> > Rekans
Apa yang dituduhkan oleh Amien Rais mengenai penyogokan dsb, merupakan tuduhan yang apabila terbukti akan merupakan suatu skandal dalam kehi- dupan bernegara umumnya dan industri ekstraksi sumber daya alam pada khususnya. Saya tidak ahli dalam Kontrak Karya pertambangan , kalau ada yang dapat memberikan informasi agak mendetil mengenai kontrak karya yang berlaku saat ini akan sangat membantu agar kita dapat mencermati kasus Freeport ini dengan lebih objektif. Si - Abah. ********************** > Your mail has been scanned by InterScan. > ***********-*********** > > > *********************** > Your mail has been scanned by InterScan. > ***********-*********** > > > > Selingan untuk weekend > > Isi diluar tanggung jawab kami, bagaimana rekan-rekan di Timika akan > sebuah informasi ini ? > > > > Amien Rais "Bongkar Kejahatan Freeport" > > Tak ada yang berubah dari sosok Amien Rais. > Penampilannya yang sederhana, dan keberaniannya dalam mengeritik > penguasa, masih tetap melekat pada tokoh reformasi ini. Urusan > mengeritik penguasa, Amien tak main-main. Belakangan, lelaki kelahiran > Surakarta, 26 April 1944 ini, kembali melakukan gebrakan. Isu lawas > soal > korupsi, perusakan lingkungan dan penjarahan besar-besaran yang > dilakukan PT Freeport, sebuah perusahaan pertambangan asing, kembali ia > gulirkan. > > Dulu pada tahun 90-an, kritiknya soal Freeport menyebabkan ia > 'ditendang' dari Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) oleh > Suharto. Mengangkat isu ini menurut Amien, ibarat membentur tembok > tebal. > > Banyak pihak yang terlibat, terutama para pejabat bangsa ini dan > kepentingan asing. Kepada wartawan SABILI Artawijaya dan Rivai Hutapea, > mantan Ketua MPR-RI ini bicara blak-blakan soal Freeport. Berikut > wawancara lengkapnya yang berlangsung di pendopo dekat rumahnya di > Condong Catur, Yogyakarta, pada Selasa (31/01). > > > > Apa yang melatarbelakangi Anda kembali berteriak lantang soal > Freeport? > > Jadi pada awal reformasi saya betul-betul tidak bisa menerima sebagai > anak bangsa, sebagai umat, melihat kelakuan investor asing yang > mengeksploitasi kekayaan alam kita lewat industri pertambangan secara > sangat ugal-ugalan, sangat tidak masuk akal. Malah waktu itu saya > berhasil menguak pertambangan Busang, yang mestinya akan dibuka di > Kalimantan, kemudian andaikata penipuan Busang itu menjadi kenyataan, > maka mereka bisa menjual saham di New York dengan harga yang aduhai. > Sementara sesungguhnya Busang itu pepesan kosong belaka. Kemudian > setelah saya dengan izin Allah, berhasil membongkar kebohongan Busang > itu, saya mengarahkan bidikan saya ke kejahatan yang dilakukan oleh PT > Freeport McMoran disekitar Timika. Saya mendasarkan kritik saya bukan > hanya kata si Fulan dan si Fulanah, atau berdasarkan qaala wa qiila, > tetapi saya memang datang sendiri ke pertambangan Freeport itu. Bahkan > saya sempat menginap disana dan saya relatif sudah menjelajahi selama > setengah hari keadaan pertambangan itu. Sebagai seorang anak bangsa > saya > betul-betul tidak bisa menerima bahwa ada wilayah kita yang diacak-acak > oleh perusahaan Amerika secara sangat menghina, karena sebuah gunung > sudah lenyap menjadi danau yang sangat jelek. Kemudian entah berapa > luasnya tanah sekitar pertambangan sudah rusak total. Saya juga melihat > dengan mata kepala ada pipa besar yang dipasang dari pusat pertambangan > di Grasberg disekitar Tembaga Pura itu turun kebawah sepanjang seratus > kilometer sampai ke tepi laut Arafura. Kemudian ternyata pipa itu untuk > menggotong concentrate atau biji tambang emas, perak dan tembaga yang > kita tidak pernah tahu volume atau jumlahnya. Apalagi saya diberi tahu > bahwa jelas kali Freeport itu menggelapkan pembayaran pajaknya. Begitu > saya mengungkpa kenyataan ini sebagai sebuah kenyataan yang > bertentangan > dengan UUD 45, maka dua minggu kemudian (tahun 1993, red) saya > ditendang > dari ICMI oleh pak Harto. Setelah itu nampaknya Freeport sebentar > melakukan konsolidasi, tidak begitu mencolok mata, bahkan lantas satu > persen dari keuntungannya, katanya diberikan kepada masyarakat sekitar. > Tapi yang dikerjakan Freepor makin gila, yaitu ada pelipatan wilayah > yang dieksploitasi dengan izin pemerintah. Kemudian juga jumlah biji > tambang yang diangkut ke luar lebih banyak lagi. > > Selama saya jadi Ketua MPR hal ini tidak pernah saya pantau. Saya > pernah dibujuk oleh James Moffett pada musim panas tahun 1997 waktu saya > ada > di Washington. > > Dia terbang ke New Orleans, dan mengiming-imingi saya. > Kata dia, kalau mau saya akan diantar naik helikopter untuk tour ke > daerah pertambangan Freeport, dan saya akan diberi keterangan bahwa > Freeport tidak merusak ekologi atau lingkungan kita. Kemudian pada saat > bersamaan saya di New York ketemu dengan Henry Kissinger. Ternyata dia > salah satu Komisaris, dan dia dengan diplomasinya mengatakan, "Kalau > Anda melihat penyelewengan hukum, maka beri tahu saya. Saya akan > mengambil langkah koreksi." Tetapi semua itu tentu saja hanya > sandiwara, karena yang terjadi penjarahan Freeport makin gila menjarah > kekayaan > kita. Karena itu dengan bismillah, nawaitu yang ikhlas, bukan niat > oposisi pada pemerintah, mari kita bersama-sama membongkar kejahatan di > Freeport ini. > > > > Telah terjadi korupsi yang maha dahsyat di dunia pertambangan? > > Korupsi itu diartikan sebagai tindakan yang merugikan negara lewat > penyalahgunaan kekuasaan atau wewenang. Jadi korupsi yang dimengerti > oleh KPK dan kita semua sudah betul, yaitu penyalahgunaan wewenang > untuk kepentingan pribadi dan merugikan negara. Yang terjadi di Freeport > itu > memenuhi kriteria itu secara sangat telak. Negara dirugikan dalam > jumlah ratusan atau saya yakin ribuan triliun sejak akhir tahun 60-an. > Anda > bayangkan, sebuah gunung lenyap, kemudian sudah dihitung bahwa volume > ampas pertambangan, tailing, tanah, batu kerikil yang terbuang itu sama > dengan dua kali kerukan terusan Panama, sekitar 6 miliar ton. Ini > sebuah penghinaan nasional. Saya yakin sekali, kalau Freeport sebagai > perusahaan pertambangan babon bisa kita benahi, maka yang kecil-kecil > seperti Newmont Minahasa, Newmont NTB, perusahaan Gas Tangguh, dan > lain-lain akan lebih bisa diperbaiki karena si babon itu telah lebih > dahulu dibenahi. Kalo yang babon ini tetap dibiarkan mengacak-acak > kekayaan alam kita, bahkan melakukan penghinaan nasional, maka saya > khawatir orang asing akan mencibir kita bahwa pemerintah kita masih > seperti dulu, masih bermental inlander, tidak berani mengangkat kepala > terhadap asing. Ini tentu meyedihkan sekali. Jadi korupsi maha dahsyat > ini harus kita lawan. > > > > Korupsi dahsyat ini tertutup dengan gencarnya pemerintah mengusut > korupsi kelas ecek-ecek? > > Jadi ramenya pemerintah memberantas korupsi kecil-kecil, yang ratusan > juta, yang puluhan juta, sesungguhnya untuk menyembunyikan yang > besar-besar. > > Jadi rakyat kita ini dibodohi oleh pemerintah kita sendiri. Dan memang > rakyat kita sudah terkecoh, seolah-olah pemerintah sudah hebat dalam > memberantas korupsi. Setelah 15 bulan berkuasa, menurut Political and > Economic Risk Consultancy (PERC) lagi-lagi kita tetap nomor satu dalam > korupsi di kawasan Asia ini. > > Artinya, korupsi sejati masih tetap berlangsung. > Sekarang yang dikejar-kejar hanya korupsi kecil-kecilan, sehingga media > massa juga terkecoh, seolah-olah telah terjadi penanganan korupsi > secara massif dan sungguh-sungguh. Padahal yang terjadi kucing-kucingan. > > > > > Anda pernah mengatakan korupsi di Freeport ini G to G (Goverment to > Goverment). Bisa dijelaskan? > > Memang ada pembiaran dari pemerintah kita terhadap bisnis yang juga > melibatkan pemerintah asing, yang jelas-jelas merusak. Seperti > diungkapkan oleh The New York Times, kemudian dimuat secara utuh di The > International Herald Tribun tanggal 28-29 Desember 2005. Memang yang > mengamankan penjarahan kekayaan bangsa itu adalah aparat keamanan dan > pertahanan kita. > > Saya tidak mau menyebut nama, tetapi hitam diatas putih dikatakan ada > seorang mayor jenderal yang mendapatkan 150.000 US dollar dan ada > seorang perwira tinggi kepolisian dapat sekian ratus ribu dollar. > > Kemudian ada kolonel, mayor, kapten dan prajurit lain dapat amplop dari > Freeport untuk mengamankan supaya orang tidak bisa masuk dan mengetahui > hakikat kejahatan Freeport itu. Malah ada bukti otentik, sejak tahun > 1996 sampai tahun 2004, Freeport mengeluarkan biaya pengamanan 20 juta > US dollar yang dibagi ke lembaga. Ini dibayarkan kepada aparat keamanan > kita untuk melindungi Freeport yang zalim itu untuk mengeruk kekayaan > kita. > > Ini yang saya heran kenapa kok dibiarkan. > > Pemerintah terkesan tunduk pada kepentingan asing? > > Ya, memang ada kepentingan asing yang sangat menghina di Freeport ini. > Ada dua jenis negara berkembang dalam menghadapi korporatokrasi yang > cenderung maling atau klepto. Saya setuju dengan Jhon Perkins bahwa > korporatokrasi itu ada tiga pilar, > > yaitu: Big coorporation, Goverment dan International Bank. Tiga elemen > ini berpacu untuk melakukan pengurasan kekayaan dunia ketiga. Nah, > disini ada negeri-negeri yang berani mengangkat kepala dan berani > mengatakan No! Terhadap korporatokrasi itu, seperti Thailand, India, > RRC, Malaysia. Kita termasuk negeri yang walaupun tidak mengatakan Yes! > Tapi tidak pernah mengatakan No! Sehingga begitu enaknya pihak asing > menjamah kekayaan negeri kita. Saya pernah ceramah di Melbourne, saya > bertanya kepada perusahaan penambangan Australia, apakah salah saya > sebagai orang Indonesia itu mematok bahwa dalam kontrak karya itu > royalti yang kita terima itu bukan 15 persen, tapi 50 persen. > > Mereka mengatakan tidak ada yang salah dengan pendapat itu karena semau > tergantung dengan perjanjian. Tapi mengapa kita diam saja diberi 15 > persen, itupun saya yakin sekali pembukuannya sudah tidak betul, karena > kita tidak tahu apa yang terjadi disana. > > > > Apakah SDM kita sudah mampu mengelola pertambangan, jika kita harus > lepas dari Freeport? > > Ada wartawan yang mengatakan, pak Amien, bukankah kita sudah > diuntungkan, karena mereka punya keahlian, mereka bawa mesin, mereka > bawa uang, kemudian kekayaan kita dikeruk, kita dapat 15 persen, ini > kan sudah lumayan. Saya katakan, kalau begitu apa bedanya dengan zaman > penjajahan. Penjajah itu datang bawa mesin, bawa keahlian, bawa modal, > kemudian kekayaan kita digotong, yang disisakan hanya untuk > pantes-pantesan saja. > > Sekarang kita sudah 60 tahun merdeka, sehingga Insya Allah sudah punya > keahlian. Banyak lulusan dari ITB, UGM dan lain-lain yang mengatakan > bahwa Freeport itu adalah pertambangan terbuka, tidak usah menggali > perut bumi, tetapi hanya memecah batu-batuan, lantas digerus dijadikan > biji tambang, kemudian jadi concentrate, kemudian menjadi batangan > emas. Ini sangat mudah. Kata mereka, otak Indonesia itu lebih mampu, > mengapa > diberikan kepada Freeport. > > > > Pemerintah kita tidak pernah mempersoalkan aspek pelanggaran yang > dilakukan oleh Freeport, terutama soal dampak lingkungan? > > > > Saya kembali pada teori hukum yang elementer. Dalam dunia moral dan > hukum itu ada dua macam dosa dan kejahatan: Pertama, sin of crime of > commission (Melakukan perbuatan > dosa atau jahat). Kedua, sin of crime of ommision (Dosa membiarkan > kejahatan). Jadi kalau pemerintah kita di depan matanya berlangsung > kejahatan yang dilakukan oleh pihak asing, tetapi diam saja, malah > memberikan peluang untuk berlangsungnya kejahatan itu, maka pemerintah > kita telah melakukan kejahatan atau dosa membiarkan sebuah kejahatan > berlangsung terus menerus. Jadi kalau saya melihat seorang perampok > melakukan perampokan lalu saya diam saja, maka saya termasuk melakukan > kejahatan ommisi, karena nggak berbuat apa-apa. Saya khawatir > pemerintah > kita dari masa ke masa kalau terus menjadi pemerintah komprador, yang > meladeni kepentingan asing yang merugikan bangsa, maka pemerintah itu > telah melakukan kejahatan. Disadari atau tidak. > > > > Kalau begitu, membongkar Freeport sama dengan mengembalikan martabat > bangsa? > > Betul! Ini masalah bangsa Indonesia. Jadi saya menggelindingkan > masalah besar ini dalam rangka save the nation, menyelamatkan bangsa > dan masa depan bangsa. Saya tidak ada kepikiran isu ini menjadi gerakan > politik yang remeh temeh, apalagi ada dagag sapi. Itu selain lucu, > terhina. Ini adalah proyek besar menyelamatkan bangsa. > > > > Seberapa parah imprealisme yang terjadi dalam kasus Freeport dan > lainnya saat ini? > > Saya kira cukup parah. Karena imprealisme itu berujung pada sebuah > bangsa kehilangan kedaulatan dan kebebasannya untuk membangun dirinya > sendiri tanpa bantuan asing. Sekarang ini kita mengetahui bahwa kita > kehilangan kedaulatan kita. Untuk memecahkan masalah ekonomi nasional, > kita pernah mendatangkan 'dukun' > > IMF. Sekarangpun utang kita sudah menjerat kita. > Sekarang pun di kabinet itu sesungguhnya kembali di zaman IMF. Karena > menteri keuangannya, menteri perdagangan dan Meno Ekuinnya itu > orang-orang yang berorientasi pada IMF. Kemudian juga lihatlah, kita > ini tidak berani mengangkat kepala menuruti kemauan WTO (World Trade > Organization, red). Orang Jepang, orang Perancis, Kanada, Amerika, itu > petaninya dilindungi. Tapi disini petani kita begitu tengkurap > menghadapi WTO, sehingga apapun kata WTO kita kerjakan. Kita ini jadi > bangsa terjajah. Gula kita impor, disuruh impor paha ayam kita lakukan, > impor beras, naikan BBM dan lain-lain. Jadi sudah tidak ada kedaulatan > lagi. Sehingga kalau dibandingkan dengan pimpinan negara lain seperti > Ahmadinejad yang melawan Barat, Mahathir yang berani menegakan kepala > terhadap Barat, atau pemerintah Korea Utara yang juga demikian, India, > Cina, atau negara-negara Amerika Latinnya. Saat ini dibandingkan > negara-negara tersebut, Indonesia menjadi tontonan yang tidak lucu. > Negara yang sudah merdeka 60 tahun, tapi mentalitasnya masih seperti > inlander. Jadi mari kita kembali menjadi bangsa yang berdaulat, tanpa > tekanan pihak manapun. > > > > Apakah ada kepentingan politik pribadi dibalik isu ini, misalnya > modal Anda di 2009 nanti? > > Pertanyaan Anda sudah banyak ditanyakan. Bahkan ada yang menyatakan, > "Pak Amien, Anda membedah soal Freeport ini secara sungguh-sungguh ini, > hanya karena menginginkan dana kampanye pilpres 2009 dari pak Ginandjar > Kartasasmita?" Saya gembira dengan komentar yang aneh-aneh ini. Tetapi > kita diajarkan oleh al-Qur'an, Faidza 'azamta fatawakkal 'alallah, > kalau > sudah bertekad tinggal bertawakkal pada Allah. Kalau diperjalan ada > pro-kontra, ada fitnah, itu sesuatu yang sangat biasa sekali. Nabi yang > sempurna saja itu dikatakan majnun, apalagi orang seperti Amien Rais. > > Al-Qur'an juga menyuruh kita untuk terus melakukan nahyi munkar. Kalau > kita dikritik lantas surut, maka yang keenakan ya yang korupsi itu. > Menurut saya, era Amien Rais itu sudah berlalu. Belakangan saya banyak > mengambil i'tibar (pelajaran, red) bahwa pemimpin itu harus istiqamah, > jangan sampai terjangkit penyakit nifaq (munafik, red). > > > > > > Sudahkah Anda mengunjungi http://www.kagama-mm.com/ hari ini? > *** THE TRADITION OF QUANTITY (Oops. We meant QUALITY) *** > > > > > SPONSORED LINKS > > > Undergraduate > <http://groups.yahoo.com/gads?t=ms&k=Undergraduate+business+schools&w1=U > ndergraduate+business+schools&w2=Business+school+essay&w3=Business+schoo > l+and+education&w4=Top+business+schools&w5=Best+business+schools&w6=Busi > ness+school+minnesota&c=6&s=182&.sig=VgryUoxC6rS3mieywkFJow> business > schools > > Business > <http://groups.yahoo.com/gads?t=ms&k=Business+school+essay&w1=Undergradu > ate+business+schools&w2=Business+school+essay&w3=Business+school+and+edu > cation&w4=Top+business+schools&w5=Best+business+schools&w6=Business+scho > ol+minnesota&c=6&s=182&.sig=FbqBjqXoDY6ilxLKUfyIIw> school essay > > Business > <http://groups.yahoo.com/gads?t=ms&k=Business+school+and+education&w1=Un > dergraduate+business+schools&w2=Business+school+essay&w3=Business+school > +and+education&w4=Top+business+schools&w5=Best+business+schools&w6=Busin > ess+school+minnesota&c=6&s=182&.sig=RPHUv97VdFX2sAb-F5zkVA> school and > education > > > Top > <http://groups.yahoo.com/gads?t=ms&k=Top+business+schools&w1=Undergradua > te+business+schools&w2=Business+school+essay&w3=Business+school+and+educ > ation&w4=Top+business+schools&w5=Best+business+schools&w6=Business+schoo > l+minnesota&c=6&s=182&.sig=Rfm0X0ve3cmxMarhSWGzaQ> business schools > > Best > <http://groups.yahoo.com/gads?t=ms&k=Best+business+schools&w1=Undergradu > ate+business+schools&w2=Business+school+essay&w3=Business+school+and+edu > cation&w4=Top+business+schools&w5=Best+business+schools&w6=Business+scho > ol+minnesota&c=6&s=182&.sig=FCkeQ31CeeuBdsK0SQbxSA> business schools > > Business > <http://groups.yahoo.com/gads?t=ms&k=Business+school+minnesota&w1=Underg > raduate+business+schools&w2=Business+school+essay&w3=Business+school+and > +education&w4=Top+business+schools&w5=Best+business+schools&w6=Business+ > school+minnesota&c=6&s=182&.sig=hPwXOv_LnPx_ZXpHfCE8Bg> school > minnesota > > > > _____ > > YAHOO! GROUPS LINKS > > > > * Visit your group "mm-ugm <http://groups.yahoo.com/group/mm-ugm> > " on the web. > > * To unsubscribe from this group, send an email to: > [EMAIL PROTECTED] > <mailto:[EMAIL PROTECTED]> > > * Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of > Service <http://docs.yahoo.com/info/terms/> . > > > > _____ > > > > > ----- > This message has been certified virus free by Medcoenergi Antivirus --------------------------------------------------------------------- To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi ---------------------------------------------------------------------