Sayang sekali cita2 bung Syam untuk jadi pengelola lokalisasi prostitusi tidak 
bisa tercapai karena mayoritas masyarakat Gorontalo masih memegang teguh nilai2 
adat dan syara. Terlebih lagi walikota kita orang alim, jangankan lokalisasi, 
velentine saja beliau larang.. :)
 
Iqbal

--- On Sun, 2/14/10, Syam Sdp <syam...@rocketmail.com> wrote:


From: Syam Sdp <syam...@rocketmail.com>
Subject: Bls: Bls: [GM2020] gorontalo dan prostitusi
To: gorontalomaju2020@yahoogroups.com
Date: Sunday, February 14, 2010, 8:49 AM


  






siapa takut? sekaligus saya juga bisa meliput siapa saja orang -orang penting 
(juga yang gak penting) yang masuk ke lokalisasi itu, kalau perlu saya bikinin  
feature, biar lebih menarik.



Dari: Iqbal <kaizen...@yahoo. com>
Kepada: "gorontalomaju2020@ yahoogroups. com" <gorontalomaju2020@ yahoogroups. 
com>
Terkirim: Sen, 15 Februari, 2010 00:33:31
Judul: Re: Bls: [GM2020] gorontalo dan prostitusi

  


Setuju dengan lokalisasi prostitusi ! Dan usul saya, sebagai pemilik ide bung 
Syam sangat cocok untuk jadi pengelolanya, bagaimana?


Iqbal

Sent from my iPhone

On Feb 15, 2010, at 1:05 AM, Syam Sdp <syam...@rocketmail. com> wrote:




  




pak toti, ini sekedar share dari saya :
peristiwa itu terjadi pada bulan puasa tahun kemarin, selain hotel asia, juga 
ada sejumlah hotel melati yang turut dirazia, kebetulan saya juga sempat 
meliput beberapa penggerebekan itu. hotel-hotel besar tentu tidak kena, mungkin 
dengan adanya kong kalikong seperti yang anda sebutkan tadi.
bagi saya sendiri, kemesuman, yang dilakukan oleh seseorang, dengan cara ngamar 
di hotel itu lebih mending, daripada kemesuman yang diumbar disembarang tempat 
(di gorontalo, dari dulu sampe sekarang masih saja berlaku gaya mesum 
"agropolitan style" alias bakupolo/cium di pinggir sawah), sementara adanya 
tindakan pemerintah atas nama  agama, mungkin saja merujuk pada falsafah adat 
bersendikan sara dan sara bersendikan kitabullah yang kerap digaung-gaungkan 
itu, kita diharuskan mengutuk dan memberangus segala kemaksiatan (yang dalam 
pengertia ndangkal diartikan dalam bentuk kemesuman, prostitusi, miras, dll, 
sementara korupsi, yang mulai terungkap satu persatu di bumi hulondhalo ini, 
diupayakan tidak masuk dalam genre maksiat). mungkin juga tindakan pemerintah 
yang seolah2 menjadi polisi moral ini bentuk ketidakmampuan kita untuk 
menyangkal perlunya sebuah lokalisasi prostitusi di sebuah kota, terlebih di 
gorontalo. saya menilai sudah saat nya gorontalo
 butuh sebuah lokalisasi prostitusi, yang tentunya perlu diatur dalam sebuah 
regulasi yang bagus, kalau tidak, kita akan terus menerus menjadi masyarakat 
yang "muna".
kira2 odito ju
salam





Dari: toti lamusu <toti_lamusu@ yahoo.com>
Kepada: gorontalomaju2020@ yahoogroups. com
Terkirim: Sab, 13 Februari, 2010 22:37:34
Judul: [GM2020] gorontalo dan prostitusi

  





mudah-mudahan nggak ada yang mengernyitkan kening membaca tentang hal ini , 
berdasar pengamatan saya selama kunjungan ke gorontalo yang segera akan 
berakhir .

saya prihatrin melihat hotel asia (dekat vihara/toa pi kong/klenteng gorontalo) 
yang telah ditutup karena kedapatan ada pasangan yang tidak sah dan kemudian 
dicap sebagai sarang prostitusi .

mulia sekali tujuan dari walikota kita dan betapa moralisnya beliau sekarang . 
dari apa yang saya dengar dari pengelola hotel lainnya , bahwa yang datang 
menggrebeg adalah satpol (satuan polisi pura-pura) yang datang tanpa aturan dan 
tata krama , bahkan tidak membawa surat penggeledahan dan main panjat pagar . 
karena ceritanya mau memergoki pasangan-pasangan tidak sah .

salah satu hotel kelas melati , di salah satu kamar dihuni suami isteri bule , 
sang isteri sedang mandi sementara sang suami berbaring di ranjang . karena ada 
keributan diluar , mereka jadi panik , ke luar kamar dengan pakaian seadanya . 
nah anda dapat membayangkan apa jadinya , pingin memalukan orang dengan cara 
yang memalukan pula .

kalau cara seperti ini yang ditempuh , walikota lupa kalau di quality hotel , 
'mongobua he potali lingoliyo' . jadi kalau kita butuh wanita penghibur , pihak 
hotel (ntar salah 'quote' ) menyiapkan dan ada nomor germonya atau mama san 
.(ada yang butuh nggak ? kali-kali kalau keadaan darurat dan butuh wanita 
penghibur).

kenapa sih kita tidak bisa menutup mata dan dengan cara yang anggun memberantas 
hal-hal seperti ini dan bukan dengan cara sradag-srudug nggak karuan mengrebeg 
sana sini dan akibatnya akan sangat merugikan pariwisata gorontalo yang hari 
ini masih jalan ditempat . jalan ditempat karena yang mengepalai diparsbud 
mantan kepala p.u. yang tidak mengerti dan tidak mmau belajar bagaimana 
pariwisata dapat menciptakan lapangan kerja bagi demikian banyak mulut dan 
perut yang terlibat di dalamnya ?

yang juga salah kaprah , hotel dan penginapan kecil yang selalu kena sementara 
hotel besar malah dilegalkan atau dihalalkan karena memiliki 'backing' atau 
menyangkut penghasilan germonya dan pihak hotel yang terlibat .dan jumlah uang 
semirnya gede .

sayang kalau kita hanya bergaya sok moralis , sementarta pariwisata kita di 
gorontalo masih jalan di tempat , jadi kita membayar gaji petinggi pariwisata 
cuma-cuma dan kalau ada mereka yang ke jakarta , urusan bukannya menjalin 
kerjasama dengan diparsbud pusat malah sibuk ke manggadua dan tanah abang .

bolo ma'apu jua , ati olo doi lo rakyati  .

tot











Yahoo! sekarang memiliki alamat Email baru 
Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail. 
br> Cepat sebelum diambil orang lain!




Mulai chatting dengan teman di Yahoo! Pingbox baru sekarang!! 
Membuat tempat chat pribadi di blog Anda sekarang sangatlah mudah 







      

Kirim email ke