fyi, suber : www.kr.co.id (Kedaulatan Rakyat)
Thursday, 20 April 2006, Berita Utama (Hlm Luar) SOAL MELETUSNYA MERAPI,WARGA JANGAN TUNGGU WANGSIT; WISATA KALIURANG DI TUTUP SLEMAN (KR) - Menteri Sosial Bachtiar Chamsyah meminta warga sekitar Gunung Merapi tidak mempercayai mitos maupun wangsit terkait dengan aktivitas gunung tersebut. Masyarakat harus lebih percaya dan mematuhi anjuran pemerintah apabila harus segera mengungsi karena gunung akan meletus. Permintaan Mensos ini disampaikan saat meninjau kesiapan bunker atau Rulinda (rumah perlindungan darurat) di Gardu Pandang Kaliurang Sleman, Rabu (19/4). Mensos juga minta agar warga secepatnya mengungsi jika mendengar sirene sebagai tanda bahaya Merapi meletus. "Pokoknya begitu mendengar bunyi sirene, warga secepatnya menuju ke kendaraan pengangkut yang telah disediakan untuk mengungsi ke tempat yang aman," sambungnya. Permintaan senada dikatakan Gubernur DIY Sri Sultan HB X. Menurutnya, adanya pemahaman masyarakat yang masih menunggu firasat untuk mengungsi merupakan salah satu kendala yang dihadapi Pemkab Sleman. Namun, sebagai Gubernur DIY, dirinya punya kewajiban menyelamatkan masyarakat dengan evakuasi tersebut. "Perkara mau atau tidak itu urusan mereka. Tapi saya punya kewajiban mengamankan. Kalau tiba-tiba bleng (meletus) lalu saya baru bicara, nanti saya ya disalahkan. Tapi kalau sekarang suruh evakuasi, dibilang belum ada firasat, kan susah kalau begitu. Padahal sekarang Merapi sudah kritis, hanya saja kita tidak bisa memprediksi letusannya itu kapan," ucapnya. Menurut Sultan, prediksi kapan Gunung Merapi akan meletus sampai saat ini masih tetap sulit dilakukan. Kendati demikian, karena sebagai gubernur ia mempunyai kewajiban untuk melindungi dan menyelamatkan warga Sleman khususnya dari bencana letusan Gunung Merapi, maka melihat perkembangan yang terjadi di Merapi, diperkirakan letusan itu bisa saja terjadi 10 sampai dua minggu (14 hari) ke depan. Jadi saya itu tidak seperti paranormal yang lantas memperhitungkan dalam waktu 7-10 hari akan meletus. Enggak seperti itu. Tapi sekarang kan grafik perkembangan Merapi itu dalam posisi naik, sudah kritis. Tentu kita tidak tahu poin paling tinggi untuk meletus itu kapan. Hanya sekarang kondisinya sudah kritis. Karena kondisinya seperti itu ya dari insting kita kemungkinan meletus itu besar," ucap Sultan. Selain meninjau bunker di Kaliurang, Mensos juga mengunjungi barak atau tempat pengungsian yang telah disiapkan yakni gedung SMP 2 Cangkringan. Di tempat ini ditinjau kesiapan berbagai fasilitas untuk keperluan pengungsian. Sejumlah tenda telah terpasang di halaman gedung SMP 2 Cangkringan yang dijadikan barak pengungsian, untuk mengantisipasi kemungkinan membludaknya jumlah warga yang mengungsi sehingga tidak tertampung seluruhnya di gedung SMP itu. Sebelumnya, Mensos juga berkesempatan menyaksikan latihan atau simulasi evakuasi warga saat terjadi bencana Merapi di Balai Desa Kepuharjo Cangkringan. Usai meninjau kesiapan di Sleman, Mensos meneruskan peninjauannya ke Kabupaten Klaten dan Boyolali. Di salah satu posko pengungsian di Desa Dompol Kemalang Klaten, Mensos memuji kesiapan pemerintah daerah setempat dalam mengantisipasi bahaya letusan Gunung Merapi. Diantaranya telah didirikannya tenda-tenda penampungan pengungsian maupun simulasi evakuasi warga. Dalam kesempatan itu Menteri mengemukakan, telah menyediakan logistik sebanyak 170 ton beras untuk tiga kecamatan, terdiri Klaten, Boyolali dan Magelang. Sedangkan untuk Kabupaten Sleman telah dialokasikan tersendiri dengan jumlah yang lebih besar karena penduduk yang terkena dampak bahaya Merapi juga lebih banyak. Namun demikian, apabila persediaan beras yang dialokasikan tersebut tidak mencukupi, diminta Pemda Klaten mengajukan DO ke Dolog terdekat. Jangan sampai di Klaten terjadi kekurangan bahan makan saat terjadi pengungsian nanti. Penegasan serupa diungkapkan Mensos saat meninjau kesiapan Pemkab Boyolali di pengungsian Selo. Menurutnya, pemerintah telah berusaha maksimal untuk mengatasi segala persoalan yang menyangkut pengungsian warga sekitar gunung Merapi. "Semua sistem sudah jalan, logistik dan akomodasi sudah siap, bahkan semalam sudah disetujui untuk membangun jalan baru sepanjang 2 km di Dukuh Salakan, Desa Jrakah, Kecamatan Selo untuk jalur evakuasi," katanya. Perkembangan Merapi Sementara itu perkembangan aktivitas Gunung Merapi, masih tidak berubah banyak, yakni tetap dalam aktivitas yang tinggi. Pergerakan magma ke arah puncak terus terjadi. Data dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) hingga pukul 21.00, jumlah vulkanik dangkal (B) yang muncul sebanyak 113 kali. Sedangkan multi phase sebanyak 89 kali dan jumlah guguran sebanyak 7 kali. Sejak 12 April 2006 hingga sekarang, deformasi puncak Merapi bertambah dan titik reflektor telah bergeser sekitar lima sentimeter, sehingga diperkirakan kubah lava semakin mendekati puncak gunung tersebut. Tanda-tanda itu kelihatan dari lokasi pemantauan di Dukuh Gumuk Petung, Desa Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten," kata Sunarto petugas BPPTK yang sedang melakukan pemantauan aktivitas Gunung Merapi di daerah tersebut kepada wartawan. Berdasarkan pemantauannya, reflektor yang ditanam di puncak Merapi menunjukkan pergeseran sejauh sekitar lima sentimeter dari posisi awalnya. "Hal tersebut menandakan kubah lava semakin mendesak ke atas, sehingga kemungkinan merapi meletus semakin kuat," katanya. Namun demikian, status Gunung Merapi sampai saat ini masih tetap Siaga dan belum meningkat ke status Awas. "Menurut laporan BPPTK Yogyakarta, hingga saat ini tidak ada indikasi kuat untuk meningkatkan statusnya dari Siaga menjadi Awas," kata Kepala Badan Geologi Departemen ESDM Bambang Dwiyanto di Jakarta. Menurut Bambang, status akan ditingkatkan menjadi awas bila terdapat indikasi naiknya magma, melebarnya rekahan, dan peningkatan frekuensi guguran secara cepat. "Bila statusnya sudah meningkat menjadi Awas, maka evakuasi harus langsung dilakukan," katanya. Meski status Merapi belum ditingkatkan, namun kawasan wisata alam di Kaliurang Sleman, termasuk Plawangan dan Turgo serta Tlogo Puteri dan Tlogo Muncar, mulai 20 April 2006 ditutup untuk mengantisipasi kemungkinan Gunung Merapi meletus. Menurut Kepala Resor Polisi Hutan Kaliurang Suharyono, penutupan kawasan obyek wisata itu dilakukan sampai batas waktu yang belum ditentukan, atau sampai memperoleh informasi dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta bahwa kawasan tersebut layak dibuka kembali. Sedangkan penutupan Hutan Wisata Pronojiwo dan Plawangan sudah dilakukan sejak diumumkan peningkatan status aktivitas Gunung Merapi dari waspada ke siaga, sejak 12 April lalu. Sebagian besar pedagang di kawasan obyek wisata Kaliurang mulai menutup warungnya, setelah mereka membaca berita di koran lokal yang menyebutkan Merapi akan meletus pada tujuh hingga 10 hari mendatang. (Tim KR)-n --------------------------------------------------------------------- To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi ---------------------------------------------------------------------