> Ndang Saya dengar PLTP Bedugul tetap belum dapat operasional karena alasan alasan yang Anda sebutkan diatas. Apa benar ?
Saya kira alasan alasan tradisi/ sosial budaya , sepanjang itu masih dapat di"kompromikan" , mungkin lebih mudah diselesaikan dibandingkan dengan trend saat in bahwa "penduduk setempat" atau dalam bahasa HAM itu "indigeneous people" harus mendapatkan manfaat yang paling besar. Apa yang terjadi saat ini dalam dunia pertambangan merupakan pil pahit bagi seluruh bangsa, karena setiap pihak yang "merasa berhak" akan menggunakan segala macam cara agar tujuannya tercapai. Ini tidak hanya berlaku pada masyarakat adat , tetapi juga dilakukan oleh Pemerintah Daerah yang "syah". Ingat bagaimana Pemda`Kabupaten Garut (lembur si Nini) menyita peralatan Amoseas, PemDa Kabupaten Bojonegoro memblok jalan kelokasi pemboran Pertamina. Benar benar negara BBM (benar benar mabok), semoga ajakan ADB untuk memberikan penyadaran intelektual dapat dilaksanakan, tetapi melihat kejadian disekeliling kita , saya koq pesimis dapat dilaksanakan dalam waktu singkat. Wallohualam. Si- Abah _________________________________________________________________________ Yang lebih unik lagi Geothermal E&P di Indonesia juga tak lepas daripi > masalah > lingkungan yang dalam hal ini lebih ke "Lingkungan Sosial" seperti halnya > dengan kasus rencana PLTG Bedugul. Aspek budaya - tradisi masyarakat > setempat yang mendasarkan ritual rohaninya pada keberlangsungan kesakralan > gunung, air danau dan mata-mata air disana membuat sebagian masyarakat > kuatir bahwa proyek tersebut akan membuat air danau / mata-air akan > kering. > Oleh karena itu dibutuhkan penyadaran intelktual ke masyarakat tentang > bagaimana hubungan antara keterdapatan "cadangan" panas bumi dengan posisi > danau, mata-air dan topografi gunung secara keseluruhan. Saat ini KLH > sedang > melakukan kegiatan yang mengarah pada pemelajaran hidrologi / hidrogeologi > daerah Bedugul dengan tujuan mendapatkan faktor jaminan bahwa adanya PLTG > Bedugul tidak akan merusak tata hidrologi yang berkaitan dengan danau dan > mata-air di sana, termasuk kemungkinan pencemarannya. Walaupun nantinya > hasil studi tersebut menyatakan bahwa PLTG tersebut aman-aman saja bagi > danau dan mata-mata air disana, tetap saja dibutuhkan teknik-teknik > sosialisasi dan persuasi yang unik untuk menceritakan legitimasi saintifik > tersebut ke masyarakat. Apakah kita - para ahli kebumian - siap > melakukannya? > > Salam > > Andang Bachtiar > Nara Sumber Teknis KLH u/Amdal Pertambangan & Migas > > > > ----- Original Message ----- > From: "Rovicky Dwi Putrohari" <[EMAIL PROTECTED]> > To: <iagi-net@iagi.or.id> > Sent: Wednesday, February 22, 2006 11:25 AM > Subject: Re: [iagi-net-l] Has World Oil/ GEOTHERMAL > > > Ada hal yg cukup unik di dalam ekspolrasi geothermal ini. Seingatku > dulu wektu sekolah tidak ada istilah "reserves" atau cadangan didalam > geothermal, yang ada adalah "capacity and quality of the steam" cmiiw. > Cadangannya boleh dibilang tidak akan habis selamanya. Yang membatasi > justru fasilitas produksi steam (usia sumur pipa dll) serta usia dari > pembangkit listrik. > Dan setelah diketemukan dan diketahui, "steam" ini TIDAK BISA DIJUAL > dalam bentuk aslinya. Artinya harus di"konversi"kan dahulu menjadi > energi lain, salah satunya yg technologically proven adalah energi > listrik. > > "Capacity and quality" ini yg akan menentukan jenis pembangkitan > listrik. Misalnya berapa kadar airnya, berapa suhunya, berapa > tekanannya, dan kadar kandungan gas ikutannya. Sehingga sepertinya > akan sulit mencari atau memisahkan upstream dan downstream dari > geothermal ini. Karena semua kegiatan eksplorasi menjadi proyek "paket > borongan" dari hulu ke hilir. > > Pembangkitan listriknya sebenernya mirip dengan pembangkitan listrik > dengan steam yg dihasilkan oleh ketel uap (boiler) dengan bahan bakar > minyak ataupun batubara, atau gas (tentunya yang bukan geenrator > diesel). Hanya saja boilernya sudah dibuatkan oleh TUHAN dengan > efisiensi sangat optimum..... loh rak enak ta ! > > Nah dari sisi fisika tentunya kita tahu bahwa efisiensi pembangkitan > dengan boiler ada energi yg hilang ketika konversi dari energui kimia > ke energi steam (panas dan tekanan), namun di geothermal ini boilernya > tinggal masang pipa (pakai sumur tentunya :). > > Dengan demikian keekonomian dari geothermal akan terletak dan sangat > tergantung dari harga jual listriknya, serta ongkos produksi. Mungkin > saja sih kalau PLN mau membeli "steam" setelah diproses sesuai dengan > karakterisktik generator. Namun jelas tidak (belum) ada pembeli (user) > lain yg menginginkan panasnya geothermal. > > Jadi kontrak geothermal ini pelik dan rumit seperti yg ditulis Mas > Ismail. Saya barusan di"bruk"i aturan-aturan pemerintah dari beliau > saja belum sempet baca. Lah banyak juga aturan-aturan dalam geothermal > dan energi ini. > Bagi rekan-rekan yg tertarik dengan energi silahkan bergabung dengan > saya di milist [EMAIL PROTECTED] kita bisa berbagi sisi > energi dari supplynya (natural resourcesnya). tulis saja imil > ditujukan ke [EMAIL PROTECTED] > > salam. > > rdp > > On 2/22/06, hendri silaen <[EMAIL PROTECTED]> wrote: >> halo, >> >> Pak, benarkah pemerintah masih menentukan tarif jual-beli listrik-nya >> sebelum eksplorasi berlangsung (pre exploration price)? Apakah >> eksplorasi >> geotermal semahal hidrokarbon dan ketidakpastiannya tinggi? thanks ya... >> >> salam >> hs >> >> On 2/21/06, [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]> wrote: >> > >> > > >> > Pak Is, >> > >> > Memang kalau melihat kenyataan ini ,kita ini memang benar benar >> > negara BBM (Benar Benar Mabok). >> > Disamping segala restribusi dari daerah (RT/RW/Desa / Kabupaten dsb) >> > , >> > yang istilah kerennya "community development" , masih ada hal lain >> > yaitu "sok kuasa". >> > Apa tidak "mabok" , kalau Pemda sampai bisa membblokir peralatan >> agar >> > tidak sampai kelokasi , karena tuntutan-nya belum sekali lagi >> "belum" >> > diluluskan. >> > Ini terjadi al. di Garut untuk operasi geothermal Amoseas, apa bukan >> > hukum rimba ini namanya !!!! >> > >> > >> > Si - Abah. >> > >> > _______________________________________________________________________ >> > >> > Kalau kita bicara energi alternatif ( diluar Migas dan Batubara ) >> > Rasanya >> > > yang paling Deket dengan dunia Geologi adalah Geothermal. mengingat >> > untuk >> > > mendapatkan komoditi ini , tahapan/proses yang harus dilakukan mirip >> > > dg >> > di >> > > Migas ( eksplorasi , eksplotasi/pengeboran sumur sumur ). bedanya >> > > untuk >> > > jadi >> > > duit , komoditi ini setelah ditemukan tdk laku dijual , sebelum >> > > dikonversikan menjadi bentuk lain ( energi listrik) , jadi >> takarannya >> > > bukannya Volume/Berat tapi satuan energi ( Kwh). Kalau Migas kan >> > langsung >> > > ketemu langsung laku,Karena geothermal ini hanya laku di dalam >> negeri >> > > ( >> > > tdk >> > > ngikuti pasar interntiaonal) maka harga komoditi ini seperti >> harganya >> > > beras, >> > > antara daerah yang satu dg yg lain berbeda beda ( harga di jakarta >> > > akan >> > > lain >> > > dg di Pakanbaru ), karena masing masing daerah menggunakan formula >> yg >> > > berbeda beda. >> > > Contoh , untuk Geothermal di Kamojang ( Pertamina ) menggunakan >> rumus >> > > harga >> > > per Kwhnya : 0,80 x harga eceran minyak bakar x faktor konversi >> minyak >> > ke >> > > listrik ( 0.28) atau dg harga minyak bakar kira kira Rp.3000,-/ l >> maka >> > > harga >> > > uap panasbumi di Kamojang saat ini = Rp.672,- atau 7,2 c$/Kwh ( 1 $ >> = >> > > 9300 ), Tidak Jauh dari Kamojang ini ada Geothernal Darajat yang >> > > dioperatori >> > > oleh Amoseas/Chevron , dia menjualnya dg Formula harga yang berbeda >> , >> > > tidak >> > > mengaitkan dg harga minyak bakar (MFO) seperti di mPertamina tadi, >> > > tapi >> > > mengaitkannya dengan Base Resource Price, Generating, Monitery >> > > Exchange >> > > Rate >> > > Factor dan Inflation Indek ( perhitungannya libih rumit lagi ) dan >> > > harganya >> > > dg Dollar ( bukan rupiah lagi )dan hasilnya( harganya) akan berbeda, >> > > meskipun dalam "satu Cekungan", dg Kamojang ,ini baru dari sisi Feul >> > > costnya >> > > , padahal untuk menjadi listrik harus ada "mesin pengubahnya" , >> > > makanya >> > > dari >> > > struktur harganya ( production costnya ) masih ada komponen >> > modal/capital >> > > cost dan operasi& pemeliharaan ( O&M cost nya), itulah prinsip >> > > sederhana >> > > perhitungan harga Geothermal. >> > > Disisi regulasipun yo Jlimet karena dipayungi oleh dua UU ( UU >> > > panasbumi >> > > dan >> > > UU listrik) , belum lagi sana sini kena "palak" , ada , haraga awal >> / >> > > daerah >> > > ,iuran eksplorasi, ada bonus, ada restribusi daerah,ada pajak, dan >> > > pungutan >> > > pungutan lain, ini semua akan menjadikan struktur harga yang >> "tinggi". >> > > Dari segi Performance Pembangkit, ternyata Geothermal ini , adalah >> > > satu >> > > satunya Pembangkit yang Kualitas maupun kuantitas suplai energi >> > primernya >> > > tetap/konstan,sehingga dapat menghasilkan daya mampu maksimal >> > > sepanjang >> > > masa >> > > ( contoh Kamojang sudah 25 thn lebih ), Tolok ukur utama ( spek) >> dari >> > > Geothermal ini ada di parameter Tekanan dan Temperatur , disaamping >> > > TDS, >> > > silika dan NCG , dari data dari lapangan lapangan Geothermal yang >> ada >> > > ( >> > > mulai Kamojang , Salak . Darajat sampai Lahendong) Parameter >> parameter >> > tsb >> > > Tetap sepanjang masa ( T dan P konstan) sehingga mesin dapat >> berfunsi >> > dg >> > > baik , (padahal kalau Air sangat dipengaruhi oleh cuaca dan daerah >> > aliran >> > > sungai ) Jadi dari segi Teknis dan Potensi si Geothermal ini tdk >> jadi >> > > masalah .Kalau pembangkit lain ( batubara,BBM ) Boilernya buatan >> > > manusia >> > , >> > > maka kalau panasbumi ini Boilernya ada didalam tanah, sehingga tdk >> > > perlu >> > > tender tender pengadaan, dsb...... jadinya yang dihasilkan dari >> Boiler >> > > ( >> > > P&T) stabil . >> > > Kenapa tidak berkembang , bukannya tidak ada Duit nya, tapi yg punya >> > duit >> > > tidak mau bekerja/invest , karena prosedur susah dan produksinya >> mahal >> > > jualnya "murah". Kesusahan ini bisa di minimalkan kalau ( salah >> > satunya) >> > > dg >> > > mereduksi di aturan mainnya. Selama ini tdk dilakukan ya , hanya >> jadi >> > > wacana >> > > saja , bahwa energi alternatif perlu dikembangkan.( Jadi Geothermal >> > > ini >> > ya >> > > Tetuko juga , sing tuku ora teko,sing teko ora tuku ) >> > > >> > > Ism >> > > >> >> > > --------------------------------------------------------------------- > To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id > To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id > IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ > IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi > Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina > (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id > Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) > Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) > Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) > Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau > [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) > Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) > --------------------------------------------------------------------- > > --------------------------------------------------------------------- To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) ---------------------------------------------------------------------