Pak Koesoema, Mana lagi honoris causa yang Bapak dapatkan?

Memang salut atas semua pencapaian Pak Koesoema. Rekor 2 th untuk
mendapatkan Doktor ( dari Colorado School of Mine), dari perguruan
tinggi manapun di dunia, belum terpecahkan! Penulisan kolom semingguan
di harian Bandung, 1997-1998, yang di bukukan berjudul Goro-Goro, telah
menunjukkan keluasan wawasan Pak Koesoema. Ada soal legenda, politik,
sosial, ekonomi, sejarah, biologi, dll. Buku buku sudah banyak di tulis.
Sepak bola, yang saat itu gol-nya bisa di aturpun masuk dalam ulasan
yang amat enak di rasakan. Itulah, the King of geologi. Kalau orang lain
tak mau sebut begitu, ya setidaknya saya sebut "My King of geology". Nah
geologi = ilmu bumi. Ilmu Bumi apa tak berarti semua ilmu yang ada di
bumi? Untunglah kita telah melewati masa gonjang-ganjing ekonomi 7 th:
1997-2004, pengulangan gonjang-ganjing ekonmi 70 th lalu: 1927-1934, dan
70 th sebelumnya: 1857-1864.

Wassalam,
Maryanto.

-----Original Message-----
From: R.P. Koesoemadinata [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Friday, June 03, 2005 3:25 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] register now !


Sdr. Dessy
Saya justru mengalami hal yang sebaliknya. Saya memegang Honours
Bachelor's 
Degree dari Queen's University di Canada dan minta pengesahan setara
dengan 
Sarjana di Indonesia. Keputusannya, Honours BSc. Canada disetarakan
secara 
kepegawaian dengan Sarjana, tetapi tidak secara akademis, sehingga saya 
mengambil lagi ujian Sarjana.
RPK
----- Original Message ----- 
From: "Dessy Dharmayanti" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <iagi-net@iagi.or.id>
Sent: Friday, June 03, 2005 1:03 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] register now !


> Minarwan,
> Bicara soal pengakuan LN terhadap S1 kita. (bukan tentang mutu). Dulu 
> saya pernah melakukan penyetaraan ijazah S1 geologi ITB di New Zealand
> kepada badan berwenang disana (lupa lagi namanya). Badan tsb
menyetarakan 
> S1
> kita dengan Bachelor disana. Saat itu saya maju lagi (dg membayar fee 
> lagi)
> untuk meminta supaya S1 kita disamakan dengan Bachelor (Honours)
mereka
> (Bachelor + kl 1 tahun melakukan thesis), dengan menunjukkan
bukti-bukti
> bahwa S1 kita bobot kreditnya lebih banyak dan waktu yang ditempuh
lebih
> lama dibandingan Bachelor di NZ, ditambah S1 kita juga melakukan
thesis
> (yang tidak dilakukan Bachelor disana), serta didukung oleh surat
> pernyataan/keterangan dari Ketua Jurusan maupun ITB yang mendukung S1
kita
> setara dengan Bachelor Honours.
> Tetapi ternyata Badan yang berwenang tetap memutuskan bahwa S1 kita
hanya
> setara dengan Bachelor mereka saja.
>
> dessy
>
>
> ----- Original Message -----
> From: "Minarwan" <[EMAIL PROTECTED]>
> To: <iagi-net@iagi.or.id>
> Sent: Monday, May 30, 2005 2:29 PM
> Subject: Re: [iagi-net-l] register now !
>
>
> Pak Awang,
> Membandingkan mutu lulusan tentu saja tidak sederhana, tapi kalau 
> membandingkan 'jumlah' apa yang mahasiswa S1 kita dan mahasiswa di 
> luar negeri pelajari, saya pikir S1 kita bisa disamakan dengan 
> Bachelor (Honours). Dengan demikian mestinya bisa langsung ambil PhD 
> tanpa perlu kuliah S2, walaupun kuliahnya di luar negeri.
>
> Yang kuliah di Jerman kan bisa tuh ambil DR. rer nat atau apalah 
> namanya, enggak pake S2 kan Pak? Awalnya waktu masuk memang dibilangin

> ambil Master, tapi setelah evaluasi tahun pertama dianggap mampu, 
> langsung saja lanjut ke S3. Yang dari Honours ke PhD juga demikian, 
> tahun pertama dianggap ambil Master, setelah dinilai dan dianggap 
> cakap, langsung dijadikan PhD.
>
> Minarwan
>
> On 5/30/05, Awang Satyana <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>> Pertanyaan dasarnya, mengapa S1 kita yang rata2 kuliah 5 tahun itu
> disamakan dengan "bachelor" kalau mau ambil sekolah di LN ? Di LN, 
> dalam 5 tahun itu ya sudah lewat bachelor dan master umumnya. Seorang 
> lulusan S1 di Indonesia karena dianggap bachelor maka mesti sekolah 2 
> tahun lagi untuk sampai master, maka jadinya 7 tahun untuk bachelor + 
> master.
>> Anehnya, seorang Drs di Belanda (S1 di Indonesia) bisa mengambil 
>> langsung
> PhD, tanpa perlu master-masteran dulu, nah kok S1 Indonesia yang 
> sistem pendidikannya diwarisi dari Belanda tidak bisa ??!
>>
>> Lalu, sekolah2 di Indonesia pun ternyata ikut-ikutan "mendowngrade" 
>> kan
> lulusan S1nya, dengan menganggap mereka bachelor kalau mau ambil S2 
> (master/magister).
>>
>> Apakah mutu S1 kita itu = mutu bachelor di LN ? Saya tidak percaya.
>>
>> salam,
>> awang (tetap S1)
>>
> --
> - 100 Gmail invitations to go, contact me if you're interested.
> - Articles on Liverpool FC at http://minarwan.spymac.net/blog
>
> ---------------------------------------------------------------------
> To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] To 
> subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI 
> Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: 
> http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
> Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy 
> Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
> Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst

> : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. 
> Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan 
> Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]),
> Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
> ---------------------------------------------------------------------
>
>
>
> ---------------------------------------------------------------------
> To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] To 
> subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI 
> Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: 
> http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
> Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy
> Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
> Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
> Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau 
> [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
> ---------------------------------------------------------------------
> 


---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] To
subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI
Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1:
http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy
Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst :
Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M.
Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan
Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi
Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A.
Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
---------------------------------------------------------------------




---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL 
PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke