Pertanyaan Rovicky sebenarnya berhubungan dengan apa yang di teori evolusi disebut sebagai "spesiasi" yaitu pembentukan spesies baru. Para ahli biologi percaya bahwa spesiasi merupakan mekanisme bagaimana evolusi berjalan. Sebuah faktor yang penting dalam spesiasi adalah yang umum mereka sebut "reproductive isolating factor". Ini adalah faktor reproduksi seksual di antara populasi suatu spesies yang mencegah mereka kawin dengan populasi spesies lain, walaupun terjadi maka keturunannya akan steril, maka faktor ini secara seksual mengisolasi spesies. Reproductive isolating factor akan berjalan dalam proses spesiasi akibat isolasi geografis. Suatu habitat yang terbagi atau terpisah oleh faktor geologi (katakanlah dalam hal ini kasus hiu Danau Sentani) akan menyebabkan isolasi geografik. Dengan berjalannya waktu, populasi yang terisolasi akan berevolusi dengan cara yang berbeda dengan rekan2nya di habitat yang semula tak terpisah. Ini terjadi sebab lingkungan berbeda dan mutasi akan terjadi berbeda di populasi yang berbeda. Bila isolasi geografik berlangsung lama, maka populasi akan menjadi sangat berbeda. Sehingga, karena reproductive isolating factor tadi, "hiu air tawar" Sentani (katakanlah dulu begitu) tak akan bisa menghasilkan keturunan yang fertil apabila dikawinkan dengan saudara tua-nya hiu Pasifik. Spesiasi normalnya terjadi dalam laju yang ekstrim lambat, jutaan tahun. Tetapi dalam beberapa kasus lingkungan yang ekstrim, spesiasi dapat terjadi relatif lebih cepat. Di dunia tumbuhan, pernah diamati spesiasi yang terjadi begitu cepat, para ahli menyebut gejala ini allopolyploidy, jumlah kromosom bertambah banyak dan menghasilkan spesies baru dalam dua generasi saja. Sekarang coba kita kembalikan ke siklus regresi dan transgresi, ini kan bisa terjadi jutaan - puluhan ribuan tahun bergantung ordo yang mana (megacycle ?, supercycle ? cycle ? subcycle ?). Mungkin kasus pesut Mahakam di Kutei lakes seperti disebutkan Syaiful bisa jadi contoh pengujian. Bisa dikaji dulu kapan Kutei lakes (Semayang dkk) itu terbentuk, bagaimana hubungannya dengan siklus regresi (mungkin ini forced regression ?), dan kapan spesiasi pesut mulai terjadi. Saya pikir ini akan kompleks. Juga kalau spesiasi hiu Sentani terjadi, apakah itu memang fresh-water sharks seperti ditanyakan Rovicky, apakah mereka secara fisik sudah berbeda dengan kawannya Pacific sharks, dsb., dsb. Pendeknya, masih banyak kan yang perlu diketahui dan kait-mengkait... Bukan sekedar penemuan biologi/geologi, apa implikasinya ke ilmu pengetahuan.. Salam, awang "Kuntadi, Nugrahanto" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: menarik juga pertanyaan Vicky... nah kalau Stegodon yang di Sumedang itu masih bersaudara dengan Stegodon yang di Museum Geologi Bandung apa nggak ya Pak Zaim? by the way... Pak Zaim meni gagah kitu di Metro TV semalem (acara Expedition). fyi...minggu depan pada jam yang sama cerita ini bersambung loh...jangan lupa pada tune in di Metro TV...ulah nonton KDI ama AFI wae nya'...he..he...
-----Original Message----- From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, August 10, 2004 9:01 PM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [iagi-net-l] Hiu Danau Rombebai Pak Zaim, Wah menarik juga kisah hiu di danau ini. Apakah hiuini juga termasuk "fresh water shark" ? Apakah proses isolasi ini merupakan salah satu proses yang berperan dalam evolusi binatang2 ini ? Sepertinya Lumba-lumba air tawar di Mahakam juga lama-lama terjebak di danau yg jauuuh dari lautan (saline water). Isolasi ikan (binatang air laut) ini akan terjadi ketika terjadi pengangkatan atau terjadi "sea level drop", ya?. Kalau emang proses isolasi ini berperan dalam evolusi tentunya proses isolasi ini akan berbalik ketika "sea level rise", pada saat sea level naik maka akan terjadi isolasi utk binatang2 darat. Apakah proses evolusi ini memang bisa diikuti dari jaman-ke-jaman dan berkorelasi dengan fluktuasi air laut ? RDP --------------------------------- Do you Yahoo!? New and Improved Yahoo! Mail - Send 10MB messages!