Pak Ade Kadarusman,
Terima kasih atas pencerahannya. Mang Okim menih bangga pisan kalau ada
rekan yang sudah menginternasional, apalagi diberi kepercayaan ngajar
tingkat PhD.....di Jerman lagi ! Bener-bener membanggakan. Semoga saja
masalah intan dan precious stones lainnya di Indonesia tidak dilupakan ya
agar kita suatu hari bisa nemukan yang benar-benar bonanzanya batumulia
Indonesia. Pernahkah berkunjung ke Iedar Oberstein ? Ada satu dua penggemar
batumulia di Indonesia yang pernah ambil training gemmology di sana. Mang
Okim ada juga teman, seorang PhD dan Graduate Gemmologist, yang bersama mang
Okim nulis tentang Opal Banten, Hans Christophe Einfalt ( anggota Deutchen
Gemmologischen Gesellschaft ).
Mengenai jadeite jade, sangat menarik kalau memang pernah ditemukan di
Karang Sambung . Nanti mang Okim mohon bantuan rekan-rekan IAGI untuk
nemukan tulisan Miyazaki ( Island Arc 1998 ). Semoga ada di perpustakaan ITB
dan dapat menjadi perhatian Pak Yatno atau Pak Andri untuk dikembangkan (
kalau udah dapat, mang Okim kabarin ya ). Atau, apa Pak Munasri / Mang Aci
di KARSAM tak ingin menulisnya seperti halnya Pak Chusni Ansori yang nulis
tentang Java Jade ? Bisa nggak dapet secuwil serpihannya ?
Sekian dulu ya Pak Ade kadarusman, terima kasih atas pencerahannya, Salam
batumulia, mang Okim
----- Original Message -----
From: "ade kadarusman" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <iagi-net@iagi.or.id>
Cc: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Tuesday, November 15, 2005 7:59 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] SEPUTAR BATU GIOK
Pak Miko,
Apa kabar masih ingat dengan saya?, terakhir ketemu ketika Pak Miko
menghadiri
presentasi saya di Jurusan Geologi ITB tahun 2003 tentang konsep baru
pembentukan Intan di kuliahnya Mas Andri Subandrio.
Masih ingat juga ketika tahun 90-91?, saya sempat ikut ekskursinya Pak
Miko di
Bungbulang Garut dgn mahasiswa Geologi ITB pada saat itu, pertama kali
saya
belajar gemstone dari Pak Miko sambil keluar masuk gua.
Oh..ya akhir tahun lalu saya sempat ke Bungbulang lagi, memang potensinya
masih besar, saya lihat ada gemstone dgn panjang 6 meter diameter 50 cm
yang
masih tertanam di gua, sudah ditawar oleh pengusaha Jakarta 80 juta
rupiah.
Saya tidak tahu persis berapa konsentrasi gemstone yg berkualitas dalam
batuan
tsb.
Saya sendiri hampir 15 tahun menggeluti ilmu batuan metamorf memang belum
melirik kearah potensi ekonominya, masih berkutat ke scientific interest,
terutama basement geology/tectonic. Salah satu potensi ekonomi batuan
metamorf
memang gemstone, seperti yg digeluti oleh Pak Miko.
Saya hanya ingin share pengetahuan saja dengan anggota IAGI milis lainnya,
saya hanya menambahkan apa yang sudah dikatakan Pak Miko. Jade adalah nama
gemstone dari mineral Jadeite.
Mineral Jadeite (berkomposisi 100% NaAlSi2O6) adalah salah satu mineral
dari
kelompok piroksen [(M1)(M2)(Si,Al)2O6] dgn M1 dan M2 komponen dari Na,Ca,
Mg,Fe, Al, Li, Cr.
Jadeite banyak ditemukan dalam batuan metamorf tekanan tinggi dan sangat
tinggi, biasanya merupakan hasil "breakdown" dari mineral albite (
Albite=jadeite+quartz). Tingginya kualitas suatu jadeite jade berhubungan
dengan prosentasi kandungan jadeite komponen dalam jadeite jade tsb, yang
tentu saja berhubungan dengan warna. Mineral piroksen yang lain seperti
ompachite (ompasit) mengandung komponen jadeite antara 40-60%, ompasit ini
mineral pembentuk eklogit. Jadi bisa ompasit ini dikatakan jade
berkualitas
rendah
Di Uni Stuttgart saya memang mengajar pengetahuan "rock-forming mineral"
atau
mineral2 pembentuk batuan beku dan metamorf untuk dua mahasiswa PhD dari
China
dan Burma/Myanmar. PhD student dari Myanmar mengambil penelitain Burmase
Jadeite atau dikenal dipasaran mungkin sebagai Siamese Jade. Komponen
jadeite
dalam jade giok tersebut mencapai 90-95%, suatu kualitas jade yang
tinggi.
Jadeite ditemukan di Burma umumnya sebagai vein atau lapisan tipis di
Marble
di Zona Suture.
Sebenarnya Pure Jadeite pernah dilaporkan ditemukan di Karangsambung
menurut
laporan Miyazaki et al (Island Arc, 1998) yang dikenal sebagai
Jadeite-quartz-
glaucophane rock yang memiliki kandungan mineral jadeite berkompenon
85-95%
jadeite dan sisanya acmite dan diopside. Sayang batuan tsb sudah tidak ada
lagi di sekitar Lok-Ulo, tetapi mungkin beberapa pecahannya sudah disimpan
oleh Bos Karangsambung (Pak Munasri/Bang Aci) untuk koleksi museum. Salut
dengan Bang Aci dengan effort-nya untuk menyelamatkan keanekaragaman
batuan di
Karsam dari tangan-tangan yang tidak bertanggungjawab.
salam
ade kadarusman
Institut fuer Mineralogie und Kristallchemie,
Universitaet Stuttgart, Azenbergstr. 18 D-70174, Stuttgart, Germany
---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]),
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
---------------------------------------------------------------------