>
  Vicky

  Mengapa harus heran ? Itu wajar , karena keluar dari ekonoom yang
  berfikir secara liberalisme tulen.
  Jadi karena sokogurunya liberalisme itu adalah "KAPITALISME" maka
  apa yang akan menggangu kapitalis (entah asing atau domestik) akan
  serta merta dianggap tabu dan dosa .

  Si Abah





  "Soal subsidi dicabut, aku sih melihat itu sebagai kewajaran sebuah
> teori eknomi."
> "Pemberian subsidi inilah yg merupakan tindakan mengacau perekonomian"
> "Subsidi ini menyalahi teori-teori ekonomi, karena merusak perilaku pasar
> "
> ...
> ...
>
> Kalimat seperti diatas dan juga kalimat-kalimat senada dalam beragam
> bentuk serta variannya yg bermacam-macam, sangat sering saya jumpai
> dalam banyak artikel maupun dalam diskusi ketika berbicara soal BBM di
> Indonesia.
>
> Kalimat itu seolah menyalahkan sebuah tindakan pemberian subsidi, atau
> sebuah tindakan ekonomi, karena tolok ukurnya kebenarannya adalah
> "teori ekonomi". Ada beberapa yg menyatakan sebagai menyalahi "hukum
> pasar". Namun saya (yg bukan seorang ekonom) justru merasa aneh ketika
> melihat kalimat itu meluncur dari pakar-pakar ekonom di negeri ini.
> Seolah-olah teori ekonominya lah yg benar dan harus dituruti oleh
> setiap pelaku eknomi dan terkesan bahwa teori ekonomi akan bersifat
> statis dan sakral. Seolah teori ekonomi merupakan sebuah teori yg
> harus kekal dan tidak berubah.
>
> Kalau dilihat dari definisi ekonomi mungkin kita akan tau apa yg
> disebut dengan ekonomi itu sendiri, aku ambil salah satu saja dari
> gugle:
> --> economics : a theory of commercial activities (such as the
> production and consumption of goods) ....
> wordnet.princeton.edu/perl/webwn
>
> Dari definisi diatas saja sudah jelas bahwa ada kata "activities",
> saya artikan adanya sebuah aktifitas (manusia salah satunya
> tentusaja), dimana dan sudah barang tentu dilakukan para
> aktifis-aktifisnya (pelaku2 ekonomi). Dengan demikian setiap kebijakan
> (aktifitas ekonomi) merupakan subject yg seharusnya dipelajari oleh
> para ekonom. Dan yg namanya teori semestinya mencoba menerti tentang
> subject, bukannya subjectnya yg harus mengikuti teori.
>
> Dengan demikian, "subsidi" merupakan salah satu aktifitas ekonomi,
> bukan sesuatu yg menyalahi teori ekonomi ataupun hukum ekonomi. Justru
> para pelaku ekonomi serta ekonomlah yang harus berpikir kerasa untuk
> merumuskan ulang teori-teorinya karena pelaku ekonomipun berubah dan
> berkembang. Subsidi merupakan aktifitas ekonomi yg wajar. Subsidi
> bukanlah sesuatu yg menyalahi aturan apapun. Subsidi merupakan sebuah
> tindakan penyelamatan diri. Subsidi bisa jadi merupakan bagian dari
> "survival".
>
> Dunia akan terus berubah
> Teori harus berkembang
> Kita harus hidup
> Jadi jangan malas    "...masukkan subsidi dalam rumus ekonomi !"
>
> Permasalahan yg timbul akibat tindakan subsidi bisa saja terjadi. Hal
> ini juga akan selalu saja muncul. Penyelewengan, penyelundupan,
> mengambil manfaat dari kekacauan situasi, serta tindakan2 yg merugikan
> selalu saja muncul bahkan ketika ada maupun tidak ada subsidi. Semua
> tindakan penyelewengan, penyelundupan dan penggelapan ini bukan
> masalah ekonomi tapi ini sudah menjadi masalah hukum dan kriminal,
> walopun "root"nya dari diawali sebuah tindakan ekonomi.
>
> Penanganan permasalahan akibat adanya subsidi tentusaja bukan terus
> dengan serta merta mencabut subsidi. Pencabutan subsidi memang bisa
> terasa mengurangi permasalahan tetapi jelas tidak menyelesaikan
> permasalahan ekonomi yg terkait dengan subsidi. Tentusaja harus
> berpikir maju dalam menangani masalah untuk tetap survive.
>
> Jadi jangan malas    "...masukkan subsidi dalam rumus ekonomi !"
>
> Salam,
> RDP
>
> ---------------------------------------------------------------------
> To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
> Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina
> (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
> Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
> Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
> Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
> Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau
> [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
> Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
> ---------------------------------------------------------------------
>
>



---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke