Pak Bandrio yang sebenarnya sih tidak 140 titik tetapi 140 poligon daerah longsor dan 
poligonnya itu besar dan kecil bahkan
satu poligon mencakup hampir separo kabupaten seperti di Kab. Pacitan. Tapi biarlah 
dan yang penting lagi poligon itu
luasnyapun sudah berubah bertambah banyak dan luas saat ini.
Salam: Untung Sudarsono

Ariadi Subandrio wrote:

> FYI
>
> -----Original Message-----
> From: aria a. mulhadiono [mailto:[EMAIL PROTECTED]]
> Sent: Tuesday, January 07, 2003 8:36 AM
> To: [EMAIL PROTECTED]
> Subject: [PP-IAGI] IAGI jawa timur - KOMPAS
>
> Salam, sekedar informasi :
>
> Berita Aktivitas IAGI pengda Jawa Timur untuk ikut serta menangani bencana
> alam di Jawa Timur ada di berita kompas hari ini , bisa juga diakses di
> http://www.kompas.com/kompas-cetak/0301/07/daerah/72333.htm.
>
> Berita tersebut kelihatannya adalah dari hasil rapat IAGI pengda Jatim
> dengan Gubernur Jawa Timur kemairn. Dan Gubernur telah mengutip informasi
> dari IAGI yang menyebutkan 140 titik rawan bencana di Jawa Timur.
>
> Sekses selalu,
> Aria
>
> Isi lengkapnya berita tersebut :
>
> Selasa, 07 Januari 2003
> 140 Titik Rawan Bencana Alam di Jawa Timur
> Surabaya, Kompas - Seiring datangnya musim hujan dengan curah hujan yang
> cukup tinggi membawa ancaman bencana banjir bandang dan tanah longsor di
> hampir semua wilayah di Jawa Timur (Jatim). Sedikitnya di provinsi ini
> terdapat 140 titik zona rawan bencana yang perlu diantisipasi karena
> berpotensi menimbulkan bencana banjir bandang dan tanah longsor.
> Demikian dikatakan Gubernur Jatim Imam Utomo saat menyampaikan hasil laporan
> tim antisipasi bencana alam Jatim dalam rapat koordinasi antisipasi daerah
> rawan bencana di Provinsi Jatim tahun 2003 di Surabaya, Senin (6/1). Selain
> dihadiri semua kepala pemerintah kabupaten dan kota, dalam rapat koordinasi
> itu juga dihadiri tim peneliti dari Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> Jatim, Stasiun Meteorologi Juanda, dan Lembaga Penelitian Antariksa Nasional
> (LAPAN).
> Menurut Imam, banyaknya daerah rawan bencana di wilayah Jatim akibat
> buruknya kondisi sebagian besar hutan yang rusak oleh penebangan liar yang
> dilakukan para penjarah, serta akibat kebakaran hutan yang berlangsung pada
> musim kemarau yang lalu.
> Daerah bencana
> Imam menyebutkan, beberapa wilayah di Jatim yang rawan bencana, di antaranya
> Kabupaten Malang, Pacitan, Situbondo, Bondowoso, Mojokerto, Banyuwangi,
> Lumajang, Ngawi dan Bojonegoro. "Di wilayah ini, curah hujan yang terjadi
> sangat tinggi, dengan rata-rata curah hujan mencapai 400-500 milimeter
> (mm)," ujar Imam.
> Sementara itu, Kepala Stasiun Meteorologi Juanda Surabaya Muhkam Ahmad
> mengatakan, secara umum curah hujan yang jatuh selama periode Oktober 2002
> sampai Maret 2003 untuk Jawa Timur berkisar antara 500 mm sampai 2.500 mm.
> "Selama periode tersebut, curah hujan yang mencapai 500-1.000 mm akan
> terjadi di wilayah bagian selatan Madura, curah hujan 1.000-1.500 mm akan
> terjadi di sebagian besar daerah Tuban, Lamongan, Gresik, Pacitan,
> Tulungagung, dan Madura. Sementara curah hujan yang mencapai 1.500-2.000 mm
> akan banyak terjadi di daerah Ngawi, Magetan, Mojokerto, Pasuruan, dan
> Surabaya, sedangkan curah hujan terbesar antara 2.000-2.500 mm akan terjadi
> di wilayah Malang dan Blitar," tutur Ahmad.
> Daerah-daerah tersebut, kata Ahmad, merupakan daerah-daerah rawan yang harus
> diwaspadai, mengingat curah hujan yang tinggi akan memicu terjadinya banjir
> bandang atau tanah longsor. "Seperti yang terjadi di Pacet, bencana itu
> terjadi karena curah hujan yang tinggi," ujarnya.
> Dari laporan Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Pengairan Provinsi Jatim disebutkan,
> potensi terjadinya bencana di daerah ini akan semakin besar mengingat
> semakin menurunnya daya dukung daerah aliran sungai untuk menampung curah
> hujan, dan kemampuan alur sungai mengalirkan debit banjir.
> "Beberapa daerah aliran sungai banyak yang mengalami penyempitan, selain itu
> pepohonan yang menyerap air hujan juga semakin menghilang, sehingga air
> hujan tidak terserap ke dalam tanah dan langsung meluncur ke aliran sungai,"
> kata Hartoyo, staf dari DPU Pengairan Jatim. (T03)
>
> ---------------------------------------------------------------------
>
> To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
>
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
>
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
>
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
>
> Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan 
>Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
>
> Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
>
> Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
>
> Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
>
> Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif 
>Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
>
> Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
>
> ---------------------------------------------------------------------


---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi 
Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke