Mas Maryanto yth., Makanya dibiasakan yang tertib lah kalau nulis: SALAM (akronim) dengan salam atau Salam (doa) kan lain. Akronim selalu ditulis dengan huruf kapital biar nggak membingungken.
Ngomong-ngomong, saya malah mau usulkan (tapi ke mana yach ?) kalau "di" sebagai kata depan nulisnya "dy" saja, sedangkan kalau sebagai awalan nulisnya di (biasa) biar gampang membedakannya. Hal ini berguna untuk mengurangi insiden kekisruhan berbahasa Indonesia. Insiden salah paham dengan kata "di" paling sering muncul dy mana-mana dalam bahasa tulis, orang tidak dapat membedakan apakah dia sebagai kata depan atau sebagai awalan. Contoh: Hipotesa SALAM ditulis secara lengkap dy papan tulis. (He he he.,Cocok nggak tuch ? Jelas nggak cocok, wong ini dy forum IAGI net, kok malah ngomongin bahasa) Soenoe. -----Original Message----- From: Maryanto [SMTP:[EMAIL PROTECTED] ............ deleted ............... Salam (bukan hipotesa lho), Maryanto. --------------------------------------------------------------------- To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) ---------------------------------------------------------------------