=1& id=277



So, sebagai penonton, baca tulisan Alm Pak Muby, saya pun akan

menggunakan istilah beliau maaf saja dari seluruh Capres-Cawapres tak

ada satupun yang konkrit bicara Ekonomi Rakyat... Untuk itu, saya siap

berdebat dengan semuanya!



Salam penonton,

-Yanuar Rizky-

mail to: ri...@elrizky. net

on the net: http://www.elrizky. net

elrizkyNet:: dari RT-RW ke Internet menuju Pasar Modal::



2009/5/29 manneke budiman <hepaest...@yahoo. ca>:

>

>

> Lha, bukannya sebagian besar capres dan cawapresnya masih sama aja dengan

> Pemilu 2004, Mas? Dan kayanya dalam 5 tahun ini juga tak ada revolusi

> pemikiran tentang ekonomi rakyat kok di antara mereka yang nyalon itu.

>

> Ya masih relevanlah kritik alm. Prof. Mubyarto ini, Kalo Anda bilang perlu

> modifikasi dan info tambahan "terkini", apa sih persisnya yang mesti

> ditambahkan itu?

>

> manneke


 

      

    
    
        
         
        
        








        


        
        


      


      


      

Reply via email to