Jangan menghina pegawai negeri..walau bagaimanapun pegawai negeri itukan hidup dari Pajak Tukang Bentor... Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT
-----Original Message----- From: Kawali Kisi <kawali.k...@gmail.com> Sender: gorontalomaju2020@yahoogroups.com Date: Thu, 5 Aug 2010 08:38:34 To: <gorontalomaju2020@yahoogroups.com> Reply-To: gorontalomaju2020@yahoogroups.com Subject: Re: Bls: [GM2020] NILAI DAN SKRIPSI “PALSU” DI S EBUAH UNIVERSITAS SWASTA GORONTALO iya butul itu, sesama pegawai negeri jangan saling menghina aaati karena sama sama potaowa golojo Pada 4 Agustus 2010 19.56, <denb...@yahoo.com> menulis: > > > > Gung, jangan menghina pegawai negeri aaati.. > > Sent from my BlackBerry® > powered by Sinyal Kuat INDOSAT > ------------------------------ > *From: * agung_hp...@rocketmail.com > *Sender: * gorontalomaju2020@yahoogroups.com > *Date: *Wed, 4 Aug 2010 12:17:45 +0000 > *To: *<gorontalomaju2020@yahoogroups.com> > *ReplyTo: * gorontalomaju2020@yahoogroups.com > *Subject: *Re: Bls: [GM2020] NILAI DAN SKRIPSI “PALSU” DI SEBUAH > UNIVERSITAS SWASTA GORONTALO > > > > Kalo PG potaowa golojo > > Powered by Telkomsel BlackBerry® > ------------------------------ > *From: * Putra Gorontalo <gorontalo.pu...@yahoo.com> > *Sender: * gorontalomaju2020@yahoogroups.com > *Date: *Wed, 4 Aug 2010 20:07:15 +0800 (SGT) > *To: *<gorontalomaju2020@yahoogroups.com> > *ReplyTo: * gorontalomaju2020@yahoogroups.com > *Subject: *Re: Bls: [GM2020] NILAI DAN SKRIPSI “PALSU ” DI SEBUAH > UNIVERSITAS SWASTA GORONTALO > > > > Karena depe nama ICHSAN tiyali makanya bagitu, Ilmu Cuma Hiasan SArjaNa. > Coba kalo depe nama universitas itu IKBAL pasti tdk bagitu, Ilmu KuBaktikan > pAda aLam. > > On Wed Aug 4th, 2010 3:47 AM EDT Yolanda Octavia wrote: > > >Univ. Ichsan Gtlo > > > > > > > > > > > >________________________________ > >Dari: "wanbem...@yahoo.co.id <wanbempah%40yahoo.co.id>" < > wanbem...@yahoo.co.id <wanbempah%40yahoo.co.id>> > >Kepada: > >gorontalomaju2020@yahoogroups.com<gorontalomaju2020%40yahoogroups.com> > >Terkirim: Rab, 4 Agustus, 2010 15:15:52 > >Judul: Re: [GM2020] NILAI DAN SKRIPSI “PALSU” DI SEBUAH UNIVERSITAS SWASTA > > >GORONTALO > > > > > >Tolong disebut universitas mana. Karena saya dosen tetap di Fakultas > pertanian > >univetrsitas Gorontalo (swasta) di Limboto.trims > > > >Wassalam > >Wan Bempah > >Powered by Telkomsel BlackBerry® > >________________________________ > > > >From: Yolanda Octavia <yolandaoctavia@ ymail.com> > >Sender: gorontalomaju2020@ yahoogroups. com > >Date: Wed, 4 Aug 2010 14:13:32 +0800 (SGT) > >To: <gorontalomaju2020@ yahoogroups. com> > >ReplyTo: gorontalomaju2020@ yahoogroups. com > >Subject: [GM2020] NILAI DAN SKRIPSI “PALSU” DI SEBUAH UNIVE RSITAS SWASTA > >GORONTALO > > > >Fenomena tawar menawar nilai atau jual beli nilai mata kuliah di > Universitas > >swasta mungkin sudah merupakan hal yang “lumrah”. Tapi pemalsuan nilai > mata > >kuliah, barangkali sangat jarang ditemui. Tapi pemalsuan nilai sudah > >terang-terangan terjadi di Universitas Swasta terbesar di Gorontalo. Dan > hal > >ini dilakukan oleh oknum dosen yang menduduki jabatan di Fakultas Ilmu > Sosial > >dan Politik universitas tersebut. Apalagi untuk ujian skripsi, proposal > >penelitian dan skripsi yang sudah di “tender” oleh sang dosen pun menjadi > produk > >“copy-paste” yang bobot dan ini nya lebih mirip tulisan hasil tempelan > dari > >skripsi sebelumnya. Bukan hanya itu, hasil olahan data yang juga sudah > menjadi > >harga mati “harus” dikerjakan oleh sang dosen penguji,pembimbing merangkap > > >pembuat skripsi dan pengolah data. Yang ironis, semua lulusan universitas > ini > >metode penelitian yang dipakai “dipaksa” sama. Mau dia jurusan eksata atau > non > >eksakta, aturan rektor mewajibkan semua harus menggunakan metode > kuantitatif > >alias SPSS. Padahal, janganknan mengerti, mahasiswa cukup tahu saja sudah > >mendingan soal metode ini. Apalagi alasannya kalo bukan “proyek” garapan > bersama > >dari dosen-dosen pengolah data. Kasihan juga, mahaswa jadi bahan > komoditas. > >Jangan heran, lulusan universitas ini sudah bisa di uji dan sidang skripsi > hanya > >seperti ajang sandiwara fakultas. > >Untuk nilai mata kuliahpun idealisme dosen luluh juga dengan lembar-lembar > > >kertas bergambar alias duit. Malah kasus yang sekarang ini sedang terjadi, > nilai > >dari beberapa mata kuliah jurusan ilmu pemerintahan dan ilmu komunikasi > >universitas ini dipalsukan. Persoalan diawali dengan ketidakpuasan dari > dosen > >pengasuh mata kuliah tersebut terhadap kebijakan rektorat yang tidak > membaya > >gajinya dengan profesional dan memberhentikan dengan sangat-sangat tidak > sopan > >dosen tersebut hingga nilai mata kuliah itu belum diserahkan ke kampus. > Padahal, > >secara birokrasi dosen tersebut melamar menjadi doses dengan proses yang > >profesional, bekerja dan menjalankan tugas sesuai dengan posisinya. Tapi > ketika > >dosen yang bersangkutan lulus sebagai PNS maka sang rektor langsung > mem-boikot > >hak-hak si dosen. Dan yang lebih parah, nilai dari mata kuliah yang di > asuh > >dosen tersebut dipalsukan oleh pihak fakultas. > > > >Sungguh ironis, sebuah universitas dengan ribuan mahasiswa hanya > menjadikan > >mahasiswa sebagai mesin uang para petinggi-petinggi kampus. Nasib para > dosen > >yang lain pun sebenarnya tidak lebih parah dengan yang nasib guru daerah > >terisolir. Gaji dibawah UMR, administrasi yang kacau balau, management > keluarga > >yag diterapkan hampir tidak bisa membedakan mana urusan pribadi dan urusan > > >kampus. Hanya saja, dosen-dosen ini ada yang memilih jadi pengikut biar > kebagian > >“japre” alias jatah preman dan ada yang memilih “diam” dan hanya berani > bicara > >dibelakang. > > > >Yang paling penting, bagaimana sebuah institusi akademik yang 80% > mahasiswanya > >adalah PNS dan karyawan swasta ini menggunakan asas manfaat atau simbiosis > > >mutualisme dengan mengandalkan istilah “ahh...yang penting mahasiswa punya > duit, > >aku punya nilai..” > >(post from fb) > > > > > > > > > > >