DMO berlaku setelah 5 th produksi bila lapangan itu mendapat incentive new field, semua revenue hasil DMO langsung masuk ke kas Negara melalui Bank Indonesia.
Salam: LTH -----Original Message----- From: R.P. Koesoemadinata [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Saturday, May 06, 2006 5:53 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Perlunya 'Geographical source based energy policy' SEbetulnya kan ada yang disebut DMO, setiap PSC harus menjual 25% dari produksinya dengan harga 10% dari harga pasaran international untuk pasaran dalam negeri. Nah alihkan saja DMO ini untuk PLN. BTW kemana larinya DMO ini? ----- Original Message ----- From: "Liamsi" <[EMAIL PROTECTED]> To: <iagi-net@iagi.or.id> Sent: Wednesday, August 03, 2005 9:47 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Perlunya 'Geographical source based energy policy' > > Salah satu faktornya adalah banyak yang dulu ( terutama industri ) > mempunyai > Pembangkit listrik sendiri dg BBM (PLTD) karena sekarang harga BBM nya > mahal > maka banyak yang menggunakan listriknya dari PLN yang lebih murah , karena > tarif listrik PLN tidak bisa dinaikan sesuai mekanisme pasar ( > regulated ) > akibatnya PLN kelebihan beban.Kalau kapasitas tdk ditambah ya byar pet > terus, Dengan harga BBM industri 5500 Rp/l maka kalau 1 kwh membutuhkan > 0,3 > liter BBM maka hanya untuk biaya bahan bakarnya saja sudah 1650 Rp/Kwh , > padahal kalau beli listrik dari PLN cuma paling mahal 1000 Rp/Kwh, disisi > lain PLN didaerah ini karena masih banyak pakai BBM maka harus nombok. > Apakah Mahal Listrik itu ? kalau ruang tamu kita ada lampu neon 40 W kita > hidupkan 12 jam ( jam 6 sore - 6 pagi ) maka kita cuma menghabiskan uang > sbb = 12 x 40 W = 480 Wh atau 0,480 Kwh , kalau direkening listrik kita > per > Kwhnya Rp.600,- maka kamar Tamu kita yang semalaman terang benderang cuma > kena 300 Rp , untuk Beli krupuk didepan rumah saja tidak dapat. > > ISM > > > Orang luar kaltim suka mentertawakan kondisi kaltim, punya apa saja > untuk PTL selain air, tapi selalu byar-pet. Ada niatan sebenarnya > membangun Power plant yg lebih besar kapasitasnya, tapi masalah yang > timbul kelebihan dayanya mau dikemanakan?, karena Industri tak banyak > disini.jadi saja rencana tinggal rencana, akibatnya tiap rumah sedia > gen-set untuk mengantisipasi musim byar-pet. > > On 5/5/06, Nataniel Mangiwa <[EMAIL PROTECTED]> wrote: >> sekedar informasi kecil.. >> Balikpapan yang termasuk Kalimantan Timur dan yang juga termasuk >> daerah kaya sumber energi (coal+hydrocarbon), tetapi keadaan >> kesehariannya tidak tercermin demikian. >> >> Balikpapan cukup akrab dengan kasus Byar-Pet. bahkan hal ini termasuk >> dari 2 hal Janji Palsu yang selalu dielu-elukan pada PILKADA >> Balikpapan kemarin, yaitu: >> 1. menjamin tidak ada lagi Byar-Pet >> 2. menjamin ketersediaan air bersih. >> >> sepertinya tetep saja faktor efisiensi manusia masih sangat bereperan >> penting dalam pengelolaan energi, yang dalam kasus Balikpapan ini >> energi berlimpah tetapi Byar-Pet pun berlimpah. dan ini masih terjadi >> sampai sekarang ;-( >> >> Salam Wik-en, >> Natan >> >> On 5/5/06, [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]> wrote: >> > > >> > Rekan rekan >> > >> > Memang benar diperlukan "geographical source based energy" spt yang >> > dikatakan Rovicky TAPI ini tidak akan berarti apabila energi listrik >> > yang dihasilkan ditransfer ke Jawa untuk menghidupi industri di >> > P.Jawa. >> > Kita sama sama menyadari betapa beban sosial/ekonimi dan lingkungan >> > yang ditanggung oleh P.Jawa. >> > >> > Strategi berikutnya adalah harus memaksa kegiatan ekonomi pindah ke- >> > daerah yang memiliki sumber energi .(Sumbagsel, Kaltim , Kalsel) >> > >> > Tentunya dengan syarat syarat yang menarik para pengusaha dan investor >> > (umpama : tax holiday bagi pajak daerah , energi mestimya lebih murah >> > dsb). >> > >> > Apakah ini mungkin ?Saya kira sangat mungkin , apalagi kalau PemDa-nya >> > tidak berfikiran "ingin dapat PAD dalam waktu singkat" ( sehingga >> > baru saja investor kulonuwun sudah di"pajak"-i), dengan mengeluarkan >> > PerDa 2 yang kurang masuk akal. >> > >> > >> > Si - Abah >> >> --------------------------------------------------------------------- >> To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id >> To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id >> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id >> >> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: >> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta >> No. Rek: 123 0085005314 >> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) >> >> Bank BCA KCP. Manara Mulia >> No. Rekening: 255-1088580 >> A/n: Shinta Damayanti >> >> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ >> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi >> --------------------------------------------------------------------- >> >> > > > -- > OK TAUFIK > > --------------------------------------------------------------------- > To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id > To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id > > Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: > Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta > No. Rek: 123 0085005314 > Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) > > Bank BCA KCP. Manara Mulia > No. Rekening: 255-1088580 > A/n: Shinta Damayanti > > IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ > IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi > --------------------------------------------------------------------- > > > > > --------------------------------------------------------------------- > To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id > To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id > > Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: > Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta > No. Rek: 123 0085005314 > Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) > > Bank BCA KCP. Manara Mulia > No. Rekening: 255-1088580 > A/n: Shinta Damayanti > > IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ > IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi > --------------------------------------------------------------------- > --------------------------------------------------------------------- To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi --------------------------------------------------------------------- --------------------------------------------------------------------- ----- PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru ----- Call For Papers until 26 May 2006 ----- Submit to: [EMAIL PROTECTED] --------------------------------------------------------------------- To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi ---------------------------------------------------------------------