http://musliminsuffer.blogspot.com/

bismi-lLahi-rRahmani-rRahiem
In the Name of God, the Compassionate, the Merciful


====== News Update ======

From: Muhammad Imansyah <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: Misi Perdagangan Eropa di Nusantara


Misi Perdagangan Eropa di Nusantara

[Jakarta ­ Opini.net] Dalam pelajaran sejarah di sekolah-sekolah, diceritakan bahwa agama Islam masuk ke Nusantara melalui jalan damai, jalur perdagangan. Para pedagang tersebut konon berasal dari Gujarat, India Barat. Mereka melakukan kontak dagang sambil menyebarkan Islam kepada para saudagar di Nusantara. Dengan kata lain, masuknya Islam ke Nusantara bukanlah misi serius dan terencana, melainkan sebuah aktivitas sambilan. Sambil berdagang, mereka pun berdakwah.

Terus terang, rasanya akal sehat kita sulit menerima berita ini. Apalagi jika kita membenturkannya dengan fakta yang ada sekarang. Bagaimana mungkin pekerjaan sambilan bisa menghasilkan efek yang begitu dahsyat, 80% penduduk Indonesia tercatat memeluk agama sambilan ini!

Padahal, para penjajah yang 350 tahun lebih membawa misi yang serius, 3G, hanya kebagian jatah tidak lebih dari 20%. Jika apa yang terjadi di Indonesia adalah sebuah kenyataan, maka inilah satu-satunya bukti di dunia bahwa kerja sambilan lebih berhasil daripada misi serius dan terencana. Rasa-rasanya para pakar ilmu manajemen, baik yang sekolahan maupun yang mengaku-ngaku saja, akan menolak hal ini.


Misi Terselubung Sang Mitra Dagang
-------------------------------------------------

Ketika kapal-kapal Eropa menurunkan jangkarnya di pelabuhan-pelabuhan Nusantara, mereka mengaku datang dengan misi perdagangan. Bukan misi politik (Glory), bukan pula misi agama (Gospel), apalagi dengan maksud mengeksploitasi kekayaan alam (Gold) tanah kita. Perdagangan jelas sangat berbeda dengan misi 3G.

Oleh karena itu, kedatangan mereka yang damai disambut dengan ramah dan tangan terbuka oleh para penguasa dan penduduk Nusantara yang pada saat itu sebagian besar telah memeluk agama Islam. Mereka, muslim Nusantara, tidak memiliki sejarah kelam hubungan Islam ­ Kristen seperti yang dialami oleh muslim di belahan dunia lainnya dalam Perang Salib selama 200 tahun.

Kekosongan slot sejarah inilah yang dimanfaatkan oleh para “pedagang Eropa” untuk mendekati (baca: menguasai) tanah Nusantara. Mereka menggunakan topeng perdagangan untuk misi terselubung yang lebih serius dan terencana: 3G.

Bak kata pepatah, “Sepandai-pandainya menyembunyikan bangkai, pasti akan tercium juga.” Bangkai 3G yang dibungkus rapi oleh para pedagang Eropa akhirnya terendus oleh penduduk Nusantara. Penduduk Nusantara akhirnya mengobarkan perang, mengusir para pedagang (baca: penjajah) Eropa.

Jika misi mereka dulu adalah murni perdagangan, tentu tidak akan berakhir di medan peperangan, bukan? Perdagangan adalah deal-deal yang saling menguntungkan antara kedua belah pihak. Alangkah bodohnya bangsa kita dulu yang mengusir orang-orang yang membawakan pundi-pundi emas kepada mereka (seandainya bangsa Eropa benar-benar melakukan perdagangan di sini).

Tidak! Mereka hanya menjadikan perdagangan sebagai kamuflase untuk mengelabui bangsa kita. Mereka datang ke sini dengan membawa dendam peradaban dari sejarah kelam mereka selama 200 tahun. Mereka memandang kita sebagai musuh, sementara kita memandang mereka sebagai mitra dagang.

Setelah merasa aman meninggalkan tanah Nusantara yang telah diracun selama 350 tahun, akhirnya para pedagang tersebut kembali ke tanah leluhur mereka. Racun tersebut masih mengendap dalam batok kepala, dalam relung hati, dalam pola pikir, cara pandang dan mental bangsa kita.

Mereka telah berhasil menjadikan kita manusia-manusia bodoh (yang mungkin hanya disadari oleh sekelompok anak muda yang tergabung dalam Ada Band). Mereka telah mencabut kait sejarah bangsa kita dengan Islam. Mereka telah menghapus jejak Islam di Nusantara dan memisahkannya dengan sejarah Islam yang ada di belahan dunia lain.

Mereka pulalah yang telah menggiring para pemuda Nusantara bersumpah pada tanggal 10 Oktober 1928 untuk hanya mengakui satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa: Indonesia. Tuntas sudah misi mereka mencabut generasi Nusantara selanjutnya dari akar sejarah Islam dunia.

Tidak mengherankan jika sekarang kita menganggap masalah-masalah yang menimpa orang-orang Islam nun jauh di sana bukan sebagai masalah kita. Tidak mengherankan jika di pelajaran sejarah sekolah-sekolah kita menyamakan misi islamisasi Nusantara dan proses pembusukan di Nusantara oleh bangsa Eropa dengan  satu istilah yang sama: Perdagangan!

* Penulis adalah sarjana sastra dan kebudayaan salah satu negara Eropa, kini sedang menunggu beasiswa untuk melanjutkan studi master dan doktoral di Eropa dari Dream On! Foundation.

======


-muslim voice-
______________________________________
BECAUSE YOU HAVE THE RIGHT TO KNOW

--------------------------------------------------------------------------

All views expressed herein belong to the individuals concerned and do not in any way reflect the official views of Hidayahnet unless sanctioned or approved otherwise.

If your mailbox clogged with mails from Hidayahnet, you may wish to get a daily digest of emails by logging-on to http://www.yahoogroups.com to change your mail delivery settings or email the moderators at [EMAIL PROTECTED] with the title "change to daily digest".

--------------------------------------------------------------------------

Recommended sites:
Angkatan Belia Islam Malaysia  : http://www.abim.org.my
Jamaah Islah Malaysia          : http://www.jim.org.my
Radio Islam Kuliyyah           : http://www.kuliyyah.com
Palestinkini Info              : http://www.palestinkini.info
Partai Keadilan Sejahtera      : http://pk-sejahtera.org
Fiqh Siber                     : http://al-ahkam.net/
The Muslim Brotherhood         : http://ikhwanweb.com




YAHOO! GROUPS LINKS




Kirim email ke