Lho putusan tentang EM ini sudah final belum...? Kalau belum IAGI cepetan aja blow up di media masa tentang pandangan IAGI ( dengan data - data yang akurat tentunya ) tentang block ini.... kalau perlu langsung ditembuskan ke SBY....(apa berani ya SBY ? disuruh dateng ke AS aja nurut kok...? upss..)
gatel juga nih jadinya.... Regards Ferdi Awang Satyana <[EMAIL PROTECTED]> 25/05/2005 12:34 PM Please respond to iagi-net To: iagi-net@iagi.or.id cc: Subject: RE: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina Kontrak Cepu EM ada di bawah sistem TAC. BPMIGAS tak mengontrol TAC, EM langsung berhubungan dengan Pertamina. Dan, Pertamina pun belum di bawah pengontrolan BPMIGAS. Bila nanti 2006 Pertamina di bawah pengontrolan BPMIGAS, ada peluang bahwa TAC-TACnya akan ada di bawah pengontrolan BPMIGAS. Waktu EM baru mengakuisisi Mobil, mereka pernah mengajukan usulan2nya ke Pertamina BPPKA (menjelma jadi BPMIGAS sekarang), seharusnya ke Pertamina EP. Itu tahun 2000. Nah, masuklah usulan sumur Banyu Urip-3, sebuah sumur re-entry meneruskan Banyu Urip-3 yang terhenti operasinya oleh Humpuss PatraGas tepat sebelum masuk ke target utama karbonat Prupuh. Jadi struktur Banyu Urip dibuktikan mengandung minyak oleh sumur BU-3, bukan BU-1. Dari BU-3, baru EM bergerak ke BU-1 yang sama-sama distop sebelum masuk ke karbonat Prupuh itu. Lalu, EM tak mengajukan lagi usulan2nya ke Pertamina BPPKA/Pertamina MPS/BPMIGAS, karena memang aturannya tak begitu. Kalau kelak EM beroperasi di Cepu (kontrak diperpanjang), maka siap-siaplah dengan biaya tinggi ! Itu pulalah alasannya kenapa Ditjen Migas menunjuk PetroChina Tuban sebagai operator unitisasi Sukowati sebab bila EM yang ditunjuk, maka biayanya membengkak. Saya pernah mengecek operasi test BU-3, dan hanya di sumur ini lah di Indonesia ada crew rig yang expat-nya sampai 50 % dari crew, tersebar di berbagai service company. Standard Exxon Internasional katanya (!). Akan halnya cadangan terkuras (recoverable reserve) Banyu Urip, dokumen resmi yang masih saya pegang adalah 200-700 MMBO, memang range-nya besar. Saya tak punya dokumen resmi yang lebih baru karena EM melapor ke Pertamina bukan ke BPMIGAS. Mestinya sekarang sudah tak punya kisaran besar lagi, EM sudah melakukan seismik 3D dan sumur2 berikutnya setelah BU-1 di-core. Akan sangat bermanfaat buat Indonesia kalau kontrak EM di Cepu dihentikan saja. Dan, yang harus diingat benar : bukanlah EM penemu Banyu Urip itu. Kawan2 di Pertamina pun sudah tau dari dulu BU ada di situ. Hanya, saat Humpuss PG bulak-balik ke Kramat Raya 59 (kantor Pertamina EP dulu ) tahun2 1990an membawa banyak data dengan "gratis" (?!), adakah yang bisa menolak selembar surat sakti dari RI-1 ??? BU : besar sekali cadangan migasnya, besar sekali sejarah dan nuansa politik-nya, dan sekarang juga : risiko politik ! salam, awang [EMAIL PROTECTED] wrote: Abah kalau mark up dari KPS kan sebenarnya ada badan yang mengontrol seperti BPMigas.... Namanya KPS dengan sistem cost recovery seperti sekarang ya tentu pengen untung sebesar - besarnya (kalau bisa udah untung dulu sebelum bagi hasil)... jadi tinggal gimana pinter - pinternya dan niat tulus personil BPMigas saja mengawasi dan mengontrolnya... Apakah lalu kalau dipegang bangsa sendiri apa lalu boleh tidak profesional dengan alasan belajar...? Atau lalu boleh mark up / korupsi karena toh yang korupsi perusahaan dalam negeri...? Apakah kalau perusahaan dalam negeri pengawasan dari BPMigas jadi lebih kendur..? dari dulu kita ngomong ketakutan akan korupsi tapi kalau enggak ada perbaikannya ya ...jalan di tempat seperti sekarang Regards Ferdinandus Kartiko Samodro TOTAL E&P Indonesie Balikpapan DKS/EXR/GLG 0542- 533852 [EMAIL PROTECTED] 25/05/2005 09:37 AM Please respond to iagi-net To: iagi-net@iagi.or.id cc: Subject: RE: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina 4.Menjawab pertanyaan atau "kecurigaan" bahwa Pertamina tidak mampu mengoperasikan Blok ini. Ini pertanyaan lucu dan sangat berjiwa "inlander", karena reservoir di Cepu , bukanlah reservoir yang terlalu spesifik , operasi di Cepu bukanlah operasi yang sulit. Korupsi ????? , seperti dikatakan oleh Oki , EM -pun mempunyai angka angka ajaib sewaktu menuntut biaya yang telah dikeluarkannya !!! Apakah bisa Anda bayangkan drilling cost lebih dari tujuh juta dollar dalam usulan biaya drilling di onshore Jawa Timur ???? dimana 30% dari biaya tersebut hanya untuk personil ???? Jadi kalau soal "mark up" itu bukan monopoli orang Indonesia. Pertamina sedang berubah dan memaang harus berubah , kita harus yakin bahwa mereka akan berubah. --------------------------------------------------------------------- To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) --------------------------------------------------------------------- __________________________________________________ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com --------------------------------------------------------------------- To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) ---------------------------------------------------------------------