Saya punya contoh kasus, dulu bersama-sama mas usman dan pak budianto thoha 
pernah mengerjakan karbonat, tempatnya di south sumatra basin, mungkin contoh 
kasus ini bisa membantu:

Dalam satu tubuh batuan karbonat, mulai dari awal pembentukan sampai true reef 
buildup terdapat kurang lebih beberapa shallowing upward cycle:

- siklus pertama dimulai dengan pengendapan mudstone facies di atas shale yang 
bergradasi ke atas menjadi framestone facies menghasilkan satu siklus 
parasikuen. Dalam 1 parasikuen ini kita bisa melihat adanya ecological 
succession dari reef yang sangat komplit mulai dari stabilization, 
colonization, diversification and reef domination( See Walker, 1992). 
Siklus ini terus berulang dengan intensitas parasikuen yang terbentuk semakin 
cepat. 
- Pada bagian atas dominan tersusun atas variasi antara rudstone, bafflestone, 
framestone and bindstone. Dari sini bisa melihat adanya fluktuasi perubahan 
muka air laut (RSL) yang relatif cepat dan intensif. Akhir dari pengendapan 
satu siklus parasikuen bisa berupa kartsifikasi (represent subaerial exposure 
surface) atau cuma berupa flooding surface.
- Karstification surface disini mememgang peranan penting sebagai tempat 
akumulasi HC, dengan type porositas up to cavernous porosity (dalam salah satu 
sample core ada porositas yang diameternya lebih dari 3 CM). Kartsifikasi ini 
berlangsung efektif pada fasies framestone dan bafflestone meninggalkan 
kenampakan sperti sarang tawon (honey comb) dan pada beberapa tempat telah 
diisi oleh paleosol. Pada beberapa tempat terdapat proses karstifikasi yang 
sangat intensif dan hanya meninggalkan " paleosol ". Asal paleosol ini masih 
jadi bahan tanda tanya: apakah ini benar dari hasil pelapukan limestone atau 
berasal dari tempat lain dan kemudian mengisi pori2 hasil karstifikasi. 
- Pada bagian akhir dari karbonat buildup ini terdapat sequence boundary yang 
coincide with MFS.
       a. Akhir dari siklus karbonat buildup ini umunya terdapat karstification 
surface, kemudian di atasnya ditutupi oleh "regional dark green mineral" up to 
5 cmm thick  dan pada beberapa tempat ditemukan fragmen2 karbonat up to 3 cm 
pada dark green mineral tersebut ("rip-up clasts"). Kemudian di atas dark green 
mineral ini terendapkan  shale of Telisa. Telisa shale ini berasal dari 
regional trangresi even yang meliputi south sumatra to central sumatra basin 
(probably north sumatra basin).  
       b. 1 hal yang menarik didiskusikan adalah adanya fakta berimpitnya 
sequence boundary dengan mfs, kalo boleh diceritakan mungkin sebagai berikut. 
Reef buildup terexpose akibat Relative Sea Level Fall dan menyebabkan reef 
terexpose untuk waktu yang lama dan memungkinkan proses karstifikasi. Suddenly 
RSL drop dan terendapkan " dark green mineral " (condensed section?) sebagai 
representasi maximum flooding surface. Kemudian air laut naik perlahan dan 
terendapkan telisa seal yang mewaikili marine deposit.???
       c. Total thickness batuan karbonat kurang lebih 45-55 m, dan jumlah 
karstification surface kurang lebih 4 buah. Disini Top dari karstification 
surface kita perkirakan sebagai sequence boundary ( dalam 50 m terdapat 5 buah 
sequence boundary). Untuk orde sikuen boundary tersebut diperkirakan masuk 
dalam 4th order-cycles.
       d. Mungkin tipe karbonat di atas bisa mewakili drowned carbonate 
platform seperti yang mas suryadi maksutkan. Disitu karbonat buildupnya kita 
sebut dengan "low relief bank carbonate", munkgin beda sedikit dengan tipe arun 
yang berupa isolated carbonate (Jordan). Sedikit efek penurunan muka air laut 
akan mempengaruhi hampir keseluruhan buildup.


Untuk lebih jelasnya bisa didiskusikan langsung pada Pak Budianto Toha.
Wassalam

ads

-----Original Message-----
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Tuesday, April 19, 2005 7:58 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Drowned Carbonate Platform



Pak Usman,
Terima kasih banget atas diskusinya, membuat saya membuka2 catatan lama.
Ada beberapa hal yang ingin saya komentari dan tanyakan :
1.    Reef
      Saya setuju dengan James (1983), bahwa reef didominasi oleh koral,
sedangkan mound didominasi oleh encrusting organism. Reef tidak harus
meliputi seluruh buildup, begitu pula mound. Jika anda menemukan suatu
buildup dan teridentifikasi ada beberapa lingkungan pengendapan seperti
reef, fore reef talus, rampart, lagoon dll ada baiknya anda sebut saja
sebagai "carbonate buildup". Jika memang reef/reef fragment merupakan
materi penyusun utama, bisa disebut "reefal buildup".
      Montgomery et al.(1999) pernah mengoreksi kesalahan penggunaan
terminologi ini di East Texas Basin. Reservoir yang dulunya disebut sebagai
"reef" ternyata tidak hanya terdiri atas reef tapi juga ada shoal, lagoon
sehingga "reef" diganti dengan "carbonate buildup"

2.    Drowned carbonate.
      Saat pertama kali mem-posting imel saya di IAGI, yang saya maksud
dengan drowned carbonate platform mencakup seluruh platform, tidak terbatas
pada sebuah 3rd order sequence. Sehingga bisa ada beberapa 3rd order
sequence dalam satu buildup ini. Proses yang saya lihat adalah mencakup
keseluruhan proses penenggelaman platform. Sehingga, mungkin saja ada
beberapa siklus penenggelaman dan pengangkatan yang telah terjadi, namun
apabila dilihat secara keseluruhan yang tampak adalah carbonate platform
tersebut telah mengalami penenggelaman.   Apabila ingin berbicara masalah
subaerial exposure yang implikasinya adalah pembentukan erosial surface ada
baiknya kita sedikit mendekat dan berbicara dalam konteks sequence atau
parasequence. Efek Milankovich terbukti menghasilkan silkus naik turun muka
air laut dalam orde parasequence. Dan hal ini telah terbukti bahkan
dilapangan yang saya teliti, bahwa pada akhir dari pembentukan parasequence
terdapat bukti subaerial exposure yang terlihat dari core. Memang bukti ini
tidak selalu ada, tetapi cukup sering dan juga bisa menghasilkan meteorik
diagenesis dengan ciri oksidasi, atau slight karstification. Orde sequence
tentu lebih intensif lagi subaerial exposurenya yang bisa berujung pada
terjadinya karstifikasi.
      Kebetulan saya tidak memiliki paper Jordan dan Abdullah, jadi saya
pingin tau apakah ada condensed section di atas Arun limestone ? Jika ada,
apa mungkin time gap antara 2.3 - 4.6 my itu diwakili oleh condensed
section itu ? Karena saya curiga dengan bukti exposure yang seperti
disebutkan dihasilkan oleh orde parasequence.

3.    Pada buildup yang saya teliti, algae dominated facies juga bisa
menjadi reservoir. Phylloid algae yang seperti apa ya ?

salam,
  - sw-





                                                                                
                           
                      usman jauhari                                             
                           
                      <[EMAIL PROTECTED]        To:       iagi-net@iagi.or.id   
                            
                      .com>                                                     
                           
                                               cc:                              
                           
                      04/18/2005 02:03                                          
                           
                      PM                       Subject:  Re: [iagi-net-l] 
Drowned Carbonate Platform       
                      Please respond to                                         
                           
                      iagi-net                                                  
                           
                                                                                
                           
                                                                                
                           





Gabung diskusi Mas Suryadi ya! Ada 3 hal yang ingin saya diskusikan Mas :



1. Reef;

Kalau kita menyebut reef buildup yang terlintas secara langsung di benak
 kita pasti adalah koral. Tetapi, ketika dihadapkan pada data yang
 menunjukkan dominasi algae, kita jadi bertanya kenapa reef buildup kok
 didominasi algae? James (1983) dlm tulisannya yg berjudul Reefs pd buku
 Scholle et al. (eds.) Carbonate Depositional Environments. AAPG. p 345-462
 membedakan antara reef dan reef mound. Dikatakan reef apabila didominasi
 oleh koral (large metazoan). Dikatakan reef mound apabila didominasi oleh
 encrusting organism dan kurang dominannya koral. Encrusting organism bisa
 berupa encrusting red algae, phylloid algae, etc. Please Mas Sur refer ke
 buku tersebut, siapa tahu saya salah kutip. Pada reef buildup yang kita
 identifikasi pada data seismik, pada interval/bagian lateral tertentu
 dapat didominasi oleh reef dan dibagian lain oleh reef mound atau
 depositional facies yang lain seperti near reef atau interreef lagoon.
 Jadi menurut saya reef buildup tidak harus didominasi oleh
 koral.
 Kalau kita bisa identifikasi suksesi antara keduanya baik secara vertikal
 maupun lateral, kita akan dapat mengidentifikasi pola shallowing atau
 deepening, catch-up, keep-up, retrogradasi atau progradasi, etc. pada
 skala satu tubuh reef itu. James and Bourque (1991) Reefs and Mounds dlm
 Walker (ed.) Facies Model membahas secara bagus tentang hal ini.



2. Drowned Carbonate, Karstifikasi (subaerial exposure) dan Reservoir;

Pertanyaan yg mungkin muncul adalah Apakah pada Drowned Carbonate ada
kemungkinan dijumpai subaerial exposure yang merupakan proses utama
pembentukan porositas dan permeabilitas pada batuan karbonat?

Ada 2 tulisan menarik berkaitan dengan Drowned Carbonate yang dapat
dijadikan sbg pembanding:



Saller et al (1993) dlm AAPG Memoir 57 yang meneliti karbonat Oligosen di
Kalimantan tengah dengan data outcrop dan seismic mengatakan "subaerial
unconformities were not found in or between sequences 2-4 on outcrop....
Rapid rises in relative sea level resulted in drowning and backstepping of
carbonate shelf margins in some locations.... Tulisan dari Saller et al
(1993) tsb menunjukkan tidak terjadinya subaerial exposure pd karbonat
tersebut tetapi proses drowning dan backstepping lebih dominan. Karena
tidak terjadi subaerial exposure, proses diagenesis air meteorik yg dapat
meningkatkan porositas dan permeabilitas mungkin tidak terjadi.



Jordan and Abdullah (1992) pd tulisanya berjudul Arun Field dlm Foster and
 Beaumont (eds.) Atlas Oil and Gas Field, AAPG, membahas scr detil ttg Arun
 Reef. Arun reef dikatakan tumbuh selama Miosen Awal. Pada tulisan tersebut
 digambarkan Arun reef mempunyai bentuk menyempit kearah atas dan ditutupi
 oleh Baong shale sehingga menurut pendapat saya dapat dikatakan sbg
 Drowned carbonate. Sebelum Arun reef tersebut drowned, dia sempat
 mengalami subaerial exposure pada bagian atasnya seperti yg tertulis pada
 teks "The most economically important unconformity occurs at top of the
 Arun Limestone... A minimum of 2.3-4.6 m.y. elapsed during this period of
 exposure. Selain itu, paragraph lain juga mengatakan "Evidence of
 subaerial exposure of reef sequences includes sharp color changes parallel
 to bedding and irregular contacts.... These indicate that the Arun reef
 grew up in a discontinous fashion, interrupted at times by subaerial
 exposure.... Apa yang dapat kita ambil adalah pada Drow
 ned
 Carbonate pd bagian atasnya ada kemungkinan keberadaan exposure surface
 dan tentunya reservoir-quality limestone, demikian juga pada bagian
 interiornya yang ditandai oleh keberadaan subaerial exposure.



3. Bagian lain yang punya potensi bagus sebagai reservoir;

Reservoir-quality limestone berada di bawah exposure surface yang berada di
dalam interior buildup dapat dijadikan kandidat dan dikejar terus. Jordan
and Abdullah (1992) mengatakan 1/4 dari total porositas di Arun field
adalah berupa pori yang terbentuk oleh diagenesis air meteorik sedangkan
3/4-nya adalah intercrystalline porosity (microspar matrix) pada chalky
limestone.  Longman (1981) dalam bukunya Carbonate Diagenesis as a Control
on Stratigraphic Traps mengatakan microspar matrix seperti itu (implisit)
terbentuk karena pengaruh fresh water. Jadi 1/4 + 3/4 = 1 atau seluruh
porositas pada Arun field adalah hasil kerja dari diagenesis air meteorik?
Kenapa harus nyari yang lain?

Bagian lain lagi yang potensi sebagai reservoir? Geologist memang tidak
pernah puas he.he.he... Mas Suryadi pernah menjumpai Phylloid algal mound
pd batuan karbonat yang Mas teliti nggak? Kalau ada mungkin dapat dijadikan
sebagai kandidat (need further understanding). Phylloid algal mound spt itu
jadi reservoir utama di salah satu field di US sana lho, publikasinya ada
di buku Scholle et al (1983). Carbonate Depositional Environments. AAPG
Memoir 33.



Salam,



Usman Jauhari

A young man who dreams to be a total geoscientist


[EMAIL PROTECTED] wrote:
Selain secondary porosity, memang fracture termasuk salah satu properti
yang diharapkan.
Fracture bukan hal yang mustahil di batuan karbonat. Muncul tidaknya
fracture tergantung dari induration batuannya sendiri. Semakin keras
semakin besar potensinya untuk mengalami fracturing. Jadi, meskipun
terlihat "tight" dari log, bukan berarti tidak ada porositasnya. Yah mirip2
dengan reservoir kalau di fractured basement.
Harus diperhatikan kemungkinan pengisian fracture oleh
kalsit/dolomit/silika karena akan menutup fracture.

Cara analisanya sama dengan batuan klastik, bisa pakai FMI dll ..

salam,
-sw-



Ferdinandus.KARTIKO-SAMODR
[EMAIL PROTECTED] To:

04/18/2005 10:59 AM cc: iagi-net@iagi.or.id
Please respond to iagi-net
Subject: Re: [iagi-net-l] Drowned Carbonate Platform





kalau di karbonate, bagaimana kita hendak menentukan potensi dari
karbonate berdasarkan porosity / permeabilitynya..

mis : untuk suatu build up, kita mengharapkan adanya kartstifikasi
sehingga menambah adanya secondary porosity..tapi seperti yang diutarakan
bahwa ini hanya terjadi di bagian atas dari build upnya....
Apakah tidak mungkin ada sistem seperti fracturing yang mengalirkan hc
dari (source rock) ke build up tersebut sehingga menambah potensi bagian
bawah dari build upnya dan dengan ada condense dari shale menyebabkan
akumulasi yang cukup untuk bagian bawah dari build up....
Bagaimana procedure analisa struktur yang dilakukan di karbonate ya...?

Regards

Ferdinandus Kartiko Samodro
TOTAL E&P Indonesie Balikpapan
DKS/EXR/GLG
0542- 533852







[EMAIL PROTECTED]
14/04/2005 01:45 PM
Please respond to iagi-net


To:
cc:
Subject: Re: [iagi-net-l] Drowned Carbonate Platform





Bagian teratas dari suatu build up memang pantas untuk di tes. Seperti
yang
Mas Paulus katakan potensinya untuk mengalami karstifikasi jika terekspose
memang lebih tinggi, atau setidaknya mudah mengalami leaching oleh rain
water. Yang masih mengganggu pikiran saya adalah bagaimana dengan lokasi
lain yang kemungkinan karstifikasinya kecil, model atau play yang
bagaimana
yang mungkin di aplikasikan.

salam,
-sw-




Paulus Tangke
Allo To: iagi-net@iagi.or.id


om> cc:

04/14/2005 11:41 Subject: Re: [iagi-net-l]
Drowned Carbonate Platform
AM
Please respond to
iagi-net






kalau melihat papernya Kusumastuti yg di AAPG, alasan kenapa drowned
platform jadi target karena pada drowned platform akan ditutup oleh
seal yg tebal.

target lainnya adalah kalau ada bagian reef yg sempat ter-expose dan
berharap terbentuk karsting. karst zone ini akan mempunyai
permeabilitas yg tinggi.








---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy
Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]),
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
---------------------------------------------------------------------






---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy
Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]),
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
---------------------------------------------------------------------




---------------------------------
 Do you Yahoo!?
 Plan great trips with Yahoo! Travel: Now over 17,000 guides!





---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL 
PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
---------------------------------------------------------------------


---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL 
PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke