Pak admin, tolong dimasukkan email pak Danny Hilman ini dalam milis
IAGI-net
sebab beliau bilang tidak pernah terima berita dari milis ini
lagi...mungkin kehapus kali ye...

[EMAIL PROTECTED]

salam,
Dy


                                                                                
                                                       
                      Awang Satyana                                             
                                                       
                      <[EMAIL PROTECTED]        To:       iagi-net@iagi.or.id, 
[EMAIL PROTECTED]                                
                      oo.com>                                                   
                                                       
                                               cc:                              
                                                       
                      03/30/2005 01:50                                          
                                                       
                      PM                       Subject:  [iagi-net-l] Coming 
Next : Gempa Mentawai : Siberut-Sipora-Pagai (???!!!)     
                      Please respond to         (was : Re. FW (iagi-net 
-Increased Strain...)                                          
                      iagi-net                                                  
                                                       
                                                                                
                                                       
                                                                                
                                                       




Ya Ar, rupanya itu penyebab Nias rusak sebab di tengah Pulau Nias itu
memanjang splay Sesar Mentawai yang cukup besar sejajar dengan poros
panjang pulau itu. Kalau episentrumnya di laut di sekitar Kep Banyak memang
gampang saja buat energi gempa terdisipasi ke tenggara lewat fracture sesar
Mentawai dan masuk ke Nias. Dampak di seabed (terbentuknya terban) mungkin
tak ada atau sangat minimal mengingat fokus gempa 30 km sehingga relatif
tak ada gerak kejut massa air laut terjadi. Tapi siapa yang bisa mencegah
kalau gaya gempa daripada merusak seabed malah merambat ke tenggara via
sesar Neogen Mentawai lalu merusak Nias...

Memang kalau Danny Hilman masih anggota milis ini dan sempat menengok
inbox-nya di tengah kesibukan derang-dering tilpon meminta penjelasan
gempa, sebaiknya memberikan klarifikasi soal gempa Nias dan pernyataannya
di media massa bahwa masih ada satu lagi gempa yang besar yang akan datang
yaitu di sekitar Mentawai (!). Sebab Danny punya premis bahwa gempa Nias
dipicu oleh gempa Simeulue (gempa Aceh 26/12/05) dan katanya kedua gempa
besar ini akan melahirkan gempa Mentawai yang besar lengkap dengan tsunami
tapi entah kapan (hitungannya menurut Danny bisa menit, minggu, bulan,
tahun). Nah...

Kenapa klarifikasi butuh dikeluarkan ? Sebab, telah terjadi perbedaan
pendapat dengan Pak Surono (KaSubdit Mitigasi Bencana Geologi Direktorat
Geologi Bandung) bahwa gempa Nias benar2 baru dan tak punya urusan dengan
gempa Simeulue. Pendapat yang sama dengan Pak Surono dikeluarkan juga oleh
Hodo Suteshon Asahi TV di Jepang.

Nah, kebenaran premis tentu akan sangat menentukan apakah benar akan ada
gempa Mentawai atau tidak.

Di luar itu, semua masyarakat di pulau2 barat Sumatra dan kota2 di pesisir
barat Sumatra memang sebaiknya latihan evakuasi terus menjauhi daerah
bahaya gempa dan tsunami. Sebab, Padang bisa jadi sasaran utama tsunami
kalau gempa Mentawai-Sipora benar terjadi. Letaknya begitu frontal ke
wilayah ini. Uh..

Tapi masyarakat Mentawai katanya sudah siap menghadapi kemungkinan evakuasi
itu sejak  Danny Hilman, Prof. Kerry Sieh dkk membagikan poster gempa dan
tsunami ke penduduk Mentawai.

Sebuah catatan : tidak mudah buat kita para geologist menyampaikan info ke
masyarakat atau Pemda tentang kemungkinan bahaya2 kebencanaan geologi. Satu
yang tidak pernah bisa kita jawab : kapan gempanya akan datang Pak, tanggal
berapa, jam berapa... (lebih gampang mengungsikan penduduk di puncak dan
lereng gunungapi yang mau meletus dibandingkan dengan gempa yang selalu
"ujug-ujug" datang...)

Salam,
awang

Ariadi Subandrio <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Kang Awang,
Dari kumpulan data yang dikolek oleh pak Wahyu
Trijoso, seismologist yang intens melakukan penelitian
di sepanjang pantai Barat Sumatera bersama Pak Danny
Hilman, menggambarkan bahwa kontur dari distribution
record seismograph yang diperoleh menunjukkan bahwa
maksimum displacement berada di sepanjang pulau Nias,
maka walau episentrumnya berada di laut namun seolah
gempa kemaren adalah earthland quake dan hanya
menimbulkan tsunami kecil saja. Namun cukup
menghancurkan Nias. Ini yang membedakan dengan gempa
pada segmen Aceh dimana praktis displacementnya pada
open area.

Kalau salah kata, salah kutip -walau sampeyan suibuk
ditilpun kiri kanan- tolong kang Danny muncul sebentar
ke warga milis untuk memberikan penjelasan.

Kewaspadaan terhadap potensi gempa akibat subduksi di
barat sumatera yang diiringi dengan tsunami tetap
ancaman yang berbahaya. Melalui rekan-rekan yang
berada di sepanjang pantai barat sumatera, baik rekan2
IAGI di Padang, Bengkulu dll, kita bolak balik tetap
mengingatkan kewaspadaan dan meminta agar mereka dapat
mengusulkan kepada pejabat otoritas setempat sering2
melakukan latihan untuk evakuasi. berbagai macem pola
evakuasi selayaknya dapat menjadi kreativitas lokal.
Hingga saat ini, untuk kota Padang kita minta agar
dapat mencapai target 10 menit rakyat/masyarakat sudah
bisa mencapai zona "aman". Bahwa akan ada kepanikan,
itu adalah bagian dari latihan, bagian dari persiapan,
bagian dari kewaspadaan. Laporan rekan2 dari Padang
dari kejadian panik tgl 31 Des 04, praktis mereka
baru dapat mencapai zona "aman" dalam jangka waktu 30
menit, itu pun diperkirakan hanya sekitar 60% dari
warga.

Nah, Jika rekan2 semua juga ikut terlibat dalam
mendesak pada pejabat otoritas "daerah rawan bencana"
untuk sering2 melakukan latihan bahaya, sesuatu yang
sangat dinanti-nantikan oleh rekan2 IAGI setempat.
latihan panik, latihan nuntun orang tua, latihan
memberitahu anak2, dsb jauh lebih penting daripada
terus menerus mempertanyakan kapan datangnya gempa.

lam-salam,
ar-.




--- Awang Satyana wrote:

> Pak Nataniel,
>
> Sebenarnya ini belum ke analisis statistik yang
> melibatkan multivariate statistics macam stokastik
> dll. Ini hanya sekumpulan data yang diamati tanpa
> analisis, tidak ada sama sekali kuantifikasi (tentu
> kita bisa melakukan analisis kuantifikasi kalau
> mau).
>
> Kita punya data kejadian tsunami dan tsunamigenic
> earthquake di Indonesia selama 200 tahun terakhir
> (1800-2001, koreksi sedikit dari yang saya posting
> kemarin). Kita amati data dengan metode statistik
> sederhana. Dalam kurun waktu itu tercatat 161
> tsunami, 73 % terjadi di Indonesia Timur. Magnitudo
> gempa pembangkit tsunami berkisar 5.0-8.6 dengan 86
> % di antaranya punya magnitodo > 6.0. Kemudian, 77 %
> dari tsunami itu dibangkitkan oleh gempa dengan
> focal depth < 60 km. Nah selesai statistiknya, kini
> masuk ke geologi.
>
> Geologi berusaha memikirkan pola-pola umum dari
> sebaran data statistik. Kita biasa melakukannya
> sebagai langkah metodologi ilmiah. Ini mirip kita
> mengukur kekar atau fracture atau trend struktur via
> statistik lalu kita bangun geologinya dengan
> menafsirkan mana arah principal stress-nya. Dengan
> kata lain, statistik membantu geologi. Kembali ke
> tsunami. Dari statistik kita belajar dari pengalaman
> bahwa gempa di laut, kuat, dangkal berpotensi
> membangkitkan tsunami. Berapa kuat dan berapa
> dangkal ? Statistik menunjukkan > 6.0 SR, kedalaman
> < 60 km. Lalu, apakah kita bisa pakai itu sebagai
> cut-off values ? Menurut saya tidak, gempa kemarin
> walaupun kuat (> 7.0 SR) dan 30 km focal depth-nya
> toh tak terjadi tsunami besar (walaupun dilaporkan
> air laut sempat naik 25 cm di berbagai tempat - ini
> juga tsunami loh..). Masih ada hal2 geologi yang tak
> terukur dan muncul di statistik yang menyebabkan
> nilai cut off tak tegas tapi range.
>
> Ok, berapa kategori gempa dangkal itu ? Saya merujuk
> ke penelitian2 gempa yang published (Koning, 1952;
> Ritsema, 1953, 1954; Soetadi, 1962; Katili dan
> Soetadi, 1971; Puspito, 2002), referensi2 itu masih
> menggunakan 60 km sebagai batas akhir gempa dangkal.
> Tapi saya setuju bahwa tsunamigenic earthquake akan
> lebih banyak di < 30 km.
>
> Berapa tebal segmen2 kerak di tepi barat Sumatra
> itu. Seismic tomography akan menunjukkan dengan
> detail kalau punya transect memotong tegak lurus
> tepi ini. Tapi dari publikasi Malod and Kemal (1996)
> saya ukur tebal prisma akresi sekitar Mentawai 25
> km, tebal forearc di Mentawai Sliver Plate 20 km dan
> tebal kontinen di sekitar Sumatra Fault 40 km. Kalau
> fokus gempa kemarin terjadi 30 km depth dan
> episentrumnya di Sesar Mentawai yang merupakan
> junction prisma akresi dan Mentawai Sliver Plate,
> maka fokus gempa mestinya sekitar 5-10 km masuk di
> slab oceanic crust yang subducted.
>
> Salam,
> awang
>
> Nataniel Mangiwa wrote:
> Awang Satyana wrote: "dangkal < 60 km ? ada
> juga yang bilang < 30 km; ini semua berdasarkan
> statistik kejadian
> tsunami di Jepang dan seputar Samudra Pasifik data
> tahun 1801-2000)"
>
> Apa kita tidak bisa mendekati opini tersebut melalui
> jalur lain,
> sesuai jalur kita..geologist. Bisa kah dengan jalur
> geologist bukan
> statistik? Maksud saya, bisa kah kita mengeluarkan
> angka pasti (at
> least tidak terlalu 'Wide Range') dalam
> meng-klasifikasikan Gempa
> Dangkal Pulau Sumatera? Kita punya 2 data baru yang
> mempunyai
> Magnitude relatif sama:
> 1. Aceh-tanggal 26 Des 2004 (kedalaman 10km) ->
> diikuti Tsunami
> 2. Nias -tanggal 28 Mar 2005 (kedalaman 30km) ->
> tidak diikuti Tsunami
>
> Apakah ini ada hubungannya dengan ketebalan Kerak
> Samudra dan Benua di
> Sumatera? Apa ada yang bisa sharing informasi berapa
> ketebalan Kerak
> Samudra dan Benua yang di Sumatera ini?
>
> Iseng saja..saya 'tergoda' untuk menganalogikan
> gempa dengan analogi
> HPHT: pada well HPHT kita selalu dapat warning,
> bahwa sekitar depth xx
> dan marker yy kita akan masuk ke sistem HPHT. Nah,
> apa analogi seperti
> ini bisa diaplikasikan untuk menafsirkan gempa yg
> diikuti atau tidak
> diikuti tsunami? Jadi nanti warningnya seperti ini:
> hati-hati jika ada
> gempa dengan Magnitude xx dan mempunyai kedalaman
> yy, karena mempunyai
> potensi yang sangat besar untuk diikuti tsunami.
>
> I just curious, apa ilmu geology memang tidak bisa
> se-precious
> statistik? Saya teringat ada geologist senior (iagi
> jabar) yang pernah
> bilang ke saya: "geology not only qualitative but
> also can
> quantitative".
>
>
---------------------------------------------------------------------
> To unsubscribe, send email to:
> [EMAIL PROTECTED]
> To subscribe, send email to:
> [EMAIL PROTECTED]
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> IAGI-net Archive 1:
> http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2:
> http://groups.yahoo.com/group/iagi
> Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy
>
Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
> Komisi SDM/Pendidikan : Edy
> Sunardi([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
> Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED]
> atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi
> Dahlius([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Database Geologi : Aria A.
> Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
>
---------------------------------------------------------------------
>
>
> __________________________________________________
> Do You Yahoo!?
> Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam
> protection around
> http://mail.yahoo.com




__________________________________
Do you Yahoo!?
Read only the mail you want - Yahoo! Mail SpamGuard.
http://promotions.yahoo.com/new_mail

---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy
Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]),
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
---------------------------------------------------------------------






---------------------------------
 Do you Yahoo!?
 Yahoo! Small Business - Try our new resources site!





---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL 
PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke