Saya pikir, terlalu lebar mengaitkan Wilson Cycle dengan sejarah rifting suatu cekungan (pre-rift, syn-rift, post-rift, sagging, syn-inversion, post-inversion). Memang Daur Wilson itu dimulai dengan rifting episode. Sampai sejarah sagging masih mungkin diikuti, tetapi dari titik ini kemudian terjadi perbedaan yang jauh antara Daur Wilson dan sejarah rifting cekungan. Daur Wilson menghendaki ocean-floor spreading yang berujung ke pembukaan samudra baru. Dan, itu tak dipenuhi oleh sejarah cekungan. Sebab, di Indonesia Barat, tak ada sejarah pemekaran dasar lautan yang didahului oleh rifting. Maka, tak cocok membawa Wilson Cycle ke sejarah rifting cekungan.
Coba kita dudukkan dulu terminologi Wilson Cycle dengan benar agar tak terjadi kelirumologi. J. Tuzo Wilson, seorang ahli geologi Kanada, mengajukan suatu daur tektonik tentang pembukaan dan penutupan lautan pada awal 1970-an (kemudian daurnya itu dikenal sebagai Wilson Cycle). Di dalam daur ini termasuk continental fragmentation (yang didahului rifting), pembukaan dan penutupan ocean basin, dan re-assembly kontinen. Satu Daur Wilson ini lamanya rata-rata sekitar 500 juta tahun. Nah, sejarah rifting cekungan hanya masuk di awal-awal saja bukan ? Saat ini, Wilson Cycle telah berkembang menjadi apa yang disebut "Supercontinent Cycle Hypothesis", yaitu bahwa supercontinent terjadi telah melalui daur-daur Wilson sebab superkontinen disusun oleh semua atau hampir semua massa daratan di Bumi, break-up, dan re-form dalam suatu cyle yang lamanya 500 juta tahun. Kita masih ingat dengan baik supercontinent Pangaea (Pan-gaea = seluruh Bumi), sebuah superkontinen yang ada di penghujung Masa Paleozoikum. Mengikuti Daur Wilson, Pangaea mulai pecah selama Trias, dan sampai sekarang masih belum bersatu lagi, terdistribusi menjadi sebaran benua dan lautan seperti sekarang. Umur Bumi tak hanya sejak Paleozoik. Benua telah ada sejak 4000 juta tahun yang lalu. Maka, Pangaea tentu bukanlah satu-satunya superkontinen yang pernah dipunyai Bumi. Di Kurun Proterozoikum, pernah ada beberapa superkontinen (a.l. Rodinia di sekitar 3000-2500 Ma) yang pecah lagi, melalui beberapa superkontinen lebih muda, dan akhirnya re-assembly menjadi superkontinen yang kita kenal dengan baik : Pangaea. Begitulah menempatkan terminologi Wilson Cycle. Kita kembali ke Gunung Kidul, Yogyakarta. Mengapa kita mesti harus selalu menggunakan terminologi syn-rift, post-rift, sagging, syn-inversion dll. di mana-mana ? Tidak akan cocok. Terminologi itu hanya cocok dan bagus untuk diterapkan di cekungan2 belakang busur Indonesia Barat (back-arc basin). Ke Indonesia Timur, kita menggunakan terminologi yang lain yang berhubungan dengan proses rift-drift-collision- proses pecahnya tepi utara Australian Plate dan pisahnya beberapa mikro-kontinen serta perbenturan mikrokontinen ke massa terrane lain. Apakah Gunung Kidul dalam sejarah stratigrafinya pernah menjadi back-arc basin ? Saya meragukannya, sehingga mencoba menerapkan terminologi sejarah rifting back-arc basin di Gunung Kidul tak akan cocok atau akan mengalami kesulitan. Saya pikir, Gunung Kidul pernah menjadi cekungan intra-arc pada Oligo-Miosen, dan setelah itu fore-arc basin. Tak pernah menjadi back-arc basin, kecuali kalau kita bisa menemukan jalur volkanik umur Eosen di Samudra Hindia sekarang. Lalu apa setting Wungkal-Gamping yang Eosen itu. Agak sulit melihatnya sebab setting Eosen Jawa sulit dimengerti karena datanya jarang. Dengan data yang ada sekarang, mungkin oceanic basin. Kondisi baru jelas saat Old Andesite Kebo Butak diendapkan, itu setting intra-arc dan sejarah tektonostratigrafinya adalah syn-orogen sediments (tak ada kan syn-rift ?). Nglanggran dan Wonosari pun hampir sama, hanya Wonosari reefal carbonates yang tebal itu memanfaatkan saat-saat volkanisme di wilayah ini reda pada 18-12 Ma. Jadi, dalam pikiran saya, kalau sekuen-sekuen syn-rift terus loncat menjadi sekuen kompresi, membingungkan, ya wajar saja sebab tak seharusnya terminologi back-arc basin diterapkan di wilayah yang bukan back-arc basin. Maka, untuk konfirmasi dulu, harus dicari, apakah setting tektonik Gunung Kidul pada saat pengendapan Gamping dan Wungkal. Kalau ia benar back-arc basin di mana volcanic arc nya. Yang jelas, pada saat Kebo Butak, Gunung Kidul adalah intra-arc, dan sejak Miosen Akhir ia adalah fore-arc. Petroleum system ? Ada beberapa fasies karbonat Wonosari yang bagus untuk jadi reservoir. Beberapa pasir turbidit volkaniklastik di Nglanggran dan Sambipitu pun bisa. Tetapi apa yang mau jadi source rocks ? Wonosari diendapkan sebagai barrier reef yang menghadap ke Cekungan Batur Agung di utaranya. Tetapi, apakah ada source-quality rocks yang diendapkan di depresi Batur Agung ? Saya melihatnya bahwa depresi ini masih diisi dominan volkaniklastik. Sementara trap pun kita tak/belum bisa banyak bicara sebab tak ada satu line seismik pun yang memotong Peg. Kidul. Kalau saja ada satu titik oil seepages aktif di wilayah ini, itu sudah indikasi sangat positif, tetapi kata teman2 UGM/UPN nihil katanya. Tetapi, kabarnya ada carbonaceous beds/coal di dalam Wungkal. Evaluasi petroleum system di wilayah ini masih dini, kerangka petroleum geology-nya pun belum tuntas kita mengerti. Salam, awang -----Original Message----- From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, May 10, 2006 6:52 AM To: Hendra Wahyudi; iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] Tectonic Cycle --> Need info Re: wilson cycle Need help --> Ada yg tahu tentang tectonic cycle. Saya jarang sekali bermain di Fore-arc sehingga ilmu ttg tectonic ini dangkal banget. Thanks. RDP --> Hendra, aku fw ke IAGI-net ya ... On 5/9/06, Hendra Wahyudi <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Assalamu'alaikum.... > Perkenalkan pak,nama saya hendra wahyudi dari jurusan teknik geologi ugm > angkatan 2003. Saya pertama kali bertemu dengan bapak waktu temu alumni ugm > Saya kagum dengan bapak, karena penjelasan bapak sangat menarik. > Saya mau bertanya tentang evolusi cekungan yang ada di pegunungan selatan. > Saya agak bingung apakah evolusi fore arc basin tsb bisa dikaitkan dengan > wilson cycle? > Berdasarkan penjelasan yang saya dapat di kampus, dikatakan bahwa formasi > Wungkal-gamping berada pada saat fase syn-rift tapi kemudian formasi yang > diendapkan setelahnya : formasi Nglanggran - Wonosari dikatakan berada di > dalam fase kompresi. Saya bingung, bukankah dalam wilson cycle setelah fase > syn-rift harusnya post rift, sagging, baru kemudian kompresi? Kemudian > apakah konsep wilson cycle itubisa diterapkan di segala jenis cekungan? > Mungkin tidak Formasi - formasi yang ada di kulonprogo dan struktur yang ada > di sana membentuk petroleum system? > Terima kasih atas perhatiannya pak. Maaf kalau saya mengganggu bapak > > > > ________________________________ > Blab-away for as little as 1ยข/min. Make PC-to-Phone Calls using Yahoo! > Messenger with Voice. > > -- "uniformity does not necessarily signify connectivity" --------------------------------------------------------------------- To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi --------------------------------------------------------------------- -- No virus found in this incoming message. Checked by AVG Free Edition. Version: 7.1.392 / Virus Database: 268.5.5/334 - Release Date: 5/8/2006 -- No virus found in this outgoing message. Checked by AVG Free Edition. Version: 7.1.392 / Virus Database: 268.5.5/335 - Release Date: 5/9/2006 --------------------------------------------------------------------- To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi ---------------------------------------------------------------------