Gali Potensi Daerah untuk Kemaslahatan Rakyat Tulisan ini lahir atas usulan seorang anggota DPD Gorontalo, karena kami sering tukar fikiran melalui media jejaring sosial menyangkut problematika pembangunan provinsi Gorontalo dan adalah wajar bila kami yang berada diluar pemerintahan memberikan masukan atas pengelolaan daerah tempat asal kami. Kendala dan Potensi Wilayah Wilayah propinsi gorontalo memiliki alam yg berbukit terjal dan hanya sedikit memiliki dataran yg subur. Jenis tanah gampang tergerus erosi yang membawa zat hara tanah, sehingga sangat mudah menjadi lahan kritis hanya dalam waktu singkat bila tidak dikendalikan. Sementara dilain pihak dataran2 subur yang yg terbatas jumlahnya mulai tedesak oleh pembangunan gedung dan jalan akibat pertumbuhan penduduk. Namun kita harus bersukur karena kita dilimpahi aliran sungai dan danau, laut dan pantai yg terbentang, hutan yg masih ‘terjaga’ atau mineral emas dan minyak bumi yg belum tergali dan bisa menjadi sumber penghidupan bila potensi ini dikembangkan. Kami pernah menyaksikan hutan bakau sepanjang pantai pohuwato yg subur malah di dibabat untuk pertambakan, ini contoh potensi wilayah yg salah kelola, padahal hutan bakau adalah sumber pertumbuhan ekosistem, hutan bakau adalah anugrah krn sebagai cikal bakal rantai makanan kehidupan laut selain karang hidup. pohon ini juga bisa menjadi hutan produktif, penahan abrasi pantai dan penyedia air tawar bagi para nelayan krn sifatnya yg menyerap garam laut. Pemda Pasca Reformasi Dulu sewaktu masa pemerintahan sentralistik, banyak aspirasi yg menuntut kebebasan mengelola daerah. Dan terbentuknya propinsi gorontalo salah satu produk atas keinginan mengelola daerah secara otonom. Program Bpk Gubernur kala itu menjadikan propinsi Gubernur sebagai sentra produksi jagung dan sentra perikanan belum terlihat tingkat keberhasilannya sampai dimana, bahkan yg dibangun justru proyek2 mercu suar yg hubungannya dgn pariwisata, ini membuktikan terjdi gap antara program dan kebijakan,dan yg lebih menyedihkan perahu2 penangkap ikan bantuan pemerintah pusat teronggok rusak dipinggir pantai Boalemo. Barangkali buah pemikiran bpk Gubernur tidak dapat aplikasikan oleh para pembantunya, ini dapat kita saksikan dengan pola kerja para aparat Tdk jarang kita lihat konvoi kesana kemari dikawal dengan ketat bak raja padahal hanya menghadiri acara2 ceremonial belaka dan setelah itu tidak ada tindak lanjutnya. Mengelola daerah yg memiliki kendala alam yg terbilang besar memang tidak gampang. apalagi dengan prilaku dan adat istiadat rakyat yg unik,inilah tantangan bagi siapa yg ingin memimpin daerah ini. bukan hanya duduk enak dikursi empuk diblakang meja, tapi diperlukan pemimpin yang bisa mengerahkan peran serta masyakat turut ambil bagian dalam melaksanakan pembangunan. Kalau ditingkat nasional ada GERAKAN NASIONAL, kenapa didaerah tidak dicanangkan GERAKAN GORONTALO, misalnya sebagai contoh GERAKAN GORONTALO HIJAU, dimana pemerintah daerah wajib sediakan bibit nantu dan mahoni dan himbau seluruh masyarakt menanamnya pada musim penghujan, dinas kehutanan diminta memonitor pertumbuhannya. Niscaya gerakan ini akan membuahkan hasil berupa hutan buatan yg banyak manfaatnya. contoh kecil ini klo berhasil bisa dipakai sebagai model disektor2 lain yg penting adalah kreatif dan kemauan bekerja. Primordialisme Unik Ada kontrakdiksi memandang pemimpin, mereka adalah orang terpilih melebihi kemampuan rata2 yg diharapkan menggembala rakyat dari satu kondisi kekondisi yg lebih baik. akan tetapi merekalah pelayan rakyat karena mereka telah digaji dengan seluruh pajak yg dibebankan pada rakyat. Upacara penghormatan kepada para petinggi daerah bak raja (he tobolo) sudah tidak sesuai dengan zaman modern yg butuh kerja keras untuk memajukan daerah diera persaingan yg ketat. TIdak sedikit pemimpin daerah yg hanya mementingkan popularitas dan mengejar harta sehingga menjadi penghuni hotel pordeo, apakah dia patut disembah? Ada indikasi juga apa yg dikatakan pemimpin sudah dianggap paling benar, ini kesalahan fatal bagi masyarakat gorontalo, padahal mereka adalah manusia biasa yg tidak luput dari kesalahan dan butuh masukan sebagai koreksi. Ketidakbebasan mengemukakan pendapat yg obyektif serta takut berpendapat yg berlawanan juga suatu kemunduran bagi pemuda mahasiswa ataupun angkatan muda yg ingin maju. Ini jaman kebebasan berpendapat selama itu berguna dan sifatnya membangun (konstruktif). Sikap feodal masyarakat gorontalo yg seakan2 suka penghormatan juga harus dikikis karena hanya akan menjadi penghambat komunikasi dua arah. Angkatan muda yg tumbuh setiap tahun harus dicarikan solusinya agar mereka menjadi tulang punggung pembangunan. Khusus untuk hal ini ada konsep yg lebih mudah untuk diterapkna selama ada kemauan. Seperti contoh, rekrut beberapa pemuda dan latih dgn gemblengan TNI (setempat)untuk menelorkan generasi dengan etos kerja tinggi, kemudian sediakan lahan pertanian yg ada kepada mereka untuk dikelola dengan bimbingan dinas pertanian dari sisi teknis dan TNI dari segi mentalitas. Model yg kami tawarkan ini bukan hal yg sulit, hanya bagaimana kita melakukan terobosan dan mencoba keluar dari kungkungan pemikiran karena rutinitas (out of the box). Meraba Kemauan Investor Investor adalah sebuah lembaga yang dikelola untuk menghasilkan keuntungan (profit center), dia akan melakukan investasi bilamana ada potensi suatu daerah yang dapat dikelola secara berkesinambungan (sustainable) sehingga mengahasilkan keuntungan pada tenggang waktu tertentu. Investor biasanya berusaha tidak melakukan sendiri, dia memiliki tanggung jawab penuh kepada pembeli (buyers) berdasarkan ‘ kontrak pembelian’ yang ketat seperti mutu produk, volume pesanan, waktu pengiriman (delivery), melenceng dari ketentuan itu investor akan mengalami kerugian akibat denda atau pembatalan pembelian oleh buyers. Investor juga membutuhkan vendor atau para suplier yang memasok bahan baku atau kebutuhan pendukung, tanpa vendor yang handal dalam menyediakan bahan baku maka tentunya kapasitas produksi tidak akan terpenuhi, akibatnya barang tidak akan terkirim sesuai jadwal. Investor butuh infrastruktur, antara lain Listrik,air bersih, jalan dan pelabuhan yang memadai, seperti contoh pabrik kecil saja membutuhkan minimal 0.2 megawatt listrik dan 50 ton air bersih perhari. Lalu apa sektor yang akan kita tawarkan kepada investor. Kecenderungan yg ada saat ini sektor pariwisata yang justru menggebu2 untuk dibangun?? Pertanyaannya untuk siapa?? perputaran uang di Propinsi Gorontalo belum terlalu besar, sehingga Bank Indonesia belum ada di Propinsi ini. Sektor pariwisata akan maju bila kita punya potensi yg baik dan masyakat sudah memadai pendapatannya. Buktinya banyak fasilitas wisata yg terbengkalai karena tdk terpelihara akibat kurang dana. Ini pengahambu2ran uang rakyat yg tidak pada tempatnya. Keberadaan investasi di daerah yg tumbuh sehat, selain memberikan lapangan kerja juga berdampak multiplier kepada peningkatan ekonomi Akhir kata -Pejabat bukanlah orang yang perlu ditakuti untuk di beri masukan -Pejabat tidak perlu dihormati yang berlebihan. -Adat istiadat yg tidak sesuai zaman perlu dikikis -Perlu gebrakan dan sinkronisasi kebijakan yg sesuai dengan PROGRAM yg telah dicanangkan -Peran serta masyarakat sangat diperlukan untuk membangun daerah. -Ciptakan generasi muda yg memiliki etos kerja tinggi melalui pembinaan dan bimbingan. -Buatlah mainstream sektor pembangunan yg fokus yg sesuai dengan potensi wilayah agar menggugah investor masuk ke gorontalo -Infrastruktur kelistrikan yg defisit saat ini harus ada solusi sesegera mungkin, program microhydro adalah pilihan teknologi yg tepat. -Kurangi acara ceremonial yg tidak perlu dan melibatkan dinas2 terkait saja sehingga tdk mengganggu kinerja. -Para mahasiswa dan angkatan muda harus berani bersikap kritis terhadap pemimpinnya, jangan hanya jadi yes men. Oleh : Mansur Ilahude Sumber : http://gorontalomaju.com
Yahoo! Mail Kini Lebih Cepat dan Lebih Bersih. Rasakan bedanya sekarang! http://id.mail.yahoo.com