Kabarnya akan dibuat kepres  ttg penghematan energi , al untuk transportasi
mobil diatas 2500 CC tidak boleh pakai premium, AC ditempat tempat umum
dikurangi , Lift hanya dioperasikan mulai lantai 3, dll.
Kayaknya masalah energi ini akan selalu bergejolak, pemakaian yg terus
meningkat , disisi lain diversifikasinya belum jalan. Pada waktu harga
minyak masih disekitar 20 an dollar, banyak penelitian - pemelitian energi
alternatif  yang belum ekonomis dikembangkanm karena masih selalu kalah dg
BBM apalagi dg subsidi, namun setelah harga minyak mencapai 3 kali lipatnya,
kayaknya belum ada tanda tanda energi  alternatif tersebut akan
berjalan.Salah satunya Geothermal misalnya, meskipun sudah jelas dapat
menggantikan BBM pada pembangkit listrik secara significan dg cadangan
berlimpah namun infra strukturnya (  termasuk regukasinya ) belum siap,
padahal untuk membangun suatu pembangkit bisanya dibutuhkan waktu minimal 2
tahunan ( belum waktu eksplorasi dan eksploitasinya)., Akibatnya sekarang
PLN kalang kabut dg melonjaknya BBM untuk pembangkitnya yg sudah melebihi
kuotanya 8,35 juta KL menjadi 11,44 juta KL ( harga BBM untuk listrik kira
kira 2200 Rp/l dg harga dalam negeri/pertamiana, sedangkan harga tingkat
internasionalnya sudah mencapai 4500 Rp/l ). Kalau 1 liter BBM menghasilkan
listrik 2,5 kwh , maka biaya bahan bakarnya saja sudah 880 Rp/kwh ( ini saja
pakai harga pertamina/sebsidi ), belum biaya lainnya ( O&M, transmisi,dll )
bisa bisa menjadi 1000 Rp/kwh. Padahal kalau kita lihat rekening listrik
kita itu hanya kita bayar kurang lebih 600 Rp/kwh.jadi untuk beli bahan
bakarnya saja tdk cukup.
Disisi lain harga jual Geothermal ( bahan bakar untuk PLTP ) kira kira
hanya 400 Rp /kwh . malah ada yang 200 Rp/kwh.Harusnya dg harga minyak yang
melambung ini, sumber energi ini sudah sangat kompetitif apalagi renewable
lagi, namun ya itu tadi ternyata infra strukturnya belum siap juga, belum
lagi masalah masalah lain yang timbul.Rupanya tender untuk blok blok daerah
baru di Migas jauh lebih cepat larinya daripada sesama saudaranya sekandung
( Geothermal), padahal semua sudah berteriak akan kelangkaan BBM.

Ism


Subject: Re: [iagi-net-l] Mekanisme kelangkaan BBM dilihat dari kerentanan
masyarakat terhadap isu.



tapi gimana tahunya petugas pomnya bahwa mobil itu 1800 cc...? apa kalau
beli bensin harus nunjukin stnk...?
tapi kalau aturannya begitu saya setuju sekali....
makin gede ccnya kan makin mahal mobilnya...

Regards

Kartiko-Samodro
Telp : 3852



|---------+---------------------------->
|         |           Deni Rahayu      |
|         |           <[EMAIL PROTECTED]|
|         |           m>               |
|         |                            |
|         |           08/07/2005 10:03 |
|         |           AM               |
|         |           Please respond to|
|         |           iagi-net         |
|         |                            |
|---------+---------------------------->


 
>-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------|
 |
|
 |       To:       iagi-net@iagi.or.id
|
 |       cc:
|
 |       Subject:  Re: [iagi-net-l] Mekanisme kelangkaan BBM dilihat dari
kerentanan      masyarakat terhadap isu.             |


 
>-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------|




tapi tunggu dulu prof, mungkin teori isengnya ada
benarnya..krn koran hari ini me WAJIB kan mobil diatas
1800cc, harus menggunakan pertamax...

--- "R.P.Koesoemadinata" <[EMAIL PROTECTED]>
wrote:

Bagus, untuk lebih mengurangi subsidnya lagi
Atau teori iseng saya tidak benar alias keliru
RPK

----- Original Message -----
From: <[EMAIL PROTECTED]>
To: <iagi-net@iagi.or.id>
Sent: Thursday, July 07, 2005 3:35 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Mekanisme kelangkaan BBM
dilihat dari kerentanan
masyarakat terhadap isu.


> >
> > Untuk melengkapi teori konspirasi Bapak, saya
baca di surat kabar
kemarin
> > kalau PERTAMINA bermaksud menaikkan harga
pertamax dalam waktu dekat
> > ini...............
>
>
>
> >
> >
> >
> >
> >                     "R.P.
> >                     Koesoemadinata       To:
<iagi-net@iagi.or.id>
> >                     "                    cc:
> > <[EMAIL PROTECTED]>,
> >                     <[EMAIL PROTECTED]
<[EMAIL PROTECTED]>
> >                     a.net.id>
Subject:     Re: [iagi-net-l]
> > Mekanisme kelangkaan BBM
> >
dilihat dari kerentanan
> > masyarakat terhadap isu.
> >                     07/05/2005
> >                     09:42 PM
> >                     Please respond
> >                     to iagi-net
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> > Saya mempunya teori lain mengenai kelangkaan BBM
/premium ini, yang saya
> > sebut teori konspirasi Pemerintah-Pertamina.
> > Sebagai mana kita maklum hanya selang 2-3 bulan
saja Pemerintah
menaikkan
> > harga premium ini, dengan maksud mengurangi
"subsidi". Ini terjadi pada
> > waktu harga minyak mentah dunia adalah sekitar
USD 25-30/barrel.
Sekarang
> > dengan meningkatnya tiba2 sampai USD 60 barrel,
maka kenaikan premium
itu
> > praktis tidak ada artinya lagi bagi APBN. Untuk
menaikkan lagi harga
> > premium
> > tentu ini berarti bunuh diri politik alias tidak
mungkin. Maka cara lain
> > ditempuh, duit subsidi pemerintah ke Pertamina
dikebiri, diterlambatkan,
> > sehingga supply minyak Pertamina
tersendat-sendat, akibatnya kelangkaan
> > premium dimana-mana yang mulai juga terjadi di
Bandung dan Jakarta.
> > Anehnya
> >
> > tidak ada berita adanya kelangkaan Pertamax,
sehingga mungkin ada
> > konspirasi
> > untuk mendorong pengguna kendaraan bermotor
terutama mobil sedan untuk
> > menggunakan Pertamax daripada harus ngantri
Premium. kelihatannya
nantinya
> > premium itu akan di-phase-out karena selain
subsidinya membengkak juga
> > tidak
> > ramah lingkungan karena masih menggunakan
timbal. Ada berita katanya
> > kilang
> >
> > di Dumai rusak.
> > Dan rekayasa ini sudah mulai membuahkan hasil,
karena menurut koran
sudah
> > banyak pengguna mobil yang berpaling menggunakan
Pertamax, yang tidak
> > mempunyai masalah kelangkaan dan konon katanya
ramah lingkungan. Maka
> > kalau
> >
> > nantinya semua sudah menggunakan Pertamax maka
jelas subsidi BBM akan
> > sangat
> > berkurang. Pemerintah berhasil menaikkan harga
BBM tanpa terjadinya
demo.
> > Ini kan suatu kebijakan yang jitu. Jika tidak
mampu beli Pertamax yang
> > silakan ngantri Premium yang makin lama makin
panjang antriannya karena
> > makin langka. Dan kelihatannya orang akan lebih
senang  membayar lebih
> > mahal
> > beli Pertamax daripada ngantri. Kelihatannya
pemerintah tidak panik
dengan
> > "krisis BBM", bahkan mungkin senyum2 saja,
mengurangi subsidi sekaligus
> > mengurangi pencemaran lingkungan.
> > Tetapi ini hanya sekadar "teori" saja, wallahu
alam apakah pemerintah
SBY
> > ini sedemikian lihaynya? Mungkin saya yang salah
> > RPK
> >
> >
> >

---------------------------------------------------------------------
> > To unsubscribe, send email to:
iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> > To subscribe, send email to:
iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> > IAGI-net Archive 1:
http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> > IAGI-net Archive 2:
http://groups.yahoo.com/group/iagi
> > Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina
> > (Ratna.Asharina[at]santos.com)
> > -http://fosi.iagi.or.id
> > Komisi SDM/Pendidikan : Edy
Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
> > Komisi Karst : Hanang
Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
> > Komisi Sertifikasi : M.
Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
> > Komisi OTODA : Ridwan
Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau
> > [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi
Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
> > Komisi Database Geologi : Aria A.
Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
> >

---------------------------------------------------------------------
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >

---------------------------------------------------------------------
> > To unsubscribe, send email to:
iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> > To subscribe, send email to:
iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> > IAGI-net Archive 1:
http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> > IAGI-net Archive 2:
http://groups.yahoo.com/group/iagi
> > Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina
> >

(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
> > Komisi SDM/Pendidikan : Edy
Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
> > Komisi Karst : Hanang
Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
> > Komisi Sertifikasi : M.
Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
> > Komisi OTODA : Ridwan
Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau
> > [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi
Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
> > Komisi Database Geologi : Aria A.
Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
> >

---------------------------------------------------------------------
> >
> >
>
>
>
>

---------------------------------------------------------------------
> To unsubscribe, send email to:
iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> To subscribe, send email to:
iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id

=== message truncated ===


__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around
http://mail.yahoo.com

---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina
(Ratna.Asharina[at]santos.com)
-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau
[EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
---------------------------------------------------------------------






This e-mail (including any attached documents) is intended only for the
recipient(s) named above.  It may contain confidential or legally
privileged information and should not be copied or disclosed to, or
otherwise used by, any other person. If you are not a named recipient,
please contact the sender and delete the e-mail from your system.



---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau
[EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
---------------------------------------------------------------------




---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke