Laporan Rowland (1992) : Timor : including islands of Roti and Ndao – World 
Bibliographical Series V. 142, Oxford Press (bisa dibaca di Kathryn Monk et al., 1997 
: The Ecology of Nusa Tenggara and Maluku – Periplus Editions, Singapore) ternyata 
sudah menyebut2 keberadaan semacam “hobbit” ini di Flores bahkan di beberapa pulau 
lainnya di Nusa Tenggara. Disebutnya bahwa di Upper Paleolithic (40.000-6000 BP), Nusa 
Tenggara dan sekitarnya dihuni oleh manusia moderen Homo sapiens yang merupakan 
golongan pemburu dan pengumpul (hunter-gatherers) Australoid pygmy yang bermigrasi 
dari barat. Mereka diperkirakan datang dari daratan utama Asia melalui Filipina. 
Kehadirannya juga ditandai dengan alat2 batu yang besar dan punahnya beberapa fauna 
(stegodon, kadal raksasa, dan penyu daratan) di Sulawesi, Flores, dan Timor. Orang2 
kerdil ini kata Rowland (1992) tinggal di dalam gua2 atau rumah batu yang digali di 
bukit2 atau di dekat pantai. Penghuni2 kerdil di Timor ini bisa jadi yang bermi
 grasi ke
 Australia.

 

Pendapat Rowland ini berarti tidak sejalan dengan pendapat bahwa aborigin Australia 
berasal dari manusia Ngandong yang bermigrasi dari Jawa melalui Nusa Tenggara. Di Nusa 
Tenggara banyak artefak industri Pacitanian atau Sangiranian yang diperkirakan 
pembuatnya adalah manusia Ngandong (van den Bergh et al., 1996 : Did Homo erectus 
reach the island of Flores ? – BIPPA / Bull. of the Indo-Pacific Prehistory 
Association, v. 14, p. 27-36). 

 

Jacob (1967) : “Some Problems Pertaining to the Racial History of the Indonesian 
Region“ pernah menemukan rangka manusia perempuan dewasa bersosok kecil di sebuah gua 
bernama Liang Toge di Flores dengan umur 2000 SM. Sisa rangka dari beberapa situs di 
Flores semuanya diduga bertarikh Holosen dan termasuk ke para leluhur populasi 
Australo-Melanesia yang sekarang mendiami pulau Flores.


Saya pikir “hobbit” di Flores itu hanya menunjukkan suatu ras dalam Homo sapiens, 
bukan hominid.  Memang benar bahwa semua populasi mengalami seleksi alamiah dan 
genetic drift yang akan berakibat menimbulkan kelompok ras tertentu melalui 
polimorfisme, tetapi kurun waktu yang singkat menyulitkan untuk menerima bahwa suatu 
evolusi lokal telah terjadi di sini. Dan sangat mungkin pula bahwa “hobbit” di Flores 
itu juga merupakan sisa ras lama yang terawetkan saat ekspansi migrasi ras Mongoloid 
Selatan terjadi ke seluruh dunia. Sebagian besar penduduk kawasan Indo-Malaysia 
sekarang termasuk ke fenotipe Mongoloid Selatan. Tetapi di wilayah2 ini juga ada 
populasi2 lain yang walaupun kecil jumlahnya tetapi penting dalam sejarah, yaitu ras 
Negrito (Australoid/Austro-Melanesia) yang masih tinggal di Malaysia dan Filipina yang 
bertubuh kecil. Tubuh pendek ini juga memang bisa terjadi sebagai adaptasi terhadap 
lingkungan, walaupun ini tak selalu benar sebab penelitian terhadap orang pygmy
  di
 Afrika (Merimee et al., 1981) : “Dwarfism in the Pygmy” – New England Journal of 
Medicine vol.305, no. 17  menemukan bahwa mereka ternyata kekurangan hormon IGF-I, 
yaitu hormon mirip insulin yang dibutuhkan untuk pertumbuhan.

 

Kelakar Pak Zaim boleh juga, tetapi kok mereka berkumpul di Flores ya (he2..)

 

Salam,

awang

Yahdi Zaim <[EMAIL PROTECTED]> wrote:Rekan2 Yth.,

Masih tentang manusia "hobbit", saya ingin meng-infokan, kalau membaca
berita manusia "hobbit" Homo floresiensis di Kompas Jumat 29/10 dan dari
press release di situs internet, sebenarnya peneliti dari Indonesia punya
andil besar dalam penemuan spesies baru hominid di Liang Bua, Flores,
seperti Prof. R.P. Soejono dan Drs. Thomas Sutikna MA dari Puslit Arkeologi
Nasional (PUSLITARKENAS) hanya saja pemerian kerangka dan studi
paleoantropologinya dilakukan oleh kelompoknya Prof. Morwood.
Sebelum penelitian bersama Prof. Morwood, Prof. R.P. Soejono yang mengepalai
tim penelitian dari PUSLITARKENAS sudah sejak tahun '80-an melakukan
penggalian di Liang Bua, yang juga menemukan artefak dan kerangka manusia,
hanya saja belum dilakukan pemerian dan studi paleoantropologi.

Akan halnya "keanehan" seperti ang diungkapkan oleh Pak Awang tentang tidak
ditemukannya fosil manusia bersamaan dengan artefak dan fosil vertebrata di
beberapa daerah di Indonesia, memang benar sekali. Kita bisa sebut beberapa
daerah di Jawa seperti Sumedang, Cirebon, Cijulang/Ciamis, Bumiayu, banyak
fosil vertebrata namun tidak ditemukan artefak dan fosil manusia. Pacitan
dengan Sungai Baksoko-nya yang disebut juga sebagai daerah industri alat
batu (lithic industry) yang sangat melimpah, tidak mengandung fosil manusia,
kecuali fosil vertebrata. Baru tahun '95-an, ditemukan kerangka manusia
dalam penggalian di Gua Song Terus dan Gua Keplek yang berumur 5000-6000-an
tyl, bersama dengan artefak. Di Jawa ini, hanya di Sangiran yang didapatkan
fosil manusia+artefak+vertebrata yang sangat melimpah, sehingga menjadi
terkenal di dunia. Sedangkan ditempat lainnya seperti Patiayam (lereng
tenggara G.Muria), Trinil, Ngandong, Sambungmacan/Sragen, Ngawi,
Perning/Mojokerto hanya ditemukan fosil manusia + fosil vertebrata. Di luar
Jawa seperti di daerah Paroto/Lembah Walanae, Sumbawa, Sumba, Timor, Flores
dan Seram, hanya ditemukan fosil vertebrata + artefak, tanpa fosil manusia.

Kecurigaan Pak Awang bahwa manusia "hobbit" Homo floresiensis sebagai sisa
migrasi manusia ras Negrito (Australoid)dari Filipina via Sulawesi, sangat
beralasan. Namun saya berkelakar untuk bercuriga, jangan2 manusia Homo
floresiensis tersebut sebenarnya HANYA sekedar salah satu kelainan manusia
dari Homo sapiens saja, yang cacat menjadi "cebol/kerdil - pygmy" seperti -
maaf - saudara2 kita yang bertubuh cebol yang sebagian menjadi bintang
sinetron, tetapi masih satu spesies dengan kita (Homo sapiens sapiens),
sehingga masih dapat bereproduksi dalam perkawinannya dengan yang normal,
jadi - kelakar saya - Homo floresiensis jangan2 BUKANLAH spesies baru (?),
melainkan Homo sapiens yang cacat tubuh menjadi cebol ???. Wallahualam
bissawaab.......

Yahdi Zaim
Dept. Teknik Geologi
FIKTM - ITB


----- Original Message ----- 
From: "Awang Satyana" 
To: ; 
Sent: Friday, October 29, 2004 11:43 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Manusia Hobbit Homo floresiensis


> Memang di paleoantropologi Indonesia ada suatu hal yang aneh, yaitu bahwa
temuan artefak sangat jarang ditemukan in-situ dengan fosil hominid
(pembuatnya). Lihat saja cerita Pak Zaim di bawah, banyak artefak ditemukan
di Flores, tetapi fosil manusia atau hominidnya belum jelas. Sehingga
terpaksa diinterpretasikan saja dilihat dari ciri2 artefaknya, apakah
Pacitanian misalnya, kalau Pacitanian ya misalnya manusia Ngandong atau
Wadjak lah pembuatnya. Contoh lainnya, banyak juga, Kali Baksoko di Gunung
Sewu itu melimpah ruah dengan temuan artefak, tetapi kok ga ada fosil
hominidnya. Contoh lain : situs2 di Gua Pawon, Cijulang, Ciamis, Kuningan,
Sumedang, banyak artefak ditemukan, juga fosil vertebratanya, tetapi fosil
hominid-nya ? Hal ini sangat berbeda dengan situs2 di Cina dan Afrika, di
mana banyak artefak ditemukan in-situ dengan fosil hominidnya. Satu masalah
lain adalah : masih belum disepakati bahwa Home erectus sudah membuat
peralatan.
>
> Asal "Hobbit" di Flores juga harus dicurigai . Sekitar 50.000-40.000 tyl
terjadi besar2an arus migrasi manusia (Homo sapiens) dan ras2 unggul di
Indonesia-Melayu saat itu (Australoid dan Mongoloid Selatan) tercampur aduk.
Arus migrasi lain asal "Hobbit" bisa berasal dari Jawa, dari manusia
Ngandong atau Wadjak. Dua tengkorak yang ditemukan di Wadjak pernah menjadi
perdebatan para paleo-antropolog, apakah ber-ras Mongoloid atau Australoid.
Kalau dari segi evolusi hominid dan manusia serta mempelajari arus migrasi
Homo sapiens di Indonesia, "Hobbit" di Flores kelihatannya bukan hominid
setua Homo erectus apalagi lebih tua, tetapi mereka hanya variasi ras dari
Homo sapiens, sekedar pendapat...
>
> Salam,
> awang
>
> Yahdi Zaim wrote:
> P.MsoNormal { FONT-SIZE: 12pt; MARGIN: 0cm 0cm 0pt; FONT-FAMILY: "Times
New Roman"}LI.MsoNormal { FONT-SIZE: 12pt; MARGIN: 0cm 0cm 0pt; FONT-FAMILY:
"Times New Roman"}DIV.MsoNormal { FONT-SIZE: 12pt; MARGIN: 0cm 0cm 0pt;
FONT-FAMILY: "Times New Roman"}A:link { COLOR: blue; TEXT-DECORATION:
underline}SPAN.MsoHyperlink { COLOR: blue; TEXT-DECORATION:
underline}A:visited { COLOR: purple; TEXT-DECORATION:
underline}SPAN.MsoHyperlinkFollowed { COLOR: purple; TEXT-DECORATION:
underline}P.MsoPlainText { FONT-SIZE: 10pt; MARGIN: 0cm 0cm 0pt;
FONT-FAMILY: "Courier New"}LI.MsoPlainText { FONT-SIZE: 10pt; MARGIN: 0cm
0cm 0pt; FONT-FAMILY: "Courier New"}DIV.MsoPlainText { FONT-SIZE: 10pt;
MARGIN: 0cm 0cm 0pt; FONT-FAMILY: "Courier New"}DIV.Section1 { page:
Section1}Rekan2 sekalian,
> Saya ingin ikut berkomentar tentang manusia "hobbit".
> Saya tidak tahu dengan jelas tentang manusia "hobbit" Homo florensis dan
keterlibatan peneliti Indonesia dalam penelitian manusia tersebut, dan apa,
bagaimana serta dimana letak Homo florensis dalam taksonomi hominid.
> Namun yang perlu saya info-kan adalah, sebenarnya saya dalam rangka
kerjasama penelitian antara ITB dengan Universitas Utrecht, Belanda pada
tahun 1980-1981 bersama dengan Dr. Tony Djubiantono (beliau berasal dari
Geologi,sekarang ASDEP Arkeologi DEPBUDPAR - kalau dulu, merupakan jabatan
Kepala Pusat Penelitian Arkeologi Nasional) sebagai anggota tim penelitian
dibawah Almarhum Prof. Sartono, bekerjasama dengan Prof. Paul Sondaar
(sekarang juga sudah almarhum) dari Universitas Utrecht, melakukan
penelitian Geologi dan Paleontologi di Dataran Plato Soa, Kab. Bajawa,
Flores, telah menemukan banyak fosil pygmy Stegodon dan beberapa alat
batu/artefak dalam lapisan berumur Plestosen Awal - Tengah, tetapi tidak
menemukan fosil manusianya.
> Kemudian, Dr. Fachroel Aziz dari P3G dan Tim dari Australia (Prof.
Bellwood), sejak tahun 2000 hingga sekarang juga (masih) melakukan
penelitian Geologi, Paleontologi dan Arkeologi di Dataran Plato Soa,
Kabupaten Bajawa, Flores yang telah menemukan banyak fosil vertebrata dan
alat batu/artefak di daerah tersebut, namun belum juga menemukan fosil
manusianya. Dr. Fachroel Aziz sendiri juga menjalin kerjasama dengan Prof.
Mike Morwood, bahkan, kalau tidak salah beliau2 juga pernah membentuk tim
penelitian bersama di daerah Dataran Plato Soa, sebelum dengan Prof.
Bellwood.
> Akan halnya manusia "hobbit" Homo florensis, mestinya bukan masuk kelompok
Homo erectus yang telah punah pada sekitar 50k-an tahun yang lalu (tyl),
namun mungkin merupakan bagian dari Homo (sapiens) wadjakensis yang mungkin
juga sebagai hasil evolusi dan mengalami isolasi dari Homo erectus yang
menjadi kerdil (pygmy) seperti yang dikatakan oleh Pak Awang. Setidaknya,
bukti2 adanya Homo erectus di Flores telah ada, dengan ditemukannya alat
batu/artefak dalam lapisan berumur Plestosen Awal - Tengah di Dataran Soa,
Kab. Bajawa, Flores, meski belum ditemukan fosilnya.
> Di Australia Barat, telah ditemukan fosil manusia, semula di dating
berumur sekitar 50k-an tyl, namun data terbaru mengatakan bahwa lapisan
pengandung fosil tersebut berumur sekitar 100k tyl, dan manusia purba
tersebut diyakini berasal dari Homo erectus dari Jawa yang bermigrasi ke
Australia, setidaknya hal tersebut merupakan keyakinan Almarhum Prof.
Sartono. Nah, kalau ini "benar" maka kita bisa GR bahwa bangsa Indonesia
(baca Homo erectus) pernah menduduki Australia, jauh sebelum para tahanan
Inggris yang dibuang ke Australia yang sekarang ini justru berkuasa di
sana..................
> Penelitian manusia "hobbit" yang "keturunannya" masih ada sekarang ini,
sebenarnya bukan bidang paleontologi manusia, namun merupakan bidang
Paleoantropologi, yang pada dasarnya memang berkaitan erat dengan
Paleontologi Manusia.
>
> Wassalam, Selamat Puasa Ramadhan,
>
> Yahdi Zaim
> Departemen Teknik Geologi
> FIKM-ITB
> Telp+Fax.: 022.250.21.97
>
>
> ----- Original Message ----- 
> From: Kuntadi, Nugrahanto
> To: [EMAIL PROTECTED]
> Sent: Thursday, October 28, 2004 11:42 AM
> Subject: RE: [iagi-net-l] Manusia Hobbit Homo floresiensis
>
>
> Mungkin ilmuwan Indonesia pikir "hobbits" itu hanya ada di dalam film Lord
of The Rings (=dongeng) aja Ki....makanya better to not involved kali yah?
>
> -----Original Message-----
> From: Musakti, Oki [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Sent: Thursday, October 28, 2004 7:57 AM
> To: [EMAIL PROTECTED]
> Subject: [iagi-net-l] Manusia Hobbit Homo floresiensis
>
>
>
>
>
> (Koq nggak kedengaran ada ilmuwan Indonesia yang ikut di tim ini ya...?)
>
>
>
> Menarik, disini disebutkan bahwa salah satu survival strategy untuk
mengatasi kondisi yang minim resources adalah dengan 'mengecilkan diri'.
>
>
>
> Oki
>
> - - - - - - - - -
>
>
>
> Found - the newest members of the human family
>
> By Deborah Smith
>
> October 29, 2004
>
>
>
>
>
> A previously unknown species of miniature human barely a metre tall, who
hunted pygmy elephants and giant rats, lived on Australia's doorstep until
at least 13,000 years ago.
>
>
>
> Australian and Indonesian scientists have unearthed a near-complete
skeleton of a female member of the species, nicknamed Hobbit, in a cave on
the remote Indonesian island of Flores, 600 kilometres east of Bali.
>
>
>
> The archaic humans co-existed for tens of thousands of years with our own
species and might have died out only 500 years ago. Archaeologist and team
member Mike Morwood, from the University of New England, said they were
about the size of a modern three-year-old.
>
>
>
> "They weighed around 25 kilograms and had a brain smaller than most
chimpanzees," Professor Morwood said. "Even so, they used fire and made
sophisticated stone tools. Despite tiny brains, these little humans almost
certainly had language."
>
>
>
> The discovery of the species, published today in the journal Nature, is
being hailed as one of the most important in a century in the study of human
origins. Until now, it had been thought our only recent cousins were the
Neanderthals in Europe, who died out about 30,000 years ago.
>
>
>
> Advertisement
>
> Advertisement
>
> "The find is startling," said another team member, Dr Robert Foley, of
the University of Cambridge. "It is breathtaking to think that such a
different species of hominin existed so recently."
>
>
>
> Named Homo floresiensis, it is the smallest species of human ever found.
It is the first that overlapped recently with our species to have been
discovered since Neanderthal remains were found in the 1800s.
>
>
>
> The island the small humans lived on, Flores, was a "lost world" inhabited
by creatures as strange as they were - giant rats and giant lizards, komodo
dragons, and primitive dwarf elephants that were extinct elsewhere.
>
>
>
> Bones including the skull, jaw, pelvis and leg of a 30-year-old woman were
uncovered last year in Liang Bua cave on Flores and dated to about 18,000
years old.
>
>
>
> More recently, the team has uncovered her arm bones as well remains from
six other little people, who lived in the cave from about 95,000 years ago
to 13,000 years ago. The existence of the species will prompt a "major
rethink" of how humans evolved, according to another on the team, Peter
Brown, of the University of New England.
>
>
>
> "The most remarkable thing is that someone with that sort of small brain
size was behaving in many ways like a modern human in terms of hunting and
the stone tools they used," he said.
>
>
>
> Professor Morwood said the little people were thought to have evolved from
larger archaic humans, Homo erectus, who managed to sail across to Flores
from Java about 800,000 years ago.
>
>
>
> They evolved into dwarfs, like the elephants on the island, because small
creatures had a better chance of survival on a remote island where there was
little food and no major predators.
>
>
>
> Homo erectus spread from Africa to Asia more than a million years ago, but
were eventually replaced by our species, Homo sapiens, who left Africa about
120,000 years ago, according to the leading theory of human movement.
>
>
>
> The little Homo floresiensis species survived on Flores long after Homo
sapiens had moved into the region and begun to colonise Australia and New
Guinea 50,000 years ago.
>
>
>
> Bert Roberts, of the University of Wollongong, whose team carried out the
dating, said there were a lot of detailed folk tales on Flores about little
people.
>
>
>
> "These stories suggest there may be more than a grain of truth to the idea
that they were still living on Flores up until the Dutch arrived in the
1500s," Professor Roberts said. "The stories suggest they lived in caves.
The villagers would leave gourds with food out for them to eat, but legend
has it these were the guests from hell. They'd eat everything, including the
gourds."
>
>
>
> It is 110 years since the last human species was discovered in South-East
Asia - the 700,000-year-old Homo erectus Java man specimen.
>
>
>
> Santos Ltd A.B.N. 80 007 550 923 Disclaimer: The information contained in
this email is intended only for the use of the person(s) to whom it is
addressed and may be confidential or contain privileged information. If you
are not the intended recipient you are hereby notified that any perusal,
use, distribution, copying or disclosure is strictly prohibited. If you have
received this email in error please immediately advise us by return email
and delete the email without making a copy.
> ______________________________________________________________________
> This email has been scanned by the MessageLabs Email Security System.
> For more information please visit http://www.messagelabs.com/email
> ______________________________________________________________________
>
>
> ---------------------------------
> Do you Yahoo!?
> Yahoo! Mail Address AutoComplete - You start. We finish.


---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif 
Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
---------------------------------------------------------------------



                
---------------------------------
Do you Yahoo!?
Yahoo! Mail Address AutoComplete - You start. We finish.

Kirim email ke