Ada beberapa yg saya luruskan;

1. Sebenarnya, banyak buku di dunia ini bahas bahasa Gorontalo. Yang terbanyak 
adalah Mansoer Pateda. 

2. Kurikulum Bahasa Gorontalo sudah dimasukkan dalam muatan lokal. Dan sudah 
berjalan hampir 10 tahun ini.

Tambahan ide;

1. Sebenarnya, yang diperlukan adalah pengajar bahasa Gorontalo. Kita mesti 
banyak mencetak guru Bahasa Gorontalo atau kader pelestari bahasa Gorontalo.

2. Di Jawa, kelestarian bahasa dijaga dengan baik. Di UGM punya ada jurusan 
Sastra Jawa, selain mereka bs jadi pengajar, mereka juga bisa menjadi 
pelestari. Karena memiliki kemampuan teoritik dan aplikatif. 

3. Saya berharap pada Rektor baru kita agar hal ini dapat dipikirkan. UNG mesti 
menjadi sentrum pelestari bahasa Gorontalo. Mungkin bisa dipikirkan dibuka 
jurusan Bahasa/Sastra Gorontalo. Jika UNG tidak siap, mungkin Univ Gorontalo 
dan Univ Ichsan atau IAIN. Ini Sebab, saya banyak dengar kekurangan (bahkan 
mungkin tidak ada)  pengajar bahasa Gorontalo yang memiliki kualifikasi 
pendidik di SD, SMP dan SMA.

4. Ini adalah tantangan baru bagi Universitas yang ada di Gorontalo. Bagaimana 
kita melestarikan sisa masa lalu yang masih ada. Kita jangan terlalu 
berbusa-busa bicara peradaban, kalau salah satu  fondasi dasar peradaban 
(bahasa) kita hampir punah.

5. Begitu juga nama jalan, lebih banyak digunakan nama-nama yang tak ada 
hubungan dengan konteks kebutuhan peradaban kita. Misalnya, Jalan Palma, Jalan 
Teknik, Jalan Irian, lalu nama sayur mayur dan pepohonan, ada juga buah-buahan, 
bahkan hewan berkaki dua hingga empat ada. Tinggal jalan Bohulo yang saya liat 
belum ada.

6. Di Jogja misalnya, setiap nama jalan memiliki arti peradaban. Atau memiliki 
ikatan historis dengan lokasi, harapannya ada keteladanan yang dapat dihayati. 
Misalnya, Jalan Sarkem karena konteks historis lokasi yang begitu maknawi.

  
Ndee bo oditopo..




 



  




Terima Kasih


Funco Tanipu

-----Original Message-----
From: abdul ayub <rasyid_a...@yahoo.com>
Date: Tue, 30 Mar 2010 00:02:23 
To: <gorontalomaju2020@yahoogroups.com>
Subject: Bls: Bls: [GM2020] Gorontalo & Spirit H.B. Jassin + digital library

sebenarnya bukan hanya Hb Yassin ada juga Js. Badudu....
saya waktu sekitar tahun 94 bermain Ke jogja depatertemen store di daerah 
klender Jaktim..di pojok tuku buku saya melihat ada buku warna Biru di situ 
tertulis Linguistik Bahasa Gorontalo.....Karya Hans Bague Yasin
saya beli hanya dengan harga 3 ribu perak...
Tp isinya luar biasa tak ada satu bukupun di dunia ini  yang membahas bahasa 
Gorontalo sampai sangat detail itu.. dan itu merupakan desertasi beliau saat 
menempuh s3 di Univ Leiden Belanda.
dia melakukan penelitian sampai ke dusun dusun terpencil hanya untuk mendata 
bahasa gorontalo sebagai library yang tersusun sangat rapi dan terstruktur  
sehingga sejajar dengan 174 bahasa daerah di seluruh indonesia.
ada rasa patriotik yang tergugah dalam diri saya orang sehebat HB yassin masih 
mau peduli...dan memberi karya besar buat bahasa gorontalo sesuai dengan 
keilmuannya.kenapa kita di daerah gorontalo tidak.....
apakah bhs gorontalo masih bisa di gunakan oleh seluruh masarakatnya atau hanya 
sebagai bahasa yang cukup di ketahui yang lambat laun akan punah?
dan apakah bisa seperti bahasa jawa yang di gunakan oleh 75 juta masaraktnya?
jalan satu satu nya dengan memasukan bahasa gorontalo sebagai kurikum dalam 
mata pelajaran di sekolah.seperti bahasa sunda. anak gorontalopun akan belajar 
bahasa sunda bila ia bersekolah di daerah jawa barat . kenapa di gorontalo 
tidak demikian.
ada ribuan orang gorontalo yang lahir dab besar di gorontalo yang tak mampu 
berbahasa gorontalo.ini adalah tanda2 kepunahan yang menggorogoti bahasa 
gorontalo sebagai bahasa ibu dari bahasa yang ada di gorontalo seperti bahasa 
suwawa...HB yassin tinggal di tanah tinggi daerah senen yang terkenal texas 
rawan kejahatan......dan dia hidup bersahaja sedehana...dengan karakter kuat 
sebagai patriot orang gorontalo di tanah rantau...
adakah akan lahir HB yasin lagi di gorontalo.....nehi2x..yang ada kayaknya 
pengejar calon kepala daerah berkolaborasi dengan pengusaha ..bukan akademis 
atau...praktisi yang memliki integritas tinggi seprti HB Yassin

--- Pada Jum, 26/3/10, Sofyan Uli <sofyan...@yahoo.co.id> menulis:

Dari: Sofyan Uli <sofyan...@yahoo.co.id>
Judul: Bls: Bls: [GM2020] Gorontalo & Spirit H.B. Jassin + digital library
Kepada: gorontalomaju2020@yahoogroups.com
Tanggal: Jumat, 26 Maret, 2010, 9:33 PM







 



  


    
      
      
      Di awali dengan keprihatinan tentang perkembangan budaya dan masalah 
kebudayaan di Indonesia maka pada tanggal 25 Maret 2010, di adakan event 
"Mengenang dan Melanjutkan Cita-cita H.B. Jassin". Acara ini diselenggarakan 
oleh Lingkar Budaya Indonesia. HPMIG dan KKIG-Tinelo Jakarta turut 
berpartisipasi dalam kegiatan tersebut dengan menyediakan satu stand khusus.



Siapa tak mengenal nama HB Jassin? Dia adalah tokoh penting yang tidak mungkin 
lepas dari sejarah perkembangan kesusastraan Indonesia. Berbagai macam gelar 
dan penghargaan diperolehnya.

Dedikasinya yang tinggi pada perkembangan sastra Indonesia pun membuat namanya 
selalu dikenang. Sebagai putra kelahiran Gorontalo kita turut bangga karena 
beliau yang diberi julukan Paus Sastra Indonesia ini dikenal sebagai kritikus 
sastra yang sangat mumpuni. 



Kritik sastranya bersifat edukatif dan apresiatif serta lebih 

mementingkan  kepekaan dan perasaan daripada teori ilmiah sastra. Hasil 

dokumentasinya  lebih dari 40 tahun -- termasuk 30 ribu buku dan majalah 
sastra, 

guntingan  surat kabar, dan catatan-catatan pribadi pengarang -- telah 

dihimpun dan  disimpan di Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin, Taman Ismail 

Marzuki,  Jakarta. 

 

Seiring dengan berjalannya waktu, sebagian dari karya-karya tersebut mulai 
megalami kerusakan yang penyebabnya antara lain akibat gigitan serangga, 
ketajaman tinta, atau kelembaban cuaca. Sebagai generasi muda yang cinta akan 
sejarah dan budaya bangsa, maka 

yang perlu kita lakukan adalah menjaga dan melestarikan karya-karya HB. 

Jassin yag fenomenal sampai saat ini. Hal ini bisa kita lakukan dengan 
memanfaatkan kemajuan teknologi 

komunikasi dan informasi, salah satunya adalah dengan 

mendokumentasikan karya-karya beliau secara digital. 



Dokumentasi 

secara digital adalah salah satu cara untuk melestarikan isi dari 

sebuah buku.Kendala yang ada saat ini, butuh waktu lama untuk memindai satu per 
satu halaman apalagi jumlah halaman dan buku karya-karya beliau kurang lebih 30 
ribu buku dan majalah sastra. Oleh sebab itu diperlukan dukungan dari kita 
semua untuk ikut melestarikan karya-karya beliau.



Salam Hangat,



Sofyan Uli



________________________________

Dari: basriamin <basria...@yahoo. com>

Kepada: gorontalomaju2020@ yahoogroups. com

Terkirim: Sab, 27 Maret, 2010 06:07:17

Judul: Re: Bls: [GM2020] Gorontalo & Spirit H.B. Jassin



Bung Syam dan Pak Denbaga -maaf kalau saya keliru sebut-

dan teman2 GM-2020,



Pandangan dan pengalaman yg sangat segar. Terima kasih. Saya jadi bisa belajar 
lagi soal sastra, dan merasakan spirit Jassin yg lebih hidup. Bahkan beliau 
sepertinya senang dipanggil "Oom Hans". 



Syukurlah kalau sudah ada nama jalan H.B. Jassin di Gorontalo. Moga2 ini jadi 
tanda awal bahwa Jassin tdk akan sunyi di kampung halamannya sendiri. 



Sangat benar, reputasi dan dedikasi hidup beliau di bidang kritik sastra tak 
mungkin sepenuhnya kita tiru. Tapi spirit kerjanya dalam bidang "dokumentasi" 
dan persistensi intelektualnya selalu bisa kita kerjakan, terlebih di 
Gorontalo. 



Siapa tahu Gorontalo bisa jadi "pusat dokumentasi" KTI yg membanggakan dunia 
dan memberi manfaat bagi negeri kita. Dan mkn tak salah juga kalau HUT beliau 
bisa jadi "brand tahunan" yg bisa menopang perkembangan kebudayaan Gorontalo. 
Siapa tahu dari bumi Gorontalo spirit sains (via sosok Habibie) dan 
sastra/humaniora (via sosok H.B. Jassin) bisa "berjumpa" dgn damai dan 
produktif.  



Dan, dari sosok-sosok yg lain, kita bisa merujuk soal-soal: kepemimpinan, etos 
wirausaha, dsttt...  



Mungkinkah?  



Salam,  



Basri 

Note:

Ada ungkapan:

"...bagi siapa yg tdk pernah mau tahu tentang apa-apa yg pernah terjadi sebelum 
ia lahir, maka ia akn selamanya (layak) disebut anak-anak... " 

============ ========= ========= ========= =====



--- In  gorontalomaju2020@ yahoogroups. com, Syam Sdp <syam...@... > wrote:

>

> 

> 

> menyebut nama hans bague jassin, adalah juga harus menyebut nama chairil 
> anwar, juga deretan nama  penyair di belakangnya, yang turut dibesarkan oleh 
> HB Jassin, lewat pisau analisisnya dan berbagai apresiasi yang dia berikan 
> terhadap karya-karya mereka, chairil misalnya, dinilai hans sebagai pembaharu 
> puisi indonesia pasca sutan takdir alisyahbana dkk (baca angkatan pujangga 
> baru), pertemanan mereka yang cukup kental patut di kenang, tentang bagaimana 
> chairil hampir melayangkan bogemnya ke arah paus sastra itu, hanya karena 
> honor puisinya belum di bayar oleh hans, hingga politisasi karya chairil 
> pasca ia meninggal yang dilakukan jassin, dengan cara memasukkan puisi2 karya 
> "si binatang jalang" itu ke dalam kurukulum sekolah, (bahkan puisi "aku" itu 
> dikategorikan jassin sebagai puisi patriotik, kita yang  pernah menjadi  
> siswa SD pun tak asing dengan larik2 puisi itu, yang sebenarnya menurut 
> interpretasi kritikus sastra lainnya, hanya merupakan bentuk

>  eksistensi keakuan chairil. cukup banyak puisi karya chairil yang 
> dipropagandakan oleh Jassin, idiom-idiom dalam puisi chairil, antara lain 
> "Kau kembang dan aku kumbang" dalam ranah percintaan muda-mudi , "hidup hanya 
>  menunda kekalahan" yang berbau kontemplatif itu, juga tak akan bisa lepas 
> dari peran HB Jassin.

> 

> bagaimanaGorontalo mengenang HB Jassin ?.

> 

> pada tahun awal hingga pertengahan 2007    silam, kebetulan saya pernah 
> bekerja sebagai penjaga buku di perpusatakaan HB Jassin Gorontalo, sebuah 
> tempat yang saya kira sengaja didirikan sebagai penanda semangat sang paus 
> sastra itu.

> memang , diperpustakaan yang menggunakan bekas kantor PU itu memiliki koleksi 
> sejumlah buku karya HB Jassin, yang sayang, keberadaannya ,mirip "kitab 
> kuno"; terbatas ekslemparnya, membacanya pun tidak bisa di bawa pulang,dan 
> ditempatkan pada sebuah lemari khusus, sebuah sikap eksklusif yang salah saya 
> kira.lha,  bagaimana para pembaca di Gorontalo bisa mengetahuinya di bidang 
> kesusasteraan di Indonesia dengan cara seperti ini. setahu saya buku HB 
> Jassin banyak bertebaran di seluruh persada indonesia (Bahkan saat kuliah 
> dulu, saya dengan mudah menemukannya di lapak2 buku loakan, tentunya dengan 
> harga yang terpelating jauh).

> sepertinya belum ada usaha kita( orang yang gorontalo yang masih senantiasa 
> membanggakan  kegoronotaloan tokoh-tokoh yang berkibar di nasional secara 
> membabi buta)   untuk memperkenalkan siapa dan bagaimana kiprah HB Jassin 
> itu, lalu berusaha memetik bahkan melanjutlkan apa yang sudah dirintisnya 
> puluhan tahun silam  . beberapa kawan, siswa maupun mahasiswa yang pernah 
> saya tanyai (secara  kebetulan), hanya tahu bahwa HB Jassin itu sastrawan 
> (padahal karya2 sastranya seperti cerpen, hanya beberapa biji saja, itupun 
> dianggap tidak cukup berhasil bagi dunia kesusasteraan, -namanya justru 
> berkibar sebagai kritikus sastra yang berwawasan luas dan inisiator 
> dokumentasi sastra,- tanpa Jassin, Indonesia terancam  menjadi bangsa yang 
> amnesia  dengan kekayaan kebudayaan intelektual maupun intelektual kebudayaan.

> 

> namun ada syukurya juga , belakangan nama Jassin akhirnya dijadikan nama 
> jalan di Kota Gorontalo (Menggantikan nama jalan Agus Salim), hanya sebatas 
> itu spirit yang bisa diberikan seorang HB Jassin? mari kita jawab bersama.

> 

> salam

> 

> syam

> 

> 

> 

> 

>________________________________

> Dari: basriamin <basria...@. ..>

> Kepada: gorontalomaju2020@ yahoogroups. com

> Terkirim: Jum, 26 Maret, 2010 02:51:38

> Judul: [GM2020] Gorontalo & Spirit H.B. Jassin

> 

> 

> Teman2 GM-2020,

> 

> Kamis (25/3), rupanya ada perbincangan menarik tentang H.B. Jassin di 
> Jakarta. Mohon berkenan teman2 Jakarta utk berbagi cerita, pasti banyak yg 
> hadir di acaranya.... Saya berpendapat, andaikata kita butuh menegaskan 
> tradisi intelektual Gorontalo, maka hal itu antara lain dapat dilacak dalam 
> diri dan kiprah hidup seorang H.B. Jassin.

> 

> Lalu, bagaimana kabar di kampung halamannya?

> 

> Wass,

> 

> Basri

> 

> 

> http://oase. kompas.com/ read/2010/ 03/25/23240741/ HB.Jassin. .Sastrawan. 
> Tak.Lekang. Dimakan.Zaman#

> 

> HB Jassin, Sastrawan Tak Lekang Dimakan Zaman

> Kamis, 25 Maret 2010 | 23:24 WIB

> 

> JAKARTA, KOMPAS.com- Siapa tak mengenal nama HB Jassin? Dia adalah tokoh 
> penting yang tidak mungkin lepas dari sejarah perkembangan kesusastraan 
> Indonesia. Berbagai macam gelar dan penghargaan diperolehnya. Dedikasinya 
> yang tinggi pada perkembangan sastra Indonesia pun membuat namanya selalu 
> dikenang.

> 

> Jassin yang diberi julukan Paus Sastra Indonesia ini dikenal sebagai kritikus 
> sastra yang sangat mumpuni. Pria kelahiran Gorontalo ini mempunyai pengaruh 
> yang besar bagi para penerbit yang hendak menerbitkan naskah pengarang pada 
> tahun 1950-1970an.

> 

> Kritik yang diberikan olehnya selalu bersifat membangun, apresiatif, dan 
> edukatif. Keberanian sosok HB Jassin dalam menyuarakan apa yang dianggapnya 
> benar pun tak ada yang bisa menandinginya.

> 

> Saat dituduh sebagai anti Soekarno oleh kelompok Lembaga Kebudayaan Rakyat 
> (Lekra), dia tetap tenang, bahkan memberikan apresiasi terhadap karya 
> Pramudya Ananta Toer yang waktu itu memimpin Lekra.

> 

> Dia juga tak segan untuk membela orang-orang yang patut dibela. Seperti kasus 
> cerpen Langit Makin Mendung, dia bersikeras tak mau mengungkap sosok 
> sebenarnya si penulis yang memakai nama Kipandjikusmin.

> 

> Setiap pembelaannya pun selalu disertai argumen yang logis. "Beliau adalah 
> sosok yang sangat tekun. Setiap orang yang berada di dekatnya akan merasa 
> nyaman. Karena kepintarannya tidak digunakan untuk mengintimidasi orang." 
> tutur Apsanti Djokosuyatno, Guru Besar Universitas Indonesia sekaligus 
> pembicara dalam acara "Mengenang HB Jassin" yang diadakan oleh Lingkar Budaya 
> Indonesia bertempat di Auditorium Dinas Pendidikan Tinggi (Dikti), Kamis 
> (25/3/2010).

> 

> Hal ini juga diamini oleh pembicara lain, Sunu Wasono yang juga menjadi dosen 
> Program Studi Sastra Indonesia di Universitas Indonesia. "Beliau adalah sosok 
> yang tiada duanya. Saya merasa beruntung pernah merasakan diajar olehnya."

> 

> Bagi yang tertarik untuk mengetahui tentang dokumentasi karya-karya sastra 
> sejak sebelum Perang Dunia II hingga masa sekarang, dapat langsung berkunjung 
> ke Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin di Taman Ismail Marzuki.

> 

> Hasil karya sastra yang dikumpulkan oleh penerima Satya Lencana Kebudayaan 
> dari Pemerintah Indonesia itu terhimpun lengkap di pusat dokumentasi 
> tersebut. Oleh karena itu, tak salah jika A Teeuw, pengamat sastra Indonesia, 
> menjulukinya Wali Penjaga Sastra Indonesia.

> 

> ------------ --------- -

> 

> 

> 

> 

> 

>       Lebih aman saat online. Upgrade ke Internet Explorer 8 baru dan lebih 
> cepat yang dioptimalkan untuk Yahoo! agar Anda merasa lebih aman. Gratis. 
> Dapatkan IE8 di sini! 

> http://downloads. yahoo.com/ id/internetexplo rer/

>



Mencari semua teman di Yahoo! Messenger? Undang teman dari Hotmail, Gmail ke 
Yahoo! Messenger dengan mudah sekarang! http://id.messenger .yahoo.com/ invite/





    
     

    
    


 



  






___________________________________________________________________________
Dapatkan nama yang Anda sukai!
Sekarang Anda dapat memiliki email di @ymail.com dan @rocketmail.com.
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/

Kirim email ke