punten.... CMIW ....

Mungkinkah bagi batin untuk mengosongkan dirinya sama sekali dari ketakutan? 
Ketakutan macam apa pun menghasilkan ilusi; ketakutan membuat batin tumpul, 
dangkal. Bila terdapat ketakutan, jelas tidak ada kebebasan, dan tanpa 
kebebasan tidak ada cinta sama sekali. Dan kebanyakan dari kita mempunyai 
salah satu bentuk ketakutan; takut akan kegelapan, takut akan opini 
masyarakat, takut akan ular, takut akan nyeri tubuh, takut akan hari tua, 
takut akan kematian. Kita punya lusinan ketakutan. Dan mungkinkah untuk 
bebas sama sekali dari ketakutan?
Kita bisa melihat apa yang dilakukan ketakutan terhadap masing-masing dari 
kita. Ketakutan membuat kita berbohong; ketakutan merusak kita dalam 
berbagai hal; ketakutan membuat batin tumpul, dangkal. Ada sudut-sudut gelap 
dalam batin yang tidak boleh diselidiki dan diungkapkan selama kita takut. 
Melindungi-diri secara fisik, dorongan instinktif untuk menjauh dari ular 
berbisa, untuk mundur dari tepi jurang, untuk mencegah agar tidak terpeleset 
di depan trem listrik, dan sebagainya, adalah waras, normal, sehat. Tetapi 
saya mempertanyakan tentang melindungi-diri secara psikologis, yang membuat 
orang takut akan penyakit, akan kematian, akan musuh. Bila kita mencari 
pemenuhan dalam bentuk apa pun, entah dengan melukis, melalui musik, melalui 
hubungan, atau apa pun keinginan Anda, selalu ada ketakutan. Jadi, yang 
penting adalah sadar akan seluruh proses diri ini, mengamati, 
mempelajarinya, dan bukan bertanya bagaimana cara melenyapkan ketakutan. 
Bila Kita hanya sekadar ingin melenyapkan ketakutan, kita akan menemukan 
cara-cara melarikan diri darinya, dan dengan demikian tidak pernah ada 
kebebasan dari ketakutan.

LL&B
h3rm4n
----- Original Message ----- 
From: "Christian Stephanus" <kenjeran...@gmail.com>
To: <harmonisasi-universal@googlegroups.com>
Sent: Tuesday, September 01, 2009 10:06 AM
Subject: [HU] Keinginan & Rasa Takut


> Saudara-saudariku yang terkasih dan hendaknya mengasihi satu sama lain..
>
> Sekedar sharing..
>
> Cukup lama saya bergelut dengan rasa takut: Takut akan gagal dalam 
> pekerjaan dan pencapaian target, takut akan gagal dalam membina 
> keharmonisan keluarga, takut akan gagal secara finansial, takut akan gagal 
> dalam pengakuan diri (self esteem) dan memberi arti bagi sesama, bahkan 
> takut pada hal-hal sederhana: sakit, kegelapan, setan.. :D
>
> Rasa takut itu saya coba lawan dengan bekerja sekeras mungkin, . 
> Bermeditasi sedalam mungkin, mendaraskan kemuliaan Tuhan sekeras mungkin 
> (dalam hati), berolahraga sekeras mungkin.
>
> Apa yang kita dapatkan ketika kita melakukan sesuatu berangkat dari rasa 
> takut? Badai ketakutan..
>
> Ketakutan yang lain akan bermunculan bergantian segera setelah kita merasa 
> telah berhasil mengatasi sebuah ketakutan.
>
> Tadi pagi saya mencoba merenung dan mencari jawaban menyangkut rasa takut 
> ini.
>
> Saya akhirnya menyadari selama ini ketakutan seakan silih berganti 
> menghinggapi saya karena saya tidak pernah sungguh2 mengatasi akar dari 
> ketakutan itu sendiri.
>
> Saya akhirnya menyadari bahwa harapan, keinginan, obsesi adalah akar dari 
> rasa takut itu yang tak pernah saya coba atasi.
>
> Keinginan untuk berhasil, menghadirkan rasa takut akan kegagalan.
> Ingin tercukupi secara finansial, jadi takut serba kekurangan.
> Ingin selalu berada dalam "terang", jadi takut akan "kegelapan".
> Ingin selalu sehat, jadi takut akan sakit.
> Ingin, jadi.. Ingin, jadi.. Ingin, jadi..
>
> Saya kemudian teringat akan kutipan dari sebuah buku  yang pernah saya 
> baca dahulu kala, kurang lebih adalah:
>
> "Gunakan otakmu, perasaanmu, mata, telinga, hidungmu, mulut, lidah, 
> tangan, kaki, kelaminmu...
> Lakukanlah segala hal semata-mata karena kamu bisa dan baik adanya menurut 
> kamu. Tidak lebih, tidak kurang.."
>
> Saya mencoba mengartikannya dengan:
> Saya bekerja sebaik mungkin, bukan karena saya ingin kaya, tapi karena 
> saya memang bisa melakukannya.
>
> Saya berbuat baik kepada sesama bukan karena berharap akan surga, namun 
> cukup karena saya bisa melakukannya dan itu baik menurut saya.
>
> Lebih lanjut, terpikirkan oleh saya, bahwa semua organ tubuh harus kita 
> gunakan secara simultan, bersamaan dan itu berarti keharmonisan.
>
> Apa yang kita pikirkan dan rasakan, tercermin jelas dalam perkataan dan 
> perbuatan.
>
> Apa yang kita lihat, dengar, baui harus serentak kita cerna dalam otak dan 
> hati kita sebelum berbuah pada perkataan dan perbuatan.
>
> "Lakukan segala sesuatu, cukup karena kita bisa melakukannya dan baik 
> menurut pikiran dan perasaan kita..."
>
> Salam hangat,
> Nanus
> Peacefully sent from my BlackBerry®
> >
> 

__________________________________________________
Apakah Anda Yahoo!?
Lelah menerima spam?  Surat Yahoo! memiliki perlindungan terbaik terhadap spam  
http://id.mail.yahoo.com 


--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
Quote: 
** In this age of Aquarius, science will become religious, and religion will 
become scientific. Disagreements between science and religion will come to an 
end, and people will begin to comprehend that both spirit and matter are 
derived from the same source, and are only modifications of the One Universal 
Energy **
****
Insiasi Karuna Ki (14 Sept 09)
http://www.flexlists.com/key/wHOuio2leysFrIDT5QtT3jwC3LOX0LSwtH1M537j

Inisiasi Shamballa level 3 & 4 (30/9 & 10/10)
http://www.flexlists.com/key/D7JgsxxZEyuajqCEeBWYMWMp8dD9nsR1ABi38P2N

Inisiasi gTummo by Gerald :
(Level-1: 2 & 16 Oktober)
http://www.flexlists.com/key/xfwaI80osPy1AowtL6uU6J2vJysFqdcXsI7bQ8Aj

Inisiasi Cahaya Inti Reiki (10 Sept 09)
http://www.flexlists.com/key/wguMlEfAKE7L04NOZb1ATtMYSv5qJOWf4q2q4h1O
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke