Silahken lihat komentar di bawah, maaf kalo salah, maklum saja karena baru
taraf bisa membaca doang (belum ada kesempatan khusus bo), belum banyak
dicoba kayak log analysist laen yang dedicated untuk kerjaan ini. sekali
lagi sori kalo salah.
 Salam
Shofi
 On 11/15/05, Putrohari, Rovicky <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> > -----Original Message-----
> > From: Shofiyuddin [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> >
> > Setahu saya sih masalah grain size. Clay adalah grain size
> > terkecil dan karenanya punya daya absorpsi yang amat sangat
>
> Waddduh Shofi ...
> Ada koreksi yg sangat krusial dari pernyataan anda !.
> ->"GammaRay Log bukanlah mengukur grainsize".
> GammaRay tidak berhubungan lansung dengan Granulometri Juga GammaRay
> bukan menunjukkan reservoir vs non reservoir. Memang ada beberapa
> penelitian /paper/article yg mencoba menghubungkan antara nilai
> gamma-ray dan ukuran butir tetapi saya sarankan utk tidak "njujug"
> kesini.

 ** Setuju banget 105.7%. Gamma raya tidak ada hubungannya dengan ukuran
butir bo!
Gamma ray hanyalah tool yang mengukur sinar gamma yang dipancarkan oleh
formation. Satuan dasarnya adalah CPS (count per second) yang kemudian
dirubah menjadi API setelah di kalibrasi dengan suatu formasi yang sudah
diketahui persis kandungan mineral radioaktif nya (U, Th and K). Untuk alat
alat kuno, satuan GR masih dalam CPS. GS Software (sori, gak bermaksud
promosi) sudah melengkapi diri dengan konversi dari CPS ke API. CPS
merupakan cara pengukuran yang lebih cenderung statistik sehingga anda gak
akan pernah mendapatkan nilai GR yang sama di tempat yang sama dengan
logging speed yang sama.

GammaRay tool mengukur radiasi AKTIF (sinar Gamma) yg "dipancarkan" oleh
> batuan. TIDAK ada hubungan langsung antara grainsize dengan sinar gamma.
> Yang ada hubungan antara batuan dengan besarnya sinargamma adalah
> jenis/unsur yg terkandung dalam batuan yg mengandung radioaktif. Jadi
> sama sekali juga BUKAN ABSORBSI (atau tingkat penyerapan sesuatu) dari
> batuan.

  *Yang sedang aku terangkan adalah semacam alasan yang bisa menerangkan
kenapa tingkat radioaktif di shale lebih tinggi dari sand. That it is all.
Gak ada hubungannya dengan bagaimana cara GR tool itu sendiri mengukur gamma
ray (sudah diterangkan diatas). Satu hal lagi juga, pada batuan berbutir
halus, ada kecendurungan bahan bahan organik lebih mudah terakumulasi dan
berasosiasi dengan mineral mineral radioaktif.

GammaRay tool, merupakan sebuah alat pengukur radiasi aktif. Dulu waktu
> SMA tentunya pernah mendengan Geiger Muller Counter kan ? Yang bunyinya
> "krotuk-krotuk". Nah Gamma-Ray Tool dalam wireline logging sebenarnya
> juga alat yg sama. Jadi sifat pengukurannya PASIF ! Pada alat pengukur
> GammaRay utk well log diberi kekuatan tambahan supaya dapat digunakan
> dalam kondisi temperatur dan tekanan tinggi (didalam lubang bor), serta
> pengukuran lebih teliti. Pengukurannya dengan satuan API.

  * Lihat catatan diatas. API hanyalah konversi dari pengukuran statistik
oleh tool dari unit CPS.
Kalo mau lebih bagus hasilnya ya pakai NGT, kali kali ada tambahan
akselerasi emisi dari source yang digunakan untuk mengukur density log.

Didalam batuan tentunya terdapat mineral radioaktif dan non radioaktif.
> Nah GammaRay Log ini hanya akan mengukur jumlah dari sinar gamma yg
> dipancarkan oleh mineral radioaktifnya. Mineral-mineral yg mengandung
> radioaktif seringkali bukan mineral yg stabil (tidak tahan terhadap
> pelapukan) antara lain pada mineral feldspar. Dengan demikian batuan yg
> banyak mengandung fledspar akan memiliki nilai GammaRay yg cukup tinggi.
> Walaupun ukuran butirnya sebesar pasir, namun seandainya mineral
> feldsparnya berlimpah, maka harga GammaRay juga akan cukup tinggi.
> Batuan beku yg banyak mengandung feldspar akan memiliki GammaRay cukup
> tinggi pula (misal granitic).

  * Setuju, kemungkinan bisa saja sand mempunyai GR tinggi kalo mengandung
feldspar (kaya K), Mica (Kaya K) dan material volkanik (kaya K juga) dan
juga kalo mengandung uranium yang sering berasosiasi dengan exposure di zona
unconformity.
Granit pasti punya GR yang tinggi karena mengadung ortoklas yang kaya banget
unsur K nya. Batuan batuan basaltik akan punya GR yang rendah karena lack of
K. Oh ya, satu lagi, pada bagian bagian top limestone yang merupakan zona
diagenetik intensif pembentukan secondary porosity seringkali berhubungan
dengan akumulasi uranium, juga sering berasosiasi dengan zona dolomitiasi
yang memperkaya secondary porosity. Jadi harus hati hati juga menarik batas
reservoirnya.

 Mengapa pada shale nilai GammaRay cukup tinggi ?
> Shale (untuk mempermudah dalam hal ini aku masukkan saja termasuk clay)
> merupakan jenis batuan sedimen yg merupakan juga hasil proses pelapukan,
> transportasi dan deposisi. Dan kerna clay ukuran butirnya halus (sangat
> halus) sering dimasukkan dalam kategori mineral (mineral lempung). Nah
> karena mineral-mineral "unstable" yg mengandung radioaktif ini mudah
> lapuk, tentusaja hasil proses pelapukannya (berukuran lebih halus) dan
> akhirnya menyusun batuan halus (shale/clay/lempung) memiliki nilai
> GammaRay relatif lebih besar. Sedangkan batuan yg lebih banyak
> mengandung mineral yg cukup stabil terhadap proses pelapukan dan abrasi
> (didominasi kwarsa) akan kecil nilai GammaRaynya dan berukuran lebih
> kasar.
> Dengan demikian kita akan mendapatkan lempung dengan nilai gammaray
> tingi, dan pasir (yg didominasi kwarsa) memiliki gamma-ray rendah.

  * Saya baru denger nih yang kayak ginian, maklum bacaan terbatas. Cuma
belum bisa ngebayangin gimana dengan shale yang gak pernah terexpose tapi
punya GR yang tinggi? Ingat salah satu cara penarikan maximum flooding
surface dari log adalah yang tertinggi nilai GR nya. Shale ini sering
diasosiasikan dengan MFS atawa dengan kadungan organik yang tinggi dan
mungkin saja tidak pernah terexpose.

Bagaimna dengan mineral lempung sebagai matrik dalam batupasir ?
> Nah disini terjadi percampuran antara mineral radioaktif dan non
> radioaktif. Sehingga nilai gamma-ray sama sekali TIDAK menunjukkan
> ukuran butir. Nilai gammaray yg terekam ini akan menunjukkan harga
> campuran. Disinilah yg harus berhati2 !. "Dirt sand" (pasir yg kotor
> oleh clay) bisa saja berukuran butir yg lebih kasar ketimbang "clean
> sand". Namun harga GammaRay Dirt sand tidak harus lebih rendah dari
> cleand sand yg berukuran lebih halus.

  * Coba kalau anda punya NGT log, pakai element Thorium saja untuk
menderive shale contain dari batuan yang kotor ini. Again, menurut orang
pinter, Thorium is the best tool derive shale volume. Gak percaya, ya
silahken aja .. he he ...

Bagaimana dengan GammaRay Conglomerate dan pasir ?
> Nah disilah nanti akan terlihat bahwa gamma ray bukanlah alat ukur
> ukuran butir. Bagi rekan-rekan yg memiliki core data (inti bor),
> tentunya dapat secara langsung melihat bagaimana pebedaan nilai
> gammaraynya. Menurut pengalaman saya, batupasir (clean sand) dan
> conglomerate tidak dapat dibedakan dengan melihat nilai API dari
> GammaRay Log). Batupasir sedang (medium sand) memiliki nilai nilai
> Gamma-Ray terendah, lebih rendah

  *Setuju lagi, kalo sama sama clean antara pasir dan kgl, ya mungkin sama
saja.
Okeh, dah dulu, mo lanjut ngurusin budak budak baru, limpahan bos besar -
salam shofi

Wis ah ... Dah kepanjangan.
> Kerja lagi sik.
>
> RDP
>
>
>

Kirim email ke