Karena geologi bertanggung jawab menerangkan ruang-waktu, maka kondisi ruang 
dalam suatu waktu pada masa lampau menjadi penting. Lebih-lebih lagi, semua 
yang kita peroleh sekarang ini - pegunungan, lautan, mineral, minyak dan gas 
bumi -adalah hasil proses historis. Agar dapat memahaminya dengan baik, mau 
tidak mau kita harus bergelut dengan proses-proses natural history - sejarah 
alam.
 
Suatu rekonstruksi geologi dibangun atas sejumlah data dasar yang tercatat pada 
batuan seperti umur relatif, umur absolut, dan posisi paleomagnetik. Sekumpulan 
hard data ini akan berbicara bila kita menjalankannya dengan konsep-konsep 
geologi yang telah terbukti benar. 
 
Rekontsruksi juga harus harmonis antar berbagai unsurnya dan wajar secara 
ruang-waktu dan sesuai dengan bagaimana Bumi Pertiwi ini beroperasi. Sebuah 
data yang menyimpang dan jauh keluar dari jalurnya tak akan segera merusak 
rekontruksi yang sudah harmonis. Harus dicermati dulu, apakah data ini benar. 
Juga, harus dicermati dulu apakah ia signifikan secara keruangan. Kalau data 
benar dan secara keruangan signifikan, maka tak ada alasan untuk menolak sebuah 
revisi rekontruksi.
 
"Oud Andesiet" atau old andesite hanyalah istilah relatif yang suka dipakai 
Verbeek dan Fennema dan diikuti semua geologists Belanda sesudahnya yang 
bekerja di Jawa (van Bemmelen, Duyfjes, dll.) dan mendapatkan tempat khusus di 
buku van Bemmelen. Setua apa ia, tak ada data absolut di buku2 sumbernya, 
tetapi ia lebih tua dari andesit gunungapi2 Kuarter yang menumpahkan 
piroklastik calk-alkaline, dan lebih muda dari Paleosen. van Bemmelen sering 
menggolongkannya sebagai Oligo-Miosen. Maka, 75 Ma (Campanian, Late Cretaceous) 
jelas bukan Old Andesite.
 
Dating K-Ar memang tahun2 belakangan ini banyak diserang. Tetapi, ia hanya 
diserang sesudah ditemukan metode2 geokronologi canggih-supercanggih. Tak semua 
K-Ar dating patut diragukan. Saya hanya mengetesnya dengan keharmonisannya 
dengan rekontruksi tektonik. Sebuah misal. Dating K-Ar yang menyeluruh 
menyimpulkan bahwa umur volkanisme Jawa pertama yang jelas adalah Oligo-Miosen. 
Kemudian, ada selang tanpa volkanisme di antara 18-12 Ma. Saya percaya dengan 
itu karena ini harmonis dengan banyak unsur geologi yang terkait dalam ruang 
dan waktu yang berhubungan seperti tektonik atau sedimentasi karbonat (secara 
dominan, karbonat di Jawa selatan tak muncul saat volkanisme Oligo-Miosen 
terjadi, lalu mereka tiba-tiba menjadi mulai dominan di Miosen Tengah post 18 
Ma saat volkanime menurun).
 
Benang merahnya, kita dapat menguji keabsahan suatu data baru di geologi yang 
menunjukkan anomali dengan dua cara : (1) mengujinya dengan metode analisis 
yang lebih canggih, (2) menaruh data itu apa adanya di ruang-waktu geologi dan 
melihat keharmonisannya dengan sejarah alam.
 
salam, 
awang

Rovicky Dwi Putrohari <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
On 9/1/05, Awang Satyana wrote:
> OAF berumur 75-17 Ma (Latest Cretaceous-Early Miocene) ? Betapa lebar kisaran 
> umurnya. Ini bisa mengakomodasi sampai tiga periode volkanisme di Jawa. OAF 
> menurut penemunya (Verbeek and Fennema, 1896, Geologie Beschrijving van Java) 
> hanya Oligo-Miosen. Kebobutak, Gabon, Totogan, Jampang di selatan Jawa adalah 
> contoh-contohnya; ini semua volkanik-klastik Oligo-Miosen.
> 
> ==== cut ====

Mungkin karena metodenya. K-Ar kalau ngga salah sangat-sangat
dipengaruhi proses hydrothermal, sehingga proses yag terakhir akan
menunjukkan hasilnya. Nah kisaran itu barangkali saja muncul akibat
agggregat prses yg sudah dilaluinya.
Jadi, akan ada pengaruh akurasi serta presisi dari metode K-AR itu sendiri.

Mungkinkah 75 Ma ? 
Sulitnya disini kita sudah mendefinisikan OAF sebagai satu kesatuan
proses, mekanisme dan umur. Apalagi bahwa istilah OAF mengandung
kata-kata "Old", yang selalu mengundang pertanyaan "how old ?" ataupun
"older that what ?".

Saya sepakat dengan pendekatan Pak Awang selama ini dengan pendekatan
historis, atau kesatuan proses dengan yang lain. Walopun itu hal
inilah yg paling sulit dalam 'geological science protocol' dan
tentusaja dapat misleading, tetapi geologist selalu saja akan dituntut
untuk menjelaskan secara historis.

Salam
RDP

---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
---------------------------------------------------------------------


                
---------------------------------
 Click here to donate to the Hurricane Katrina relief effort.

Kirim email ke