ada yang menggelikan dari gorontalo belum lama ini , ketika seluruh bangsa 
mengutuk satpol pp/satuan polisi pura-pura , dambea malah menggalang/mengadakan 
malam renungan buat satpol pp .

kalau selama ini gorontalo mengenal hanya satu warna duka yaitu warna putih dan 
sudah mulai menjadi pakaian suku-suku bangsa lain di indonesia sebagai warna 
duka juga , para hadirin dalam malam renungan tersebut mengenakan pita warna 
hitam. (ma pohutu lio moali sina hulondalo . mungkin sudah ada dalam rencana 
sistemik (meminjam istilah sri mulyani) karena vihara gorontalo saja sudah 
melebihi ketinggian menara masjid baiturrahim )

gorontalo yang biasanya mengenal padamala , ma gilandia liyo lo talu . ma 
pake-pake talu ito hulondalo , madelo hipo garejawa saati natal . pokoknya 
bukannya lampu padamala yang digunakan , tapi menggunakan lilin (untuk alasan 
praktis barangkali ) 

saya melihat dari deretan walikota gorontalo , dari satu walikota ke walikota 
yang lain sudah semakin ekstreem . dan entah mau dibawa kemana gorontalo ini . 
kalau koran di gorontalo juga sudah dibungkam dengan duit , kemana gorontalo 
kita akan dibawa .

zaman masih ada kang asep sabar , koor masih bisa berbunyi sumbang , saat ma 
bolo hulondalo ngoa'amila koor lo hulondalo ma gaga ode hulodu , ngoa'amila he 
aturu lo doi . doi u hemo bisala , ma dila akal sehat .

pobongubo mongowutato to hulondalo ? ma odi hiheo liyo ito tutuluhu .

tot

: Text-Only, Daily Digest • Unsubscribe • Terms of Use




   

  
  
  



     




     

  .


   





 



  






      

Kirim email ke