tambah lagi, buy back saham supaya portfolionya bagus terus...

Aku pikir kalau mengandalkan major dan supermajor ya akan susah karena
portfolionya sudah tidak favorable buat indonesia (salah satu mungkin karena
gajahnya juga sudah "nggak" ada..)...

Kemungkinan kita lebih bisa mengandalkan pemain menengah dan kecil yang
tentunya juga punya kendala untuk masuk daerah frontier karena perlu modal
yang besar dan ekpertise tertentu. Tapi mudah-mudahan perusahaan sekelas
Santos dan Medco punya "kenekatan" untuk masuk ke zona itu...... kemungkinan
besar major dan supermajor baru akan masuk kalau sudah ada "bukti" dari
usaha perusahaan kecil-menengah ini.... bisa cara farm in atau bahkan
mencaploknya ha...ha  ha..ha. Nggak fair memang, tapi itulah sistem
kapitalis, yang punya modal bisa ambil resiko sesedikit mungkin.......dengan
keuntungan sebesar-besarnya....:-(

Tapi tentunya perusahaan kecil yang type "makelaran" tidak termasuk yang
bisa diharapkan...


salam,

ikutan BPI juga: Selamat Iedul Fitri 1426 H, mohon maaf lahir dan bathin....

----- Original Message -----
From: "Bambang P. Istadi" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <iagi-net@iagi.or.id>
Sent: Tuesday, November 01, 2005 4:48 AM
Subject: RE: [iagi-net-l] Cadangan Minyak, Statistik dan Strategi


Beberapa kata2 kunci yang dilontarkan Paulus sebenarnya menarik untuk
disimak, yaitu soal ke-"nekat"-an dan "agresif". Untuk kasus Indonesia,
kita sangat bergantung pada investor asing untuk bereksplorasi untuk
menemukan cadangan2 baru, padahal kita tahu jumlah mereka tidak banyak
dan semakin berkurang.  Lihat saja OGJ200 yang me-ranking perusahaan
minyak berbasis di US yang publicly traded, berdasarkan asset, revenue,
net income, stockholder equity, CapEx dll perusahaan2 tersebut.  Laporan
tahunan ini bermula dari OGJ400, lalu menjadi OGJ300 pada tahun 1991.
Ditahun 1996 namanya menjadi OGJ200, sesuai dengan jumlah perusahaan.
Ditahun 2001 listnya berkurang menjadi 197 perusahaan, sedangkan
perusahaan US sebenarnya hanya 154.  Apa yang terjadi?  Banyak diantara
perusahaan minyak tersebut saling merger dan saling akuisisi,... Exxon
dengan Mobil, Conoco dengan Phillips, Total dengan Fina dan Elf, Unocal
dicaplok, Lasmo hilang.  Padahal perusahaan2 sedang dan kecil tersebut
sebelumnya betul2 explorer, eg. Unocal dengan program deep water
Mahakan-nya, sedangkan mungkin saja setelah diambil ChevronTexaco
strateginya beda.  Yang jelas perusahaan2 besar sekarang LEBIH BANYAK
dan LEBIH SENANG MAIN PORTFOLIO dan kurang tertarik dengan frontier
exploration meskipun "size of the prize" bisa besar sekali.  Mereka
lebih tertarik dengan metrics dan berbagai indikator statistik demi
me-maximize share holder value.  Managemen dan komando perusahaan juga
lebih banyak dipegang accountants, laywers, MBA, engineers dll., dan
mungkin sedikit yang dipegang geologist dengan intuisi sebagai
explorationist.

Kalau kita hanya bertumpu pada investor perusahaan2 besar ini,
konsekuensinya yaa yang sudah dipaparkan Paulus, cadangan yang ditemukan
kecil, konsentrasinya pada didaerah mature dengan strategi step out
exploration atau exploration tail dari development program.  Yang
dikejar sudah jelas, naikkan produksi selagi harga minyak tinggi, dan
bisa saja karena mereka berpegang pada statistik yang menunjukkan bahwa
reserve dunia masih cukup untuk 56 tahun lagi, tapi kapasitas produksi
yang kecil. Sehingga program explorasinya kurang "agresif".

Pertanyaannya adalah: bagaimana menyiasati agar ada yang mau melakukan
frontier exploration agar jumlah basin yang sudah berproduksi di
Indonesia bertambah??  IAGI sebenarnya punya kiat2 juga, karena kalau
hanya bertumpu pada memperbaiki fiscal terms, untuk daerah2 frontier
sebenarnya sudah cukup menarik,...

Wass.w.w.
Bambang Istadi,... Sekalian mau minta maaf lahir dan bathin, Selamat
hari Raya Idul Fitri 1426 H.


-----Original Message-----
From: Paulus Tangke Allo [mailto:[EMAIL PROTECTED]

kalau melihat statistical energy review-nya BP,
rasio cadangan terbukti terhadap produksi (proved reserves/production
ratio)
di daerah Asia Pacific selama hampir 25 tahun terakhir (1980-2004)
cenderung menurun.
dari sekitar hampir 20 tahun (pada awal 80-an) kecenderungannya turun
menjadi 14 tahun (tahun 2004).

saya melihatnya,
eksplorasi yg dilakukan selama ini *plus* penemuan2 baru yg ada *plus*
teknologi2 GGRE terbaru ternyata tidak mampu utk menambah cadangan
terbukti secara signifikan. bahkan utk "melawan" laju produksi saja
sudah kewalahan.
padahal asia pacific terdiri dari negara2 (plus perusahaan2 yg berbeda
tingkat ke-"nekat"-annya) yg (mungkin) memiliki iklim investasi,
kebijakan pemerintah yg berbeda2.

bukan bermaksud ingin pesimis,
mungkin ada yg bisa memberikan pencerahan,
apakah ini diakibatkan karena negara2 di asia pacific memang tidak ada
yg "agresif" atau memang karena "isi"-nya sudah menipis atau karena
sebab lainnya?

thanks.

--pta

On 28/10/05, Awang Harun Satyana <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
...(deleted)...
> Maka, cadangan minyak berapa tahun lagi (15-20 tahun) adalah
> terminologi untuk existing fields, itu pun untuk yang proven
reserve-nya yang saat ini sekitar 4.5 BBO, tidak termasuk yang probable
dan possible-nya
> yang bisa menaikkan angka cadangan ke hampir 9.0 BBO. Dan, kita belum
> bicara potensi-potensi 46 basin yang lain, apalagi Paleozoic deposits.
>
> Jadi, seperti kata Pak Andang, kalau mau eksplorasi marilah kita
> melihat dengan optimisme-kreatif, jangan pesimisme-apatis.
Optimisme-kreatif
> dengan perhitungan teknis dan ekonomis yang baik, tepatnya.
>
> salam,
> awang



---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau
[EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
---------------------------------------------------------------------





---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke