Dalam sebua permasalahan semua bisa memandang dari kaca mata yang berbeda yang 
jelas bukan kacamata kuda.
Saya sudah pernah ketemu Bung fadli dan juga anda.dua pribadi yang juga berbeda.
Kalo bung fadli kami bertemu dan berjalan dengan ustad mansur kami ngobrol 
dalam keluarga yang nuansa sangat islami , termaksud sholat ashar berjamaa,
dan saya bertemu anda di Acara Tinelo Ung saya sempat berbincang dengan anda 
tapi sebatas basa basi aja.sempat juga ketemu sama Agus Lahinta sahabat saya 
yang paling baik.
kebetulan pada saat itu saya menjadi Panitia pelaksana.
nah dua pendapat anda dan bung fadli saya juga sudah bisa tebak dan  bandingkan 
, antara anda dengan bung fadli karna saya sudah pernah bertemu keduanya.
yang satu akademis dan yang satu sangat agamis .
saya hanya menyederhanakan permaslahan dan yang tertentu dari kacamata saya.
maklum saya praktisi bukan akademis.jadi ngebahasnya tidak panjang.
hehehhe
saya bilang dari kaca mata saya padahal saya tidak pake kacamata.

--- Pada Sen, 19/7/10, funcotan...@gmail.com <funcotan...@gmail.com> menulis:

Dari: funcotan...@gmail.com <funcotan...@gmail.com>
Judul: Re: [GM2020] Tausiyah Hari Ini... - redefinisi miskin.
Kepada: gorontalomaju2020@yahoogroups.com
Tanggal: Senin, 19 Juli, 2010, 11:33 AM







 



  


    
      
      
      














Tak sulit utk bersikap kritis dan sinis. Yg sulit, tapi berharga kritis dan 
percaya ada kebaikan di dunia - GM.





Powered by Telkomsel BlackBerry®From:  abdul ayub <rasyid_ayub@ yahoo.com>
Sender:  gorontalomaju2020@ yahoogroups. com
Date: Tue, 20 Jul 2010 02:05:16 +0800 (SGT)To: <gorontalomaju2020@ yahoogroups. 
com>ReplyTo:  gorontalomaju2020@ yahoogroups. com
Subject: Re: [GM2020] Tausiyah Hari Ini... - redefinisi miskin.

 



    
      
      
      ngebhasnya jauh amat....
dunia yang seperti tidak usah di bahas kaya mo nyusun skripsi.
dunia memang tidak adil kalo adil sudah lama kiamat.
mau sedekah aje mesti cari obyek subyek dan sebab akibatnya.
sedekah itu anggap kaya orang mo berak,udah pasti di buang dan kalo di buang 
kita nggak pernah mikirin atau di ingat2 lagi. ihlasnya dalam banget.
nggak usah di bahas masalah orang miskin tatambah atau tidak.tuhan tuh lebih 
tau dari kita semua.pokoknya kao mau ngasih nggak usah ba bi bu ..kasih aja 
susah amat.
memberi itu tenang kan jiwa kecuali orang pelittttttttttttttt tttttttttttttttt 
ttttttttttt

--- Pada Sen, 19/7/10, funcotanipu@ gmail.com <funcotanipu@ gmail.com> menulis:

Dari: funcotanipu@ gmail.com
 <funcotanipu@ gmail.com>
Judul: Re: [GM2020] Tausiyah Hari Ini... - redefinisi miskin.
Kepada: gorontalomaju2020@ yahoogroups. com
Tanggal: Senin, 19 Juli, 2010, 10:39 AM







 



    
      
      
      













Dalam wacana "miskin", ada yang dinamakan pemiskinan, memiskinkan, dimiskinkan. 
Ketiganya berbeda jika ditelaah satu persatu.

Mesti diperluas pula wacana terhadap fungsi Negara sebagai institusi yang 
menjamin rakyat tidak jatuh ke taraf kemiskinan. Begitu juga ttg Islam misalnya 
sebagai institusi sosial. 

Kemiskinan terjadi karena beberapa hal, antara lain karena desain sistematis 
yang dilakukan Negara yang menggunakan skema Neoliberal, bisa pula karena 
ikatan sosial di dalam masyarakat sangatlah rendah, ada pula karena konstruksi 
sosial thdp kemiskinan yang menjadi "pilihan hidup". Banyak hal-hal lain dalam 
perspektif yang lebih lokal.

Yang pasti, "kemiskinan" apapun artinya mesti ditolak, karena keseimbangan 
dunia tidak lagi terjadi. 

Banyak cara untuk menangani hal ini. Misalnya sedekah, pandangan saya tentang 
sedekah mungkin agak berbeda. Sedekah mesti ditransformasi agar lebih memadai 
utk konteks kekiniaan. Karena
 banyak misalnya penyalahgunaan fungsi sedekah yang menjadi "lahan" 
pencaharian. 

***..


Saya ingin berkisah ttg miskin, pemiskinan dan kemiskinan. Kalo di Gorontalo, 
hari-hari terakhir ini akan sangat banyak kita saksikan Ibu-ibu mengetuk pintu 
rumah dan meminta sumbangan atas nama Pembangunan Masjid, panti asuhan dll. 
Model "pencarian" atas nama pengentasan kemiskinan kini dilakukan secara 
sistematis. Saya kemudian ikut mencari dan menemukan hipotesa awal mengenai 
fenomena Ibu-ibu yang sering mengetuk pintu tsb. Ibu-ibu itu kebanyak dari 
daerah pesisir danau Limboto (desa-desa di kec. Tilango - eks. Telaga). 
Beberapa dari ibu-ibu tsb mengaku jika mereka beralih "profesi" seperti ini dan 
"dimobilisasi" secara serempak karena memang tak ada lagi mata pencaharian. 
Suami mereka yang dulu menggantungkan pencaharian di Danau dengan mencari ikan 
dll, kini "pensiun" dini dr pekerjaan turun temurun tsb. Alasan mereka karena 
kini ikan di danau
 semakin sulit. Faktor pendangkalan Danau, kapling Karamba milik Pejabat, dll 
adalah kondisi danau hari ini.

Kondisi ini membuat para "eks" nelayan ini mulai beralih profesi ke serabutan, 
misalnya tukang bentor, mongahe hala-hala, momiyaata bongo, dll. Kondisi 
ekonomi yang sulit ini memaksa ibu-ibu yang dulunya hanya bekerja di dapur, 
mesti keluar "istananya" untuk menambal kekurangan belanga yang mesti diisi 
tiap hari.

"Peluang" alih profesi tenaga kerja secara massif ini dimanfaatkan secara 
"jeli" oleh "oknum" yang memang berakal panjang. Oknum ini kemudian mencarikan 
Masjid, Panti Asuhan dan "alat-alat" produksi dengan cara membagi "hasil" 
pencarian dana. Oknum ini menjadikan ibu-ibu diatas menjadi penghasil "devisa" 
bagi Masjid, panti asuhan tadi.

Cara "produksi" yang dilakukan pun terbilang canggih, dengan membagi setiap ibu 
satu proposal permohonan dana. Setiap "penghasilan" akan dibagi tiga bagian; 
masjid/panti asuhan, oknum
 dan ibu tsb. "Penagihan" ke ibu-ibu tsb dilakukan setiap minggu. 
Kondisi ini berlangsung hingga hari ini. Dan entah kapan akan "rampung".

Kisah sedih ini adalah inspirasi utk wacana "miskin" yang kita diskusikan. 
Point-point penting yang kita tarik ada beberapa hal; (1). alam yang 
"dihancurkan" oleh pemilik kapital-negara- masyarakat akan berefek kepada 
perubahan sosial. (2). Negara sepertinya abai menjadi penjamin hak dasar 
warganya (3). Simbol-simbol Islam dengan mudah dikomodifikasi menjadi faktor 
produksi. (4). Masyarakat kita begitu longgar proteksi sosial sehingga hal ini 
bs terjadi. (5). Sistem sosial kehidupan kita sepertinya sangat kompleks, dan 
mesti ada tafsir baru thdp miskin, pemiskinan dan kemiskinan diatas.


Jika melihat kisah "sederhana" diatas, kemiskinan sangat terkait banyak hal. 
Kompleksitas persoalan sepertinya bukan pada ikhlas dan tidak mengulurkan 
tangan utk bersedekah. Dan bukan pada "ketegasan" kita pada
 kaum miskin agar tidak "seenaknya'" . 


Trims, sudah begitu panjang.


Funco - lahir di dekat danau.





Powered by Telkomsel BlackBerry®From:  "Ahmad Fadhli" <fadhli_ahmad16@ 
yahoo.co. id>
Sender:  gorontalomaju2020@ yahoogroups. com
Date: Mon, 19 Jul 2010 15:13:12 +0000To: <gorontalomaju2020@ yahoogroups. 
com>ReplyTo:  gorontalomaju2020@ yahoogroups. com
Subject: Re: [GM2020] Tausiyah Hari Ini...

 



    
      
      
      












Tidak akan BERKURANG harta orang yang BERSEDEKAH dan Tidak akan BERTAMBAH harta 
orang yang DISEDEKAHI.. . 

Pak Iqbal klo tdk mau sedekah tdk apa2 Insya Allah orang2 miskin itu tdk akan 
berharap rezeki kpd bapak, dan masih banyak orang2 dermawan yg akan memberikan 
sedekah kpd mereka...

Bolo maapu...

Powered by Telkomsel BlackBerry®From:  Iqbal <kaizen...@yahoo. com>
Sender:  gorontalomaju2020@ yahoogroups. com
Date: Mon, 19 Jul 2010 08:35:31 -0700 (PDT)To: gorontalomaju2020@ yahoogroups. 
com<gorontalomaju2020@ yahoogroups. com>ReplyTo:  gorontalomaju2020@ 
yahoogroups. com
Subject: Re: [GM2020] Tausiyah Hari Ini...

 



    
      
      
      Tidak setuju, orang miskin somo tatamba malas kalau dibantu truss..
Iqbal

Sent from my iPhone
On Jul 19, 2010, at 10:25 PM, Taufik Polapa <icky...@yahoo. com> wrote:






 



    
      
      
      Setuju dengan Ustad FADLI,



Kalo Bagitu ... Seluruh Member Milist Menyumbang Ke Rekening yang pernah di 
Buka Oleh Elnino waktu tempo hari KOPI Darat di Jln Merdeka... agar bisa di 
salurkan kepada Fakir Miskin....



Gimana ?



--- On Mon, 7/19/10, Ahmad Fadhli <fadhli_ahmad16@ yahoo.co. id> wrote:



> From: Ahmad Fadhli <fadhli_ahmad16@ yahoo.co. id>

> Subject: [GM2020] Tausiyah Hari Ini...

> To: gorontalomaju2020@ yahoogroups. com

> Date: Monday, July 19, 2010, 3:45 AM

> Tidak mungkin seorang FAKIR menderita

> kelaparan & kekurangan pakaian, kecuali disebabkan

> kebakhilan kaum KAYA. 

> (HR Ash-Shabuni)

> Powered by Telkomsel BlackBerry®

> 

> ------------ --------- --------- ------

> 

> Majulah Gorontalo kita!Yahoo! Groups Links

> 

> 

>     gorontalomaju2020- fullfeatured@ yahoogroups. com

> 

> 

> 





    
     

    










      

    
     

    










    
     

    









    
     



 





    
     

    










    
     

    
    


 



  





Reply via email to